Masih punya pan Teflon dirumah yang kayak gini? Yang sudah tergores-gores sutil besi tapi masih tetap digunakan? Kalau gak dipakai kok rasanya sayaaaanggg banget. Udah dibeli mahal, masa gak dipakai sih. Gitu kan pikirannya? Apalagi Ibu-ibu kita yang doyan banget beli pan kayak gini dulu. Walaupun udah gores-gores masih tetap dipakai menggoreng, menumis, dan yang paling sering dipakai sebagai tempat ceplok telur. Heheh.Dannnn tiga hari yang lalu, seorang teman, @averagefadli mengirimkan sebuah film documenter. Mengenai Dupont : Most Evil Business in the World. Bisa ditonton sendiri di link ini yaa.Tau gak DuPont apa? DuPont merupakan sebuah perusahaan. Pendirinya bernama Éleuthère Irénée du Pont, ia memiliki sebuah ide bagus pada saat itu. Membuat wajan atau alat masak tanpa harus khawatir makanan lengket ke alat masak. Ia pun membuat alat masak Bernama Teflon. Yes, Teflon yang didaulat kalau masak tidak akan menempel sama sekali. Sampai saat ini aja, kita masih menyebut wajan anti lengket dengan kata Teflon. Heheh.Dengan motto perusahaan “The miracles of science”, produk Teflon pada Tahun 1953 booming sekali. Tempat produksinya di daerah West Virginia, Amerika Serikat. Cerita asli mengenai kasus DuPont pernah diangkat dalam sebuah film dengan judul Dark Waters (2017).Mari kita bahas soal film ini. Kebetulan saya pernah nonton, tapi gak ngerti produk apa yang diproduksi sama DuPont. Hahah. Soalnya ceritanya banyak istilah hukum dan ak kebiasaan nonton tanpa subtitle. Jadi suka bingung sendiri. Haha.Film dimulai mengenai informasi sapi dan rusa yang mati secara mendadak di sungai Ohio, Parkersburg, West Virginia. Seorang petani Bernama Wilbur Tennats melaporkan ratusan sapi yang mati mendadak setelah tanahnya dibeli oleh perusahaan DuPont. Tanah tersebut biasa digunakan oleh petani tersebut untuk melepas sapi-sapinya mencari makan dan minum.Petani ini mencoba mencari bantuan ke dokter hewan, ke praktisi Kesehatan, dan ke polisi di daerah tersebut, tetap gak dapat jawaban yang jelas. Bahkan ia dituduh karena tidak becus urus sapi-sapinya sehingga sapinya jatuh sakit dan mati bersamaan. Petani ini pun membuat film pendek yang menggambarkan kondisi ini dan meminta tolong seorang pengacara diluar Parkersburg, West Virginia. Pengacara ini Bernama Robert Billot dan ia bersedia untuk menginvestigasi kasus ini.DuPont selalu berkilah dan bilang kalau itu bukan ulah mereka. Untuk membuktikannya, si DuPont ini memberikan 10.000 halaman mengenai laporan pabriknya. Selama beberapa tahun bundel ini yang dipelajari oleh Robert. Dan akhirnya menemukan titik terang.Teflon yang diproduksi oleh DuPont ternyata mengandung sebuah chemicals. Mereka menyebut senyawa kimia ini C8. Karena memang belum diregulasi oleh pihak Kesehatan di Amerika Serikat pada waktu itu. Dimana chemicals ini tidak bisa luruh di air. Jadi ketika Teflon dibuat, senyawa kimia ini masuk ke sungai Ohio. Lalu air sungai ini diminum oleh hewan ternak. Senyawa ini Bernama Perfluorooctanoic acid, atau biasa disingkat dengan PFOA. Senyawa inilah yang membuat Teflon menjadi tahan lengket.DuPont telah menjalankan tes efek PFOA selama beberapa dekade, menemukan bahwa itu menyebabkan kanker dan cacat lahir, tetapi tidak mempublikasikan temuannya. Mereka membuang ribuan ton lumpur beracun di tempat pembuangan sampah di sebelah pertanian Tennant. PFOA dan senyawa serupa selamanya merupakan bahan kimia, bahan kimia yang tidak meninggalkan aliran darah dan perlahan terakumulasi.zzxxxxxxxxxSaranku, kalau punya alat masak yang sudah kayak gitu, mending langsung dihentikan penggunaannya. Ganti ke alat masak yang lebih sehat. Ada pilihan alat masak sehat, seperti pan dengan bahan granite, cast steel, stainless steel dan kaca.Segitu aja informasi dari film documenter yang kutonton dan langsung membulatkan tekad untuk ganti alat masak. Hehe.Kita semua akan mati. Yes. Tapi jika punya hidup yang lebih panjang dan sehat, kenapa tidak? J Manusia berusaha dan berencana, tapi Allah SWT selalu punya rencana lebih baik. Tertarik mau beli Cosmo Pan yang sedang diskon