Fisheries Improvement Program untuk Nelayan Skala Kecil, Siapa yang Lebih Untung? menjadi judul podcast kedua bersama Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia. Dimana kali ini kami mengundang Shannon Hardisty, Indonesia Strategy Lead untuk International Pole and Line Foundation (IPNLF). POdcast ini membahas bagaimana posisi Indonesia dalam mendukung perikanan berkelanjutan, salah satunya adalah ikut mempromosikan nelayan yang menggunakan alat tangkap one-by-one. Untuk saat ini IPNLF berfokus pada nelayan pole and line yang mengusung konsep sustainable.

Podcast ini menjelaskan bagaimana sebaiknya Indonesia dan juga nelayan Jadi ini pertanyaan yang sangat menarik. Ada tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dan bisa dibantu dengan kondisi market yang mulai paham tentang sustainability / keberlanjutan.

Tantangan Perikanan di Indonesia

Dalam podcast, Shannon mengatakan ada tantangan yang terkadang tampak sangat ekologis, namun sebenarnya terkait dan berdampak pada semacam mata pencaharian dan gaya hidup. Salah satu tantangan terbesar, dan menurut Shannon terjadi secara global adalah penipisan sumber daya. Jadi jumlah ikan yang sebenarnya tersedia serta persaingan alat tangkap lainnya menjadi tantangan terbesar bagi nelayan pole and line.

Jadi karena sifatnya mancing ikan satu per satu, cukup banyak pekerja di satu waktu. Padahal alat tangkap lain mungkin bisa menangkap ratusan bahkan ribuan ikan sekaligus dalam waktu yang sama. Apalagi jika ada jaring yang digunakan dan dikombinasikan dengan beberapa alat tangkap yang kurang selektif, terkadang mereka menangkap ikan yang masih kecil. Hal ini membuat tidak adanya proses reproduksi karena yang ditangkap masih muda. Tak ayal ini membuat tingkat produktifitas ikan menjadi berkurang dan ikan yang tersedia akan menjadi lebih sedikit. Terjadi sebuah lingkaran setan dalam lautan.

Shannon juga menggarisbawahi tantangan dalam kurangnya data perikanan di Indonesia. Menurutnya salah satu tantangan besar adalah kurangnya data seputar jumlah ikan tertangkap, siapa yang menangkap, dan bisa mewakili Indonesia di skala internasional untuk mengatakan, sebenarnya kita harus dialokasikan jumlah tuna ini. Tak hanya itu, mayoritas perikanan Indonesia adalah perikanan berskala kecil. Karena skalanya kecil, datanya dan kontribusi mereka belum tentu didapatkan dan yang menyebabkan mereka diabaikan, berpotensi atau kehilangan peluang dalam pendataan. Jadi jika mereka juga dapat diwakili melalui data, banyak hal yang bisa dilakukan.

Shannon menyebut organisasi IPNLF memiliki dukungan dan program peningkatan data. Karena IPNLF, semacam amal global sehingga memiliki banyak anggota pasar yang kemudian benar-benar membantu berinvestasi dalam beberapa perbaikan lapangan kami, seperti membantu mendukung sertifikasi perdagangan yang adil.

Selain itu, Shannon menyebut tantangan akses ke pasar untuk mendapatkan pengakuan, terutama untuk nelayan skala kecil dan Pole & line. Jadi sementara menurut Shannon untuk Indonesia, harus terus memastikan bahwa mereka diakui untuk metode berkelanjutan dan bertanggung jawab yang mereka gunakan.

Fisheries Improvement Program (FIP) untuk Perikanan Skala Kecil

Dalam podcast, Shannon mengatakan jenis perikanan one-by-one khususnya tuna sudah cukup proaktif dalam tantangan program semacam FIP. Namun masih beberapa kali brmasalah mengenai biaya. Menurutnya dalam pendaftaran ke sertifikasi apapun, akan ada masalah biaya dan kapasitas karena membutuhkan banyak informasi. Jadi benar-benar harus memiliki orang untuk mengerti segala informasi itu dan mengirimkan penilaian yang ada. Hal ini tentu membutuhkan biaya. Apakah tanggungjawan ini terletak pada pengecer, pabrik, nelayan skala kecil?Karena kita tidak dapat mengharapkan nelayan untuk membayar sertifikasi mahal ini jika diminta oleh pasar. Jika kita meminta nelayan skala kecil untuk membayar itu tidak benar-benar adil.

Selain itu ada tantangan berupa tanggung jawab sosial dan hak-hak buruh secara global ada di dalam makanan laut dengan lanskap perikanan yang berubah dengan cepat. Jadi untuk selalu mengikutinya adalah tantangan bagi semua orang. Untungnya di Indonesia,ada banyak banyak komunitas dan identitas serta budaya yang berbeda Kemudian mengikuti apa yang juga terjadi di lanskap internasional, banyak hal yang harus diambil. Dan juga banyak dari sertifikasi ini yang dimiliki sudut pandang yang sangat kebarat-baratan, terutama dalam hal persyaratan untuk kesetaraan gender dan sebagainya.

Jadi, kita juga harus melihat bagaimana hal itu memengaruhi semacam norma sosial. Tapi itulah beberapa tantangannya. Ya. Beberapa manfaat dan peluang yang datang dengan hal-hal seperti FIP terutama, adalah kesempatan untuk kemajuan. Ini benar-benar mendorong peningkatan itu dan transparansi dalam rantai pasokan. Shannon melihat khususnya dengan persyaratan sosial untuk FIP, ini juga membantu memberikan landasan yang sah untuk membahas masalah ini dan benar-benar menjadikannya penting untuk membahas tenaga kerja dan kondisi kerja yang aman. Dan saya pikir sebenarnya pagi ini saya membaca profil risiko perikanan di Indonesia dan mereka benar-benar mengatakan bahwa salah satu tantangan terbesar adalah banyaknya informasi yang menjadi perhatian Indonesia tentang nelayan migran yang bekerja di Indonesia atau nelayan Indonesia yang bekerja di luar negeri. Jadi sebenarnya cukup sulit mendapatkan gambaran yang akurat tentang pengalaman nelayan Indonesia di Indonesia. dan program dan sertifikasi semacam FIP ini memberikan hasil yang sangat bagus kesempatan untuk menyelidiki aspek Indonesia itu.

Kerjasama antara YII dengan DFW dalam National Fishing Center (NFC)

DFW dan IPNLF memiliki MoU menggunakan National Fisher Center. untuk seseorang yang tidak tahu tentang NFC. NFC adalah National Fisher Center Ini adalah platform bagi nelayan untuk menyampaikan keluhan atau kepatuhan mereka kepada beberapa orang, seperti mungkin manning agent atau pemerintah, atau pabrik yang dimiliki oleh individu atau perusahaan yang bekerja di Indonesia. Jadi pertanyaan terakhir kami, karena kami sudah ada kerjasama,

Percakapan secara lengkap sudah ada di dalam podcast DFW dibawah ini 🙂

Ditulis di rumah

0:06 WIB Saturday 4 Februari 2023

sambil denger lagu Miley Cyrus – Flower

 

Fisheries Improvement Program untuk Nelayan Skala Kecil, Siapa yang Lebih Untung?

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

    Trending posts

    No posts found

    Subscribe

    Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.