Kalian sedang berada di Jakarta, bingung menghabiskan waktu kosong dan ingin melihat-lihat situs penting di sekitar Jakarta? Mungkin Mpok Siti adalah jawaban.

Mpok Siti adalah adalah Bus Wisata City Tour Jakarta yang disediakan oleh Pemkot Jakarta. Kebetulan setelah dari LPDP untuk presentasi, jam masih menunjukkan pukul 12.40 WIB. Akhirnya saya memutuskan untuk melihat-lihat keadaan Jakarta dengan menggunakan Mpok Siti. Ini adalah kali pertama saya menjajal Mpok Siti, sehingga saya harus memastikan bahwa saya menaiki bis yang benar.

Saya naik Mpok Siti dari halte yang terletak di Stasiun Juanda. Jika ingin naik dari halte Juanda, kalian harus menyebrang menggunakan jembatan penyebrangan. Dari jembatan penyebrangan kalian mengambil sisi kanan, di dekat pintu keluar Istiqlal akan berjejer bis tingkat dua. Disitulah Mpok Siti berada.
 
Fasilitas nyaman di Mpok Siti
Untuk naik Mpok Siti kita tidak akan dibebankan biaya apapun alias gratis. Fasilitas yang ada di dalam Mpok Siti juga sangat nyaman. Kursinya bersih, AC juga berfungsi normal, lantainya bersih, ditambah speaker yang terletak di bagian tengah bis. Speaker ini berfungsi untuk menjelaskan daerah yang akan kita singgahi. Jadwal beroperasi Mpok Siti mulai dari pukul 09.00 – 17.00 WIB untuk Rute “Modern Jakarta”. Saya sarankan jangan pernah naik Mpok Siti pada saat macet. Gak akan menikmati apapun. Dan sejak beberapa bulan yang lalu Mpok Siti menawarkan program baru, yaitu Wisata Kuliner yang dimulai sejak pukul 17.00 – 23.00 WIB setiap hari Sabtu.
Saya mencicipi Rute Jakarta Modern yang melewati beberapa tempat bersejarah. Jam menunjukkan pukul 12.45 WIB ketika bis mulai melaju perlahan menebas Jalan Veteran. Padat jalanan mulai terasa ketika melewati Istana Negara. Laju bis tersendat-sendat. “Wah, saya gak merekomendasikan Mpok Siti kalau pas lunch,” pikirku saat itu. Sepertinya paling aman menaiki Mpok Siti di jam-jam kerja agar jalanan bisa lebih lengang. Tapi Jakarta tak pernah menampakkan wajah yang humanis. Setiap hari selalu macet, kecuali liburan Idul Fitri.
Setelah melewati Istana Negara, Mpok Siti melaju menuju Monas 1 dan Monas 2. Suara perempuan yang berasal dari speaker menjelaskan sejarah mengenai Monumen Nasional. Ada beberapa orang yang turun dan beberapa naik dari halte ini. Kemudian Mpok Siti berjalan kembali dan saat ini menuju Balaikota. Sepertinya pada saat itu sedang ada festival HUT Kemerdekaan Jakarta yang ke 489, sehingga ada pameran di depan gedung Balaikota. Saya tetap duduk di pinggir jendela.
keadaan di depan Sarinah. hiks
Merayap di jalan padat, Mpok Siti menuju Sarinah. Suara perempuan kembali terdengar dari speaker, patah-patah. Ia menyebutkan sejarah tentang Sarinah, sebuah pusat perbelanjaan yang sangat mewah pada masa itu. Nama Sarinah diambil dari pengasuh Soekarno. Beliau adalah sosok yang sangat dihormati oleh Soekarno. “Karno, pertama engkau harus mencintai ibumu. Kemudian, kamu harus mencintai rakyat jelata. Engkau harus mencintai manusia umumnya.” Itu kata-kata Sarinah yang terus diulang-ulang dan mengisi hati dan pikiran Soekarno muda. Hingga akhirnya gedung yang sudah berusia 50 tahun ini pun dinamakan Sarinah, selain bukunya yang keluar pada tahun 1963.
Perjalanan saya dengan Mpok Siti terus berlanjut ke Plaza Indonesia yang berdekatan dengan Bundaran HI selalu menjadi pusat perayaan Tahun Baru. Merunut pada sejarah, tugu Selamat Datang yang terletak di tengah-tengah Bundaran merupakan simbol selamat datang kepada peserta Asian Games IV yang dilaksanakan pada tahun 1960. Saya berpindah tempat duduk, karena matahari mulai berpindah ketika Mpok Siti mengeliling Bundaran HI menuju Jalan MH Thamrin. Pemberhentian selanjutnya adalah Museum Nasional yang terletak di daerah Gambir.
jalanan yang sedang dibangun Monorail yang rencanannya akan beroperasi pada tahun 2019
Saya selalu suka dengan museum ini, karena memiliki banyak koleksi. Arsitektur museum ini juga keren. Biasa juga disebut dengan Museum Gajah, sebagai museum terbesar di Asia Tenggara. Bis kembali merayap perlahan, waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB. Tak terasa hampir 1 jam lebih saya sudah duduk tenang di atas bis. Mpok Siti pun tiba di daerah Pecenongan, daerah kuliner makanan Cina (Chinese food), seafood dan martabak. Biasanya daerah Pecenongan ramai di malam hari. Jadi, saya sarankan untuk mencoba naik Mpok Siti pada Sabtu malam untuk ikut rute “Kuliner Jakarta”.
Pemberhentian terakhir Mpok Siti untuk Rute Jakarta Modern adalah Pasar Baru yang terletak dekat dengan Gedung Kesenian Jakarta. Dan Mpok Siti kembali lagi ke halte
pertama yaitu Juanda. Selesai sudah Mpok Siti mengajak saya berjalan-jalan untuk mengenal Jakarta lebih dekat. Jika ada waktu saya sarankan untuk mencoba Rute Jakarta History yang dimulai dari Juanda – Monas 2 – Balai Kota – Musuem Nasional – Gedung Arsip – Museum Bank Indonesia – BNI 46 dan kembali ke Juanda. Untuk Art and Culinary Jakarta kalian bisa menaikinya dari rute Pecenongan – Monas 2 – Balaikota – Harmoni – Gedung Arsip – Museum Bank Indonesia – BNI 46 – Sawah Besar dan kembali ke Pecenongan.
Yuk, naik Mpok Siti untuk lebih kenal Jakarta. 😀
Ditulis di ISKINDO sambil denger lagi Ebiet G Ade
23:44 WIB 17 Agustus 2017

 

Dirgahayu Republik Indonesia ke 71. Merdeka!!

NB : perjalanan ini dilakukan pada tanggal 30 Juni 2016

Yuk, Naik Mpok Siti Keliling Jakarta

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

4 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

    Trending posts

    No posts found

    Subscribe

    Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.