Terletak di Jalan Hertasning Timur, setelah Pom Bensin, maka kalian akan melihat gang kecil di sebelah kanan. lebarnya hanya 2 meter, dan kira-kira 50 meter kita akan melihat sebuah gerbang bertuliskan “Monumen Maha Putera Emmy Saelan”.

Awalnya monumen ini dibangun dilengkap dengan taman yang berisi permainan anak. Pada tahun 1985, Menko Polkam Surono meresmikan monumen ini. Bentuk monumen ini runcing di bagian atasnya, dan terdiri dari tiga pilar asimetris.

Keramik di monumen tersebut sudah rusak dan kotor. Terlihat tidak adanya perawatan pada monumen ini. Padahal sejarah tempat ini lumayan mengharukan. Di tempat inilah seorang pejuang bernama Emmy Saelan gugur dalam peperangan melawan Belanda.

Beliau bersama para pejuang lainnya, di antaranya adalah Wolter Robert Mongisidi, tengah melakukan long-march menuju Polongbangkeng, di daerah Gowa-Takalar. Lalu, ketika tiba disana, mereka dihadang pasukan Belanda. Terjadi pertempuran sengit yang akhirnya menewaskan Emmy Saelan. Sedangkan WR Mongisidi kemudian tertangkap dan dipenjarakan di markas NICA yang sekarang menjadi Asrama Lompobattang, milik Kodam VII/Wirabuana di Jalan Rajawali.

Pembangunan monumen bukan harus untuk dipuja namun kita harus mengingat dan mengenang jasa para pahlawan dalam merebut kemerdekaan Indonesia saat ini. Karena tanpa mereka, mungkin kita tidak akan merasakan nikmatnya “kemerdekaan”…

selamat berwisata kota.

Monumen Emmy Saelan yang Terlupakan

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

    Trending posts

    No posts found

    Subscribe

    Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.