Judulnya udah provokatif banget. Haha. Selama saya belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris lebih tepatnya di TEST English School, ada pelarian saya selama 2 kali. Kabur dari kelas IELTS dan parahnya berhasil mengajak teman-teman untuk ikut bersama saya. Hahah. ketawasetan Tulisan ini sebagai pengakuan dosa yang indah
Malang yang terletak di tak jauh dari Kampung Inggris, Pare memiliki ratusan tempat bagus. Jaraknya hanya sekitar 70 km dari Kampung Inggris. Jadi, saya dan teman-teman kamar memutuskan untuk menyewa motor. Harganya cukup murah yaitu 50 ribu per 24 jam. Saya sudah mempunyai langganan di sebelah TEST English School. Ibunya baik. Ini faktor paling penting. Tapi tetap saja ia bertanya “Kok hari ini gak les? Lagi libur opo?” tanyanya dua kali. Saya ketawajahat tersenyum dan kemudian segera memberikan KTP tanpa menjawab lebih lanjut. 
Pelarian pertama berjalan cukup mulus. Karena sebelumnya saya sudah pernah ke Malang bersama Faisal untuk bertemu dengan Kak Icha yang telah menikah. Sehingga saya didapuk sebagai kapten dalam perjalanan ini. Jalanan menuju Malang kita akan disuguhi pemandangan hutan pinus di sebelah kanan dan kiri. Udaranya segar. Padahal kita berangkat pukul 11 siang. Kami memacu kendaraan perlahan. Saya bertanggungjawab dalam pelarian ini, jika ada yang terluka saya yang dimarahi Ibu Mertua. #ups. 
Sepanjang perjalanan ada beberapa tempat wisata yang kami lewati. Coban Kethak dan Coban Sewumerupakan tempat wisata yang terletak tidak jauh dari jalan utama. Jika menuju Malang dari Pare, tak ada salahnya menyempatkan diri kesini. Daripada kayak saya, menyesal sendiri. 
Kami sempat singgah di sebuah masjid di daerah Pujon. Daerah ini terkenal sebagai salah satu pemasok susu skala nasional. Karena itu sebuah perusahaan besar mengambil susu sapi di Pujon sebagai bahan baku utama mereka. Jika sempat, mampir di Koperasi Sae Pujon disana ada tempat menjual susu segar langsung dari pemerah. Saya sempat melihat banyak orang lalu lalang membawa kaleng berisi susu. 
Akhirnya kami tiba di destinasi utama, Coban Rondo. Tiket masuk ke kawasan ini Rp. 15.000 per orang. Sebenarnya jika dibandingkan dengan air terjun yang pernah saya lihat, Coban Rondo ini termasuk tinggi namun debit airnya sangat sedikit. Padahal kami bertemu hujan diperjalanan tadi, tapi tetap saja air yang mengalir tak begitu banyak. Menurut artikel, debit air si Coban Rondo ini sekitar 90 liter per detik di musim kemarau dan 150 liter per detik di musim penghujan. Terletak di ketinggian 1.135 Mdpl, membuat suasana Coban Rondo lumayan dingin. Sumber mata air Coban Rondo adalah Cemoro Dudo yang terletak di lereng Gunung Kawi. 
temen escape to Malang (ini dia pesakitannya)
hutan pinus di kawasan wisata Coban Rondo seger beudh.
Konon kabarnya air terjun ini digunakan sebagai tempat persembunyian seorang putri yang baru menikah. Namanya Dewi Anjarwati. Ia dan suaminya Raden Baron Kusuma melakukan perjalanan ke Gunung Anjasmoro. Tapi di tengah perjalanan mereka bertemu dengan Joko Lelono yang terpikat oleh Dewi Anjarwati. Akhirnya Raden Baron dan Joko Lelono pun bertempur. Dewi Anjarwati pun disembunyikan di air terjun (bahasa Jawa Coban adalah air terjun). Sayangnya Raden Baron pun tewas. Meninggalkan Dewi Anjarwati menjadi janda (bahasa Jawa Rondo berarti Janda). Hingga air terjun ini pun dinamakan Coban Rondo.  
Sebelum ke Coban Rondo, kami mencicipi bermain maze di sekitaran kawasan wisata Coban Rondo. Lumayan untuk seru-seruan. Di maze ini, kita bisa mengambil foto bersama yang unik. Saya membayangkan menjadi pelari di buku seri Maze Runner. Apalagi hari mulai malam, langit sudah berubah jingga. Dan saya sempat terpisah dari teman-teman yang lain. Lumayan menakutkan kalau be
rmain maze di sore hari. Tapi sisi bagusnya adalah tidak ada orang selain kami yang bermain disini. Tiket masuknya Rp. 10.000 per orang.
Kami segera menuju Alun-alun Batu. Mencicipi susu segar di toko Pojok dan Pos Ketan Legenda – 1967. Wajib banget kalau ke Batu untuk nyicip dua kuliner ini. Disana ada Rifqy Faiza Rahman, pemilik blog www.papanpelangi.com. Ia siap menjadi guide kami esok hari. Rencananya kami akan menjelajah beberapa sudut Kota Malang yang memiliki tempat bagus untuk foto. Ini adalah kali pertama saya bertemu dengan Rifqy. Setelah sebelumnya kami berteman di dunia maya beberapa bulan lalu. 
Pagi harinya kami pun bersiap. Rifqy akan mengajak kami menuju Coban Pelangi. Tempat ini terletak di Desa Gubukklakah, Kecamata Poncokusomo, Kabupaten Malang sekitar 30 km dari Kota Malang. Sekitar 1,5 jam kami pun tiba disana. Ternyata kami harus trekking. Karena lokasi air terjun ini masuk ke dalam hutan. Oia, dari sini kita bisa menuju Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Saya suka dengan jalanan menuju tempat wisata. Seakan naik gunung karena jalur sangat menanjak. Tantangan! Untungnya saya dan Indari bisa tiba juga disana. Di sepanjang sisi, kami melihat perkebunan apel yang berwarna hijau. Apel malang yang terkenal diproduksi di desa ini. 
tukang kabur bersama owner www.papanpelangi.net dan sahabatnya, mas Eko
Jembatan Cinta tapi sendirian.. pedih
Waktu menunjukkan pukul 10.05 WIB. Beberapa dari kami mencicipi air segar untuk wudhu dan shalat dhuha di mushalla kecil. Suara burung bercuit-cuit dan berkejaran di dahan pohon membuat saya semakin kagum. Kami pun melanjutkan perjalanan. Melewati Jembatan Cinta. Sayangnya saya tidak datang kesini dengan pasangan. #eaaa.. Setibanya di Coban Pelangi kami berharap dapat melihat pelangi disini. Namun ternyata sinar matahari sedang tak bersahabat. Ia menunjukkan wajah muram. Jadi kami hanya berfoto dan kemudian kembali. Karena masih ada dua tempat yang ingin ditunjukkan oleh Rifqy kepada kami. Kami berkejaran dengan waktu dan hujan.
Candi Kidal. Bukan karena pembuatnya bertangan kidal ya.. hahah
Kami memacu motor, pemberhentian berikutnya adalah Candi Kidal. Ia terletak di daerah Kidalrejo, Kecamatan Tumpang. Lokasinya berada di tengah perumahan warga saat ini. Candi ini dibuat sebagai tempat persemayaman Raja Anusapati. Menurut sejarah candi ini merupakan candi peninggalan dari Dinasti Singasari dan merupakan candi pemujaan tertua di Jawa Timur. Kita bisa melihat relief garuda yang terpahat di situs ini. Konon katanya garuda ini merupakan salah satu serat Jawa Kuno mengenai Garudheya. Obyek wisata ini buka mulai pukul 07.00 – 17.00 WIB. Belum ada tiket masuk resmi, jadi kalian bisa memberikan uang seikhlasnya. 

 

Kami pun melanjutkan perjalanan. Kali ini Rifqy menuntun kami menuju Candi Jago. Terletak di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang. Lokasinya dekat dengan jalan raya sekitar 200 meter. Kita bisa melihat situs ini berdiri gagah. Menurut sejarah situs ini didirikan sebagai bentuk penghormatan bagi Raja Singasari ke-4 yaitu Sri Jaya Adityawan (Majapahit). Arsitektur candinya berundak dengan tinggi 9,97 m, lebar 14 m, dan panjang 23,71 m. Ketika kami tiba disini, sudah banyak anak-anak yang memanjati candi ini. Bagian atas candi seperti berlubang. Ada yang hilang. Ketika kami mulai menuruni candi, hujan mulai turun. Kami pun pulang ke Kampung Inggris di bawah rintik hujan.
We are at the top of the world
relief yang ada di candi Jago

Saya pikir itu adalah pelarian saya terakhir, ternyata saya melakukan pelarian yang sama di bulan Januari. Kali ini saya bersama teman-teman IELTS menuju Omah Kayu. Sebuah tempat wisata kekinian di daerah Malang. Lokasinya dekat dengan Gunung Banyak. Terletak di ketinggian 1.340 mdpl membuat tempat ini bisa melihat kota Malang dari ketinggian. Apala
gi jika datang kesini di saat pagi ataupun malam hari. Kita juga bisa mencicipi bermain paralayang. Sampai saya sempat berjanji akan bermain paralayang jika nilai IELTS saya mencapai 7.5, tapi toh nilai IELTS saya tetap dibawah 7.5. hiks. Harga bermain paralayang satu kali naik 350 ribu. 
Disini juga ada hotel unik yang terbuat dari kayu. Jadi jika ingin menghabiskan malam bersama pasangan halal silakan. Banyak rumah kayu yang disediakan oleh pihak pengelola. Kapan lagi nginep romantis sambil liat pemandangan cantik dari ketinggian. 
kapan adek diajak bang? eaaa.
Kode nih untuk punya pasangan halal. Kapan nih adek diajak bang? Wkwkwk.
nb : perjalanan pertama di  tanggal 4 Desember 2015 dan perjalanan kedua tanggal 1 January 2016. Thanks to Rifqy Faiza Rahman atas guide nya di Malang. Semoga jadi amal jariah. 🙂
 
Ditulis di Iskindo, Jakarta
8:59 WIB Jumat, 16 September 2016
Sambil denger lagu Dancing On My Own – Calum Scott dan buka-buka buku Diary Harian.
anak-anak. #upsss
my wishlist. Inshaa Allah..

Kabur ke Malang dari Kampung Inggris

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

9 Responses

  1. Hmmmm, pelarian yang tetap berbuah manis: beasiswa ke Kanada. Semoga kapan-kapan bisa ngopi lagi yaa, tapi jangan disuruh nyanyi karaoke 🙂

  2. hai mas Takdos, saya pembaca blog kamu loh. Thank you udh mampir. 🙂

    main-mainlah ke Malang mas. Ada mas Rifqy disana. heheh

  3. Hai Mbak Susan dan Mas Adam salam kenal. wah terima kasih sudah mampir. Iya, Malang punya banyak destinasi bagus. Pengen bisa lebih lama disana. hiks. 🙁

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

    Trending posts

    No posts found

    Subscribe

    Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.