Naik kereta api tuuut tuuut tuuut.

 

Siapa hendak turut? Ke Bandung, Surabaya..

 

Bolehkah naik hendak percuma

 

Ayo kawanku lekas naik

 

Kereta ku tak berhenti lama…
Saya selalu menyanyikan lagu itu ketika menaiki kereta. Entah kenapa kenangan masa kecil mengenai kereta akan segera kembali lagi. Dan bulan September mendatangkan memori indah tentang masa kecil itu. Saya mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam kegiatan #travelingbytrain yang dilaksanakan oleh PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) dalam rangka ulang tahun yang ke 70. Pada tanggal 28 September PT. KAI akan genap berumur 70 tahun. Karena itu sedang ada promo tiket kereta api kemana saja seharga 70 ribu.

Perjalanan dimulai

Perjalanan dimulai dengan bis. Hahah. Saya dan kak Badai (disgiovery.com) berangkat menggunakan bis MGI ke Bandung. Karena titik kumpul kami berpusat di Stasiun Bandung. Rencananya kami akan berangkat pada malam hari, karena itu saya dan kak Badai berangkat siang hari. Setibanya di Bandung, kami berkumpul di Stasiun Bandung bersama puluhan blogger lainnya.
hospitality gerbong wisata
Acara pun resmi dibuka oleh Kepala DAOP 2, dan dilanjutkan oleh acara perkenalan dari pihak Altour_id. Pukul 21.30 kami pun berangkat menggunakan kereta wisata. Kami dipandu oleh Pak Teguh Priyono sebagai trip leader. Ia menjelaskan bahwa gerbong kereta wisata yang kami gunakan sering digunakan oleh artis-artis. Sebut saja Anang dan Ashanty seringkali menyewa kereta kelas Priority, jenis kereta yang kami gunakan saat ini.

Gerbong Priority dari KA Harina

Gerbong kereta wisata dirangkaikan dengan kereta KA Harina yang berhenti di beberapa stasiun seperti Cimahi – Purwakarta – Cikampek – Tegal – Pekalongan dan tujuan kami, Semarang Tawang. Selain Priority, ada juga kelas Imperial, Sumatera dan Jawa. Kereta wisata ini disewakan kepada masyarakat umum, harganya tergantung dari kelas kereta. Untuk kelas Priority yang kami gunakan dihargai Rp. 18.500.000 untuk weekday, sedangkan harga untuk weekend dibanderol dengan harga yang lebih tinggi lagi.
Di dalam kereta disediakan snack bar, kami disuguhkan siomay hangat dan kue kering. Selain itu ada jus buah dan minuman yang selalu tersedia. Tak hanya itu pula, kereta wisata ini juga ramah lingkungan. Menurut Pak Priyono, WC di dalam kereta wisata didukung dengan WC Eco Greener. Kenapa demikian? Karena air yang digunakan untuk menyiram ‘bla bla bla’ sudah dicampur dengan bakteri khusus yang mampu merubah kotoran manusia menjadi air.
Kampung Kopi Banaran

Setelah mendapatkan penjelasan dari Pak Priyono, dilanjutkan dengan sharing pengalaman oleh Mbak Trinity yang keren abis. Sambil makan siomay dan makan kue kering. Yaaa ampun, saya nda kenyang-kenyang. 😀

Setelah itu kami pun diberikan untuk beristirahat. Walaupun sebenarnya kursi ini sangat empuk dan nyaman, namun saya memilih untuk tidur di lantai yang sudah dilapisi karpet tebal. Lebih nyaman jika bisa menyandarkan tubuh di karpet. 😀
Pukul 5.10 pagi kami pun tiba di Stasiun Tawang Semarang. Setelah berganti pakaian dan mandi kilat, kami pun diajak untuk sarapan di Kampung Kopi Banaran. Saya sangat suka dengan tempe mendoan dan soto ayam. Perut terisi, perjalanan pun dilanjutkan. Tujuan kami adalah Museum Kereta Ambarawa.

Museum Kereta Ambarawa

pintu masuk stasiun Ambarawa
Perjalanan dari Kampung Kopi Banaran sekitar 40 menit untuk mencapai Ambarawa. Ditemani oleh Pak Sudono yang berperan sebagai tour guide, kami mendapatkan penjelasan rinci mengenai sejarah stasiun Ambarawa. Ia membawa kami menaiki kereta peninggalan jaman Belanda yang saat ini digunakan sebagai kereta wisata. Lokomotif uap B 5112 buatan Hannoversche Maschinenbau AG, berbahan kayu jati menarik 2 gerbong kayu. Pak Sudono dengan semangat menceritakan bagaimana sejarah lokomotif ini. Menurutnya, lokomotif ini menggunakan bahan bakar kayu jati. Karena itu, untuk menaiki kereta wisata ini butuh merogoh kocek yang dalam. Untuk
sekali carter biayanya sekitar 12.5 juta – 15 juta sekali jalan.
Perjalanan dari stasiun Ambarawa ke Stasiun Tuntang sekitar 1 jam. Karena itulah ada motto yang ditempel di gerbong kereta “It takes only one hour but the memory of : your railway mountain tour will last forever”. Pak Sudono juga menjelaskan pemandangan yang kami lewati. Danau Rawa Pening, Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu menjadi pemandangan yang menyenangkan.

 

motto keren!
Pak Sudono menjelaskan kami tentang sejarah lokomotif

Setelah puas menaiki kereta, kami pun diajak untuk mengeliling Museum Kereta. Pak Sudono menjelaskan secara rinci beberapa lokomotif yang dipajang di museum ini. Ada beberapa lokomotif yang dipajang, misalnya saja lokomotif uap 2 unit kelas B 25 (Esslingen 0-4-2RT) yaitu B 2502 dan B 2503.

Selain itu ada panel sejarah kereta api di seluruh Indonesia, saya baru sadar jika Makassar pernah memiliki kereta api. Perusahaan kereta api dan trem milik negara Staatsspoor en Tramwegen meresmikan jalur KA yang pertama di Sulawesi. Jalur itu menghubungkan Pasar Butung dengan Takalar sepanjang 12 km. Pada 1930 Jalur tersebut ditutup karena tidak menguntungkan. Saat pendudukan Jepang jalur KA tersebut dibongkar untuk keperluan perang.
Tak hanya itu pula, ada beberapa benda antik peninggalan sejarah perkereta apian di museum ini. Rencananya akan dibangun gedung sebagai display benda-benda bersejarah. Menyenangkan rasanya dapat mengunjungi museum kereta ini. Selain itu Pak Sudono yang memiliki passion tentang kereta api serasa mengajak kami untuk melihat lebih dekat dengan kereta api. Pak Sudono bercerita bahwa ia akan menerbitkan buku tentang sejarah jalur kereta api di pulau Jawa. Semoga segera terbit ya pak. 😀

Museum Lawang Sewu

Waktu bergulir cepat, kami pun diajak untuk mengunjungi Museum Lawang Sewu. Perjalanan dari Ambarawa sekitar 40 menit ke rumah makan Ngalas Resto. Disana saya sempat berkolaborasi dengan Mas Delli Meladi, pencetak rekor MURI tahun 2006 yang bisa menghafal 650 lagu. Saya menyanyikan lagu kesukaan saya Rod Stewart, Have I Told You Lately.
Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan ke Lawang Sewu… Disana kami mendapatkan sambutan hangat dari Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Pak Prasetyo Aribowo. Beliau mengajak peserta untuk lebih mengenal Jawa Tengah. Apalagi Walikota yang sekarang mencanangkan tahun pariwisata dan membuat slogan “Jateng Gayeng”. Kami juga mendapatkan souvenir dan oleh-oleh. 😀
Setelah itu, kami diajak bermain game untuk mencari mbak Trinity yang hilang. Saya bersama teman-teman tim kelompok 4 berusaha memecahkan teka-teki untuk mencari Mbak Trinity. Sayangnya kami kurang gesit sehingga tim kelompok 3 yang menemukan Mbak Trinity. hiks.
Setelah puas di Lawang Sewu kamipun berangkat menuju Kelenteng Sam Poo Kong. Sayangnya hari mulai gelap. Sehingga saya tidak mendapatkan kesempatan untuk berfoto di kelenteng yang sangat terkenal ini. Hiks.
Acara #travelingbytrain pun ditutup ketika kami tiba di RM Kampung Laut. Kepala DAOP 4, menutup acara sekaligus memberikan hadiah kepada pemenang Best Instagram dan Best Twitter. Dan pemenangnya adalah dua orang dari komunitas Travel Blogger Indonesia (TBI) yaitu Kak Bulan dan Kak Putri. 😀
Acaranya seruuu banget. Terima kasih PT. KAI sudah mengundang kami. Nanti kalau ada acara lagi, kasih tau lagi yaaa. Team Altour_id juga sangat ramah dan menyenangkan. 😀 Terima kasih..
Selamat Ulang Tahun ke 70 Kereta Api Indonesia!
Note: Liputan rangkaian kegiatan Traveling By Train dapat disaksikan di Kompas TV dalam program Suka-Suka Kompas TV hari Sabtu, 26 September 2015 jam 10.00 WIB.

 

ditulis di kamar 1404 Hotel Fairmont Jakarta
22:54 , Senin 21 September 2015
Baca juga kisah perjalanan teman-teman peserta Traveling By Train 2015 ini:

< div style=”text-align: justify;”>Lenny Lim – Kereta Wisata Indonesia

Rembulan Indira – Nostalgia Kereta Uap Ambarawa
bersama Mbak Trinity
I am! Barawa… hahaha

 

didepan Priority Class

#travelingbytrain Menapak Sejarah Kereta Api Indonesia

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

11 Responses

  1. bagian ini saya bingung:

    ditulis di kamar 1404 Hotel Fairmont Jakarta
    22:54 , Senin 21 September 2015

    hahaha…

    ada foto kamu lagi karoke nih mau dikirim kemana??

  2. museum ambarawa mengingatkan saya pada eyang kakung dan yang ti saya, bapak Asli ambarawa, dulu waktu kecil sring di ajak jalan jalan kesini cuma pengen liat lokomotif yang guede guede itu..tapi denger-denger ada cerita misteri di gudang kereta sebelah barat stasiun ambarawa takuttt.. (jaman kecil) hehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

Trending posts

No posts found

Subscribe

Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.