Panjang bener judulnya, dlien. #abaikan
Cerita dimulai dari ajakan seorang Travel Blogger ternama kak Vika Octavia #Adlienbelajarmenjilat yang mengajak temen-temen Travel Blogger untuk makan siang bersama dengan Pak Imam Nahrowi selaku Menteri Pemuda dan Olahraga pada Sabtu, 8 Oktober 2016 di acara Tafisa Games 2016. Saya sudah siap dengan kemeja, celana hitam, dan sepatu kulit. Hingga akhirnya saya tiba di Pintu Barat Taman Impian Jaya Ancol tepat pukul 10.00 WIB sesuai dengan kesepakatan. Sudah ada beberapa blogger ternama disana. Kami diberikan gelang tanda masuk Ancol gratis sebagai salah satu participant acara Tafisa Games 2016. 
Apa itu Tafisa Games 2016? Pasti banyak yang belum pernah mendengar mengenai Tafisa. Karena sejujurnya ini adalah pertama kalinya saya mendengar kata Tafisa Games. Tafisa adalah kependekan dari Asosiasi Olahraga untuk Semua (The Association For International Sport for All). Jadi Tafisa itu adalah singkatan dalam bahasa Inggris. Olahraga ini didukung lembaga PBB Unesco dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) serta memiliki lebih dari 270 anggota dari lebih 150 negara. Untuk tahun 2016, ada 73 negara yang mengonfirmasi kehadirannya dalam acara akbar ini. Indonesia mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan rumah setelah Busan, Korea Selatan pada tahun 2008. Tafisa bisa dikatakan sebagai organisasi yang menaungi olahraga tradisional masyarakat dunia, maupun cabang olahraga yang tidak dipertandingkan dalam olimpiade.
Perjalanan pertama kami adalah Lagoon Ancol yang terletak di bagian timur. Berasa salah kostum ketika memasuki arena ini. Karena nyaris semua orang bertelanjang kaki dan menggunakan kaos. Dengan garis pantai yang terdiri dari pasir putih, lokasi ini dipilih sebagai tempat pelaksanaan Beach and Water Sport Festival. Saya melihat banyak orang yang bermain voli pantai, balap kapal naga, banana boat, futsal pantai, pull up, perahu hias bahkan petanque. Ternyata hari ini sedang Special Sport for All Student. Panitia membagikan baju kaos gratis bagi siapa saja yang mau mengikuti kegiatan di pantai. Murid-murid hanya tinggal mendaftarkan nama mereka di panitia dan mereka segera mendapatkan baju kaos. Semua permainan yang ada disini bisa dicoba dengan gratis. Banana boat misalnya. Di hari biasa, olahraga rekreasi ini harus merogoh kocek yang tak murah. Namun di acara Tafisa Games 2016, semua orang bisa mencoba banana boat dengan gratis. 
Pak Menteri main petanque
Menurut sebuah website, dana yang disiapkan untuk acara ini sekitar 401 miliar. Sedikit lebih tinggi daripada event Tafisa Games 2008 di Busan. Sehingga acara ini diharapkan menjadi ajang olahraga seru bagi seluruh masyarakat Indonesia. Ada 27 provinsi yang ikut serta mengirimkan peserta untuk menjadi wakil dalam kegiatan Tafisa Games. Dengan sekitar 9000 delegasi yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, membuat Tafisa Games menjadi ajang yang cocok untuk memperkenalkan warisan dan khazanah olahraga tradisional masing-masing negara dan daerah. 
Saya berkesempatan untuk melihat olahraga tradisional dari negara lain. Sebut saja Petanque (dibaca : petang) , olahraga dari Perancis yang menggunakan bola besi besar dan kecil. Semua orang bisa memainkan olahraga Petanque karena tidak membutuhkan kekuatan. Hanya konsetrasi agar bola besi yang kita lempar bisa mengenai bola besar yang ada di dalam lapangan. Pemain diharuskan berlari sedikit hingga garis yang ditentukan, kemudian melempar bola besi yang dipegang. Hampir mirip dengan posisi tubuh ketika bermain bowling, tapi bola tidak digelinding, namun harus dilempar ke arah lingkaran yang ada. Sedikit informasi, Petanque sudah menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan sejak tahun 2001 di ajang SEA Games 2001. 

 

main games

 

Kemudian ada juga olahraga tradisional dari negara tercinta Indonesia. Kami sempat menyaksikan perhelatan permainan tradisional dri berbagai daerah. Ada Sepak Takraw Kranjang dari Kediri yang dimainkan oleh 6 orang atau biasa disebut Krawnjang. permainan ini menggunakan keranjang yang diletakkan di sebuah tiang dan sedokan sampah dari jalinan bambu (digunakan untuk menyedok pasir). Peserta terbagi dalam dua kelompok. Setiap kelompok harus memasukkan bola takraw ke dalam keranjang bambu. Dibutuhkan kerjasama antar setiap peserta agar bola masuk ke dalam keranjang. Karena bola takraw tak lebih dari satu meter. Jika bola berhasil masuk ke dalam keranjang, maka peserta akan memasukkan pasir ke dekat tiang lawan. Permainan dianggap selesai jika bola takraw masuk dalam keranjang paling banyak. 
Ada beberapa permainan tradisional yang ditampilkan. Namun kami harus bergerak ke sesi acara lainnya. Kali ini melihat permainan tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Barat. Beberapa permainan yang dibuat seperti Triathlon ini terdiri dari 6 permainan. Salah satunya adalah menembak dengan tembakan bambu yang menggunakan peluru buah leunca. Saya ingat jaman dulu suka banget mainin tembakan ini, sampai berantem dengan tetangga sebelah. Permainan ini dibawa oleh Komunitas Hong, yang didirikan oleh Pak Zaini Alif. Beliau pernah beberapa kali menjadi pemateri dalam kegiatan PK LPDP. Bapaknya hebat euy, mau menjadi pioner orang Indonesia yang melestarikan permainan tradisional, di saat anak-anak Indonesia lebih memilih di depan PC maupun smartphone. 

 

ayoo ada yang masih inget ini game apa?

 

Di arena ini pula terdapat banyak kompetisi yang melibatkan banyak negara. Ada stand Australia yang mengajarkan games frisbee. Saya bersama teman-teman Travel Blogger sempat bermain bersama Windy yang juga atlet frisbee. Tak hanya itu, ada juga Dagongan yang dimainkan oleh dua kelompok. Bambu dengan panjang sekitar 5 meter bukan ditarik melainkan didorong ke sisi lawan. Jika tidak kuat mendorong, maka bisa dipastikan kalah. Peserta mancanegara terlihat antusias untuk bermain Dagongan yang berasal dari Sumatera. Olahraga ini biasa dimainkan di pinggir pantai. 
Secara keseluruhan acara Tafisa Games sangat menarik namun sangat disayangkan, panitia tidak memperhitungkan publikasi acara ini. Untuk skala internasional, Tafisa Games tidak terdengar gaungnya. Padahal event ini bisa dijadikan sebagai salah satu media promosi wisata Indonesia kepada dunia. Saya sempat berbincang dengan salah satu peserta Draught competition yang merasa senang dengan Indonesia. Saya lupa namanya, karena agak sulit diucapkan. Ketika saya tanya tentang Indonesia dengan mantap ia menjawab “I will come again next year,” kata-kata itu terngiang di telinga saya hingga saat ini. Jika pengelolaan divisi publikasi lebih baik, saya rasa event ini bisa menjadi ajang pengenalan permainan tradisional dan rekreasi.

 

dari Tafisa games

 

Indonesia akan menjadi tuan rumah untuk Asian Games 2018, semoga event Tafisa Games ini menjadi bahan pembelajaran bagi penyelenggara. Publikasi yang sangat baik dibutuhkan agar sebuah event olahraga dapat dinikmati segala lini masyarakat. akhir kata, semoga olahraga Indonesia bisa maju. Pantang mundur.. 🙂
 
ditulis di ISKINDO
13:46 PM Senin 10 Oktober 2016
sambil denger instrumental dari Kenny G
#tafisagames2016 #sportsarefun #tafisa

Olahraga Seru di Tafisa Games 2016 #SportsAreFun

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

7 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

    Trending posts

    No posts found

    Subscribe

    Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.