”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr).
Nukilan ayat yang ada di dalam kitab suci Al Quran sering kali menjadi ayat paling menohok. Surat ini adalah surat yang sangat pendek namun memiliki ribuan makna. Manusia benar-benar berada di dalam kerugian jika tak mengerjakan amal sholeh.
Akhir-akhir ini saya lebih sering memilih untuk duduk diam di depan gawai. Entah itu membuka Whatsapp, Facebook, Path ataupun Instagram. 4 aplikasi yang benar-benar menyita waktu di dunia nyata. Berinteraksi dengan teman, keluarga maupun orang yang baru saya kenal. Keputusan berat, ketika saya memutuskan untuk menutup sementara akun saya di media sosial Path selama bulan Ramadhan.
Setelah saya hitung, tiap harinya saya bisa menghabiskan waktu sekitar 4 jam lebih 120 menit untuk mengecek semua lini media sosial. Facebook sendiri bisa menghabiskan waktu 2 jam. Ini saya hitung mulai dari bangun tidur, biasanya saya sudah mengecek notifikasi yang muncul di layar handphone. Kemudian tangan saya mengarah ke menu “Home”, dimana saya bisa mengetahui keadaan teman-teman di seluruh dunia. Saya memantau perkembangan seseorang dari gawai di tangan. Tak jarang saya menyebarkan informasi-informasi di status saya. Selain itu saya membaca apapun yang dibagikan oleh teman-teman saya. Apalagi jika isu tersebut sedang santer diberitakan, secara otomatis saya akan menggali lebih dalam berita tersebut.
Setelah itu ketika perjalanan ke kantor di dalam Commuter Line, tangan saya tak lepas dari handphone. Biasanya di saat ini waktu saya untuk membuka Instagram. Sekedar membalas love yang diberikan oleh ratusan teman, melihat update terbaru dari teman-teman, atau memberikan komentar di foto-foto ciamik.
Belum lagi membalas pesan di Whatsapp yang terkadang bisa mencapai ratusan dari puluhan grup. Seringkali pesan-pesan tersebut tak saya balas. Selama ini ketika ada yang mengirimkan pesan di grup, saya terbiasa membacanya hingga akhirnya. Saya sangat memperhatikan apa yang terjadi di dalam grup. Hal inilah yang membuat saya menghabiskan banyak waktu di depan layar handphone. Namun akhir-akhir ini saya hanya membacanya sekilas. Tak mampu menampung informasi yang berseliweran dengan cepat.
Saya sudah berusaha mengurangi waktu berselancar di handphone, tapi hal ini membuat saya merasa kehilangan. Sudah ada ‘perasaan tak lengkap’ jika saya tak memegang handphone sehari. Tak update status di Whatsapp story ataupun di Instagram story. Saya sudah terjebak dengan fitur yang diberikan oleh kedua aplikasi ini.
Semakin lama saya menyadari, kehidupan saya terasa semakin hambar. Padahal waktu 6 jam tersebut bisa saya lakukan hal-hal yang lebih bermanfaat. Membaca buku, berdzikir, membaca Al Quran, dan kegiatan positif lainnya. Apalagi saya dihantui ketakutan akhir-akhir ini. Pikiran saya tentang kematian sering muncul tiba-tiba. Kabar kematian seorang kawan di umurnya yang tergolong muda mengagetkan semuanya. Tak pernah sekalipun terpikir bahwa kematian sangat dekat dan saya seringkali menyia-nyiakannya.
Di saat semua orang sedang melakukan kegiatan positif dimanapun, saya merasa terlalu banyak menghabiskan waktu di depan gawai. Karena itulah saya akhirnya membuat jadwal diet ketat terhadap media sosial. Karena ketakutan akan kehabisan waktu selalu membayang di pelupuk mata.
#15harimenulis
Ditulis di Kamar Kost Tercinta
23:40 WIB Selasa, 13 June 2017
Sambil dengar lagu Raihan – Demi Masa
Hari keempat #15harimenulis: Ketakutan Terbesarku
1. Maruf M Noor https://sajakantigalau.wordpress.com/2017/06/13/ketidakrinduan-yang-ditakutkan/
2. Andi Arifayani http://www.andiarifayani.com/melawan-ketakutan-berteman-dengan-kematian/
3. Hasymi http://matamatamakna.blogspot.co.id/2017/06/kisah-kisah-inspiratif-dan-ketakutan.html?m=1
4. Acitra Pratiwi http://www.acitrapratiwi.com/2017/06/ketakutan-terbesarku.html?m=1
5. Atrasina Adlina https://adlienerz.com/menyia-nyiakan-waktu/
6. Muhammad Sultan https://muhammadsultanariefmunandars.wordpress.com/2017/06/14/hujan-dan-ketakutan/
8. Mujahid Zulfadli https://mujahidzulfadli.wordpress.com/2017/06/14/kecemasan-terbesar/