Buku negeri 5 menara, bercerita tentang lima anak pesantren di Pondok Madinah. lima anak tersebut berasal dari daerah yang berbeda. lima pemuda yang memiliki latar belakang berbeda untuk masuk ke pesantren. Alif sebagai tokoh utama berasal dari daerah di pinggir Danau Maninjau. selepas SMP, ia diminta ibunya untuk menuntut ilmu di pesantren, hal yang sangat berbeda dari cita-citanya. padahal dia sudah bercita-cita masuk ITB bersama dengan sahabatnya, Randai. setelah bersikeras dengan kedua orangtuanya, akhirnya dia luluh juga untuk masuk pesantren. tetapi ada syarat yang harus dipenuhi oleh orangtuanya. Alif akan masuk pesantren tapi tidak di Sumatera. akhirnya dia masuk ke dalam kehidupan Pondok Madani di Pulau Jawa.
Disana dia belajar dan hidup bersama-sama dengan siswa selain dari Sumatera. dia memiliki lima teman dari daerah berbeda-beda Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. mereka berlima terus mendukung kehidupan di tahun pertama mereka. dengan semangat “Man Jadda Wajadda”, mereka terus hidup di tengah keteraturan sebuah pesantren.
Cerita yang sangat mengalir, menggunakan bahasa Indonesia terkadang diselipi bahasa Inggris dan Arab. alur cerita yang terkadang membuat pembaca tersenyum oleh tingkah laku tokoh. misalnya saja ketika mereka dihukum untuk menjewer telinga satu sama lain karena terlambat shalat, dan lain-lain. penggambaran cerita juga kuat, sehingga pembaca bisa mengimajinasikan dengan jelas cerita yang tertulis. cerita tentang indahnya persahabatan….
Belum lagi hikmah yang bisa diambil di setiap segmen cerita. Tapi yang paling menginspirasi guw, adalah kata-kata “Man Jadda Wajadda”. siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses…
Setelah baca buku ini, guw tertarik untuk memasukkan anak gue ke pesantren. tapi harus pesantren dengan fasilitas pengajar seperti di dalam novel. hhe.
Semoga Islam tetap jaya dan memiliki penerus seperti tokoh-tokohdi dalam novel.amien
(buku ini dibaca pada tanggal 15/04/2010)