Dengan nama lengkap Hj. Maryam Lestaluhu dilahirkan di Tulehu, 10 April 1934, beliau merupakan pelopor pendidikan untuk orang islam di Tulehu. Kiprahnya dalam dunia pendidikan dimulai sejak ia memilih untuk terus melanjutkan hingga tingkat SMP. Dimana saat itu pendidikan tertinggi hanya dicapai sampai kelas 3 SD.

Nenek dalam ingatan masa kecil saya adalah seorang pejuang yang benar-benar memiliki passion yang tinggi dalam mendidik anak. Beliau rela naik ojek, angkot dan kereta api dari Bekasi hingga ke Bojonggede. Demi melihat kondisi cucu-cucunya yang sering ditinggal kerja oleh Ayah dan Bundanya.

Dalam setiap kunjungannya, beliau selalu menekankan pentingnya pendidikan. Awalnya beliau selalu mengarahkan agar saya menjadi dokter. Beliau sangat menginginkan salah satu cucunya menjadi Dokter. Dan sekarang sudah ada Ghea yang menjadi jawaban setiap doa nenek. 😀

Beliau selalu membuatkan Klapertaart yang sangat enak. Saya kenal Klapertaart dari nenek dan kemudian menjadi salah satu kudapan favorit saya. Hingga saat ini. Klapertaart yang dibuat dari kelapa yang dipetik dari kebun belakang rumah, kemudian taburan kayu manis yang harum membuat saya selalu mengingat rasanya. Sampai saat ini. Setelah 18 tahun berlalu.

Cerita tentang tanah kelahirannya di Tulehu juga membuat saya ingin untuk menginjakkan kaki di Tulehu. Tentang Air Waelatu yang menjadi tempat bermain Nenek masa kecil bersama kakak dan adiknya. Air yang tak pernah kering dan berisi belut morea yang berusia ratusan tahun. Cerita tentang perjuangan rakyat melawan penjajah. Nenek adalah pencerita yang sangat hebat. Beliau menulis buku sejarah tentang Sejarah Perjuangan Islam Rakyat Maluku yang baru saya sadari sekarang, bahwa buku ini sangat keren! awesome book! Banyak data yang tidak akan kita dapatkan di sumber sejarah lainnya. Karena memang kelemahan orang Maluku adalah dokumentasi. Banyak cerita-cerita sejarah hanya diceritakan turun temurun secara lisan. Bukan tulisan. Dan Nenek dengan sangat brilian menuliskan cerita itu semua berdasarkan catatan harian, kapata-kapata dan informasi dari orang tua-tua. Keren!

Nenek adalah seorang yang perfeksionis. Ketika beliau datang ke rumah, secara otomatis kami akan merapihkan rumah. Kami berlima membagi tugas. Saya merapihkan lemari pakaian, melipatnya kembali satu-satu, kemudian Milzam menyapu, Hany membantu saya, Majid menyapu, dan Azizah yang masih kecil turut serta membantu. Nenek selalu menasihati kami mengenai kebersihan, namun memang pada dasarnya Ndablek’, setelah Nenek pergi ke Bekasi, rumah akan kembali berantakan.

Mengenal Nenek seperti mengenal seorang pahlawan. Beliau yang setelah cerai dari Datuk, kemudian mengambil alih tugas dan tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Dengan tekad kuat, beliau berjanji akan membuat ketiga anaknya menyelesaikan studinya. Dan ketiga anaknya berhasil menyelesaikan studinya di bidang masing-masing. Anak pertama, dr.Yasni Rufaidah adalah lulusan kedokteran UNHAS. Anak kedua, Dr.Elmi Nurhaidah melanjutkan jenjang pendidikan sampai doktoral perikanannya di Perancis dan Jerman. Sementara anak ketiga, Nasrul Irianto, SE lulusan sarjana Ekonomi Jayabaya.

Saya sangat bangga dengan beliau, karena beliau memiliki cita-cita untuk bisa menjaga bahasa asli Uli Solemata dari Tulehu tetap lestari. Ada cita-cita beliau untuk membuat kamus yang hingga saat ini belum saya selesaikan. Saya benar-benar bersalah. Maafkan, nek. Cucumu ini terlalu terlena dengan pekerjaan. Saya berjanji akan menyelesaikannya.

Saya berjanji untuk menyelesaikan. di ulang tahunmu ke 85, kamus itu akan engkau pegang sebagai hadiah. Terima kasih Nek untuk segala bimbingan dan arahanmu. We love you!

ditulis di Harta Samudra, ketika makan siang sambil dengar lagu Sam Smith
Selasa, 14 April 2015 12:30 Wita