Kali ini saya ingin menceritakan sedikit pengalaman kuliah yang sangat berbeda ketika kuliah di Indonesia. Saya berkuliah di Universitas Hasanuddin, Makassar dan sekarang sedang menempuh pendidikan Master of Marine Governance di Wageningen University and Research di Belanda. Banyak sekali sih perbedaannya, tapi ada beberapa hal yang jadi highlight saya selama berkuliah disini. Kalau mau tau sedikit tentang refleksi setahun saya di Wageningen, bisa baca di link ini.

Oia, untuk catatan, SPP di Universitas Hasanuddin pada tahun 2008-2013 hanya Rp. 400.000 per semester sedangkan SPP di Wageningen University and Research mencapai 17.700 euro atau setara dengan 300.000.000-an per tahun. Gils banget kan bedanya? Jadi sebenarnya gak apple to apple kalau mau membandingkan. Makanya saya nulis di judul dengan Perbedaan Kuliah antara Belanda dan Indonesia. Cuma ingin menunjukkan apa saja yang mereka lakukan di Wageningen University and Research bagi mahasiswa internasionalnya. 🙂

1. Perbedaan Pakaian.

Masuk ke kelas dengan baju bebas. Dulu, kalau di Unhas, mahasiswa masuk harus pakai baju yang rapih alias dengan kemeja. Kalau gak pakai kemeja, terkadang dosen gak mengizinkan mahasiswa untuk masuk ke dalam kelasnya. Atau kalau mahasiswa tidak pakai sepatu. Saya pernah dikasih keluar karena pakai sendal gunung, katanya sih gak sesuai dengan kaidah. Sedangkan disini, mahasiswa dibebaskan untuk menggunakan kaos oblong dan juga sendal jepit. Saya sudah membuktikan dengan menggunakan sendal jepit, dosen tak peduli dengan apa yang kamu pakai ketika masuk ke kelas, yang penting isi kepala kayaknya. Bahkan salah satu teman saya menggunakan kaos tak berlengan dan berambut gimbal. Kalau di Unhas, pasti udah disuruh keluar kelas. Heheh.

2. Jeda istirahat setiap 45 menit, bisa makan dan minum di dalam kelas.

Ini adalah salah satu hal yang saya kagumi di Belanda. Dosen tak merasa terganggu jika ada mahasiswa yang makan di dalam kelas. Karena makan adalah salah satu basic necessities bagi mahluk hidup. Karena banyak mahasiswa yang tak sempat sarapan di rumah, dan membawa bekal roti ke dalam ruang kelas merupakan hal yang wajar. Selain itu, disini ada jeda istirahat setiap 45 menit setelah kuliah berlangsung. Mahasiswa dipersilahkan mengambil jeda selama 10 menit. Biasanya jeda digunakan oleh mahasiswa untuk ke WC atau minum kopi. Nantinya kopi bisa dibawa kekelas ataupun snack yang kalian beli dari vending machine diperbolehkan masuk di dalam ruangan.

3. Dosen yang mempersilakan mahasiswa untuk bertanya setiap saat.

Disetiap mata kuliah, dosen mempersilakan mahasiswa untuk memotong kuliah dosen dan memberikan pertanyaan mengenai materi yang ditampilkan oleh dosen. Jadi secara tidak langsung mahasiswa diminta untuk kritis kepada dosen. Bahkan salah satu dosen saya diberikan pertanyaan tentang salah satu slide di materi yang sebenarnya gak penting-penting banget. Kasusnya seperti ini, si dosen menjelaskan tentang evolusi policy dari tahun ke tahun. Nah di tahun awal pembuatan environmental policy salah satunya ditandai dengan dibangunnya Nature Park. Si dosen menjelaskan tentang Yellowstone Park merupakan nature parks pertama yang didirikan untuk melindungi alam. Nah salah satu murid menanyakan “who stay in that parks before they build the national parks?”. Nah si dosen bilang deh kalau dia gak tau. Di kuliah berikutnya doi menjelaskan tentang pertanyaan yang dikasih sama murid tersebut donk… Doi masih inget coba.. hahah.

Dosen pun selalu meminta murid-murid untuk menjelaskan atau membuat summary di akhir kuliah atau presentasi.

4. Gak ada absensi kelas.

Buat teman-teman yang suka nitip absen mungkin gak perlu lagi nitip absen. Hahah. Karena emang disini gak ada absen yang mengikat. Biasanya absensi hanya digunakan untuk praktikum saja. Kalau hanya materi di kelas biasa, pengampu mata kuliah tidak memberikan kertas absensi. Dan kalaupun ternyata gak bisa masuk kuliah, kita tinggal bilang sama dosen pengampu mata kuliah. Kalau alasannya logis, kita bisa diizinkan dengan langsung kok. 🙂

leha-leha

5. Ada rekaman kuliah dan juga presentasi dosen.

Kalau gak masuk kuliah, terus mahasiswa yang gak masuk gimana donk? Disini kenapa gak ada absensi saat materi kuliah. Karena disini ada alat perekam yang membuat mahasiswa tak perlu datang ke kelas. Wageningen University and Reserach menyediakan rekaman yang bisa diunduh oleh mahasiswa dengan mudah. Jadi dosen yang mengajar akan direkam oleh kamera dan tersambung dengan aplikasi. Kita hanya perlu masuk ke dalam Blackboard (aplikasi) dan mahasiswa bisa memperhatikan materi kuliah dari kamar tanpa perlu khawatir.

Selain itu semua presentasi dosen ada di dalam aplikasi Blackboard. Jadi dosen diminta untuk menyimpan presentasi yang akan digunakan di dalam kelas ke dalam aplikasi tersebut. Hal ini memudahkan mahasiswa untuk memahami isi mata kuliah sebelum kuliah dimulai. Asik banget kan? Jadi kita sudah dipersiapkan dengan bahan bacaan sebelum kelas dimulai. Heheh.

tugas presentasi

6. Banyak tugas.

Kalau ini sih bagian terpenting dalam media belajar di Wageningen University and Research. Mahasiswa dituntut untuk membuat tugas dengan baik dan benar. Kalau copy paste ada aplikasi yang digunakan oleh pihak kampus untuk mendeteksinya. Namanya Turnitin. Kalau ketahuan melakukan copy-paste, langsung dapat teguran dari pihak universitas. Dibawa ke Dewan Etik gitu dan diminta untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jadi harus berhati-hati banget. Karena itu saya menggunakan aplikasi Grammarly untuk membantu mengolah kata agar tidak keliatan copy-paste. hahah.

Disini tugasnya lumayan bikin kalang kabut. Kadang ada mata kuliah yang meminta tugas mandiri ada juga mata kuliah yang meminta kerja kelompok. Jadi tergantung mata kuliahnya. Tapi hampir semua tugas membuat kita membaca banyak jurnal haha. Tugas yang nulis agak membuat saya keder. Maklum saja, kemampuan writing saya masih 5.5. Jadi buat yang mau kuliah di luar negeri, ayo semangat belajarnya!

muka mumet

 

7. Kelompok belajar yang multikultural.

Kalau di Unhas, kebanyakan multikultural tapi masih sama-sama makan nasi atau ketela. Nah kalau disini, ada yang makan roti, makan hummus, makan mie, makan pasta, dan lain-lain. Di bagian ini yang harus bisa disiasati sebagai mahasiswa internasional. Saya dapat kelompok pertama kali untuk mata kuliah Marine System dan Life History of Aquatic Organism. Untungnya saya dapat teman kelompok yang menyenangkan dan bisa membantu saya untuk memahami materi di kelas. Serunya lagi, teman satu kelompok ini punya kepribadian yang sangat berbeda-beda. Ada yang sangat direct (langsung) atau non-direct person kayak saya. Misalnya nih ya, teman-teman yang asli dari Belanda dikenal sangat ”langsung”kalau mau menyampaikan pendapat. Mereka gak pernah berpikir apakah omongan mereka akan menyakitkan atau tidak. Beda kalau sama orang Indonesia yang lebih mementingkan perasaan kalau mau bicara. Jadi, disini harus belajar banget tentang perbedaaan budaya. heheh. Jangan sampai sakit hati kalau tiba-tiba orang sini langsung ngomong gitu sama kalian.

teman-teman ACT

8. akses jurnal tak terbatas!

Ini yang paling saya sukai selama kuliah di Wageningen University and Research. Akses jurnal dan buku yang tak terbatas membuat kita merasa menggenggam dunia. Saya membiasakan mendownload satu jurnal per hari. Jadi kalau sudah lulus darisini paling tidak memiliki gudang jurnal yang bisa saya akses jika dibutuhkan. Heheh.

9. Tidak ada pembagian fakultas, semua berkuliah di gedung yang sama.

Cara Wageningen University and Research memperlakukan mahasiswanya agak menarik menurutku. Mereka membuat semua mahasiswa berkuliah di gedung yang sama, apapun jurusannya. Kalau disini lebih dibagi kepada Chair Group, bukan ke Jurusan. Jadi mahasiswa bisa memilih mata kuliah sebebas-bebasnya. Tapi ada mata kuliah yang memang wajib diikuti dan tidak boleh diganti. Sedangkan untuk mata kuliah pilihan, kalian bisa memilih mata kuliah dari jurusan lain. Jika kalian merasa mata kuliah tersebut cocok untuk menopang penelitian thesis atau internship, kalian diperbolehkan mengambil mata kuliah tersebut.

10. Ada Study Advisor.

Peran Study Advisor hampir sama dengan Pembimbing Akademik. Tapi perbedaannya adalah Pembimbing Akademik di Universitas Hasanuddin adalah dosen yang juga mengajar mata kuliah. Sedangkan Study Advisor di Wageningen University and Research lebih kepada seseorang yang menjadi tempat berkeluh kesah, tempat meminta pertimbangan, dan tempat untuk bercerita. Seorang study advisor hanya akan berfokus dengan masalah mahasiswa, jadi bisa lebih efektif untuk mendengarkan cerita mahasiswa.

11. Fieldwork atau Excursion gratis.

Nah kalau disini, jika mata kuliah yang kalian daftar ada fieldwork atau excursion, mahasiswa tidak dibebankan sepeser pun. Karena memang uang SPP disini mahal banget. Keterlaluan sih kalau harus minta uang lagi dari mahasiswa. Hahah. Dan biasanya ajang fieldwork atau excursion membuat saya lebih mengenal Belanda dengan baik. Kalian bisa lihat pengalaman saya mengikuti excursion di salah satu restaurant di Belanda yang mengusung konsep sustainable. Kalian bisa lihat videonya disini.

Semoga sedikit memberikan gambaran bagaimana kuliah di Wageningen University and Research. Karena sebenarnya setiap kampus punya ciri khas masing-masing. 🙂

 

ditulis di Forum Building

2:56 PM Friday 2 November 2018

sambil nunggu makan di Depot AY

11 Perbedaan Kuliah di Indonesia dan Belanda

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

10 Responses

  1. Semangat belajar yaa, semoga barokah ilmunya, tunjukkan bahwa Indonesia bisa bersaing utk kemaslahatan umat dan masa depan dunia pendidikan, dan teknologi

  2. Boleh bertanya, tapi gak boleh memotong. Nanti kalau dikasih kesempatan. Kita akan dianggap gak sopan kalau melakukan hal itu di Indo. Kan kalau disini, dosen lagi ngomong dipotong gitu aja sama mahasiswa😄

  3. Dengan SPP murah bisa buat apa? Peralatan praktek dan media pemelajaran sdh ketinggalan jaman… Bagaimana dengan jumlah mhs per kelas? Kalau cara belajar kelihatan lebih flexible, bagaimana dgn motivasi mhs mengerjakan tugas?

  4. iya pak. makanya saya bilang diatas tulisan gak bisa dibandingkan. karena SPP nya beda jauh hehe.
    Unhas harus beli turnitin juga pak, biar kalau copy paste langsung ketahuan. memang butuh waktu yang cukup lama sih pak. Saya sendiri mengalami shock ketika kuliah disini pak hehe. beda sekali soal tugas-tugasnya. 🙁

  5. Kalau di indonesia kan biasanya mahasiswa dikasih tugas membuat “makalah”, kalau di luar negri tugasnya suruh bikin apa? apakah sama suruh bikin makalah?
    kalau diluar negri, makalah itu sebutannya “paper” yak?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

Trending posts

No posts found

Subscribe

Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.