Padang Savana di Bukit Wailiti |
Setiap minggu saya selalu menyempatkan diri untuk berburu tempat-tempat baru di Flores. Tinggal di Kabupaten Sikka membuat saya haus akan tempat-tempat baru disini. Kali ini saya berkesempatan jalan-jalan pagi dengan anak-anak SMP yang saya ajar Bahasa Inggris. Mereka sudah tidak asing dengan bukit Wailiti yang terletak di Dusun Urang Pigang.
Daerah ini masuk dalam wilayah Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok Barat-Kabupaten Sikka. Kami menempuh perjalanan ke bukit dengan berjalan kaki. Sekalian olahraga, mengingat berat saya yang sudah mencapai angka 68 kilogram.
Perjalanan menuju bukit Wailiti, saya melewati Dusun Urang Pigang. Dimana daerah ini terkenal dengan pembuatan batu bata merah dari tanah liat. Kehidupan masyarakat masih dalam suasana di perkampungan. Rumah-rumah warga masih terbuat dari bambu-bambu tipis yang diatur secara horizontal. Selain itu warga juga menanam beberapa tanaman sayur di halaman rumah. Seperti jagung, terong, cabe dan beberapa lainnya.
Namun secara keseluruhan setelah melewati perkampungan, mata kita akan disuguhi oleh padang tandus dan gersang. Hanya beberapa pohon kesambi atau pohon-pohon berkayu lainnya. Sisanya rumput-rumput hijau. Jika datang di musim panas, maka anda akan melihat padang savana berwarna kuning kecokelatan. Sesekali kita akan melihat kerbau yang sedang asik memakan rumput. Warga meninggalkan kerbau dan sapi mereka di padang rumput.
anak-anak perempuan |
Ketika menapaki jalanan, saya terkagum-kagum dengan pemandangan dari atas sini. Kami bisa melihat Laut Flores dengan jelas. Ada Pulau Besar, Pulau Panjang yang terletak di depan Wuring. Seakan-akan kita bisa melihat Sikka dengan jarak pandang 360 derajat. Selain itu saya langsung mengingat Diamond Head yang ada di Pulau Oahu, Hawaii. Kontur bukit yang mirip Diamond Head membuat saya nostalgia dengan tempat tersebut. Sayang, disini masih belum dikenal sebagai jalur trekking. Hanya penduduk lokal yang melewati jalur ini. Padahal jika dibuat jalur trekking, saya rasa tempat ini bisa sama dengan Diamond Head.
Di daerah ini terdapat danau penampung air hujan yang digunakan oleh masyarakat di Dusun Urang Pigang ketika musim kemarau. Jika sedang musim hujan, akan tercipta sungai kecil yang menawarkan air segar. Namun ketika kami datang, air dari danau tersebut tidak terlalu banyak. Sehingga sungai tidak mengalir. Biasanya pada musim-musim penghujan, maka kita akan bisa bermain air.
Sungai kering |
Kami tidak berjalan terlalu jauh, anak-anak sudah mengeluh keletihan. Padahal belum juga sampai di gerbang pertama. Bukit Wailiti terdiri dari 12 gerbang hingga di puncah tertinggi, namun karena tidak pernah latihan kami pun berhenti hingga di danau saja. Perjalanan tak kami lanjutkan.
Tunggu Puncak Bukit Wailiti, saya akan kesana. Suatu saat nanti. 😀
#Lets Explore Indonesia.
ditulis di Kamar Kost Wuring
Minggu, 23 Maret 2014, 16:26 Wita