Mungkin bukan hanya saya saja yang merasakan keadaan seperti gambar dibawah ini.

atau ini??

Pemandangan seperti ini sudah sangat lazim diketemui di kota Angin Mamiri. Tidak pagi, siang, malam, semua macet. sampai-sampai, semua orang menjadi terbiasa dengan hal ini. terjadi sebuah kondisi pemakluman. Jadi, tidak ada orang yang mencoba mengurai dan mengurangi kemacetan tersebut. dimulai dari diri sendiri untuk mengubah kota ini, lalu provinsi ini, dan akhirnya negara ini. 😀 (be positif thinking).
Saya mau mencoba mengurai beberapa penyebab yang saya lihat menjadi permasalahan kemacetan di kota ini. mungkin kalian juga menyadari apa yang akan saya jabarkan d bawah ini :
1. Volume kendaraan lebih banyak daripada jalanan. Bayangkan ruas jalanan yang ada di Makassar, hanya sedikit yang bisa dikatakan jalan protokol seperti Jl Pettarani, Jl Perintis Kemerdekaan, Jl Ahmad Yani, Jl Jend Sudirman, sedangkan jalan lain. luasnya tak cukup 3 mobil berjejeran, karena itu mobil bisa berbaris panjang kebelakang.
2. Banyaknya mobil dengan plat selain Makassar. Ini bukan hal yang aneh kita temui di Makassar. Kadangkala mobil dengan plat huruf F, DN, B atau S kerap menghiasi jalanan Kota Daeng.
3. Pembangunan kota yang acak-acakan. Hal ini diamini oleh beberapa pakar Tata Kota. Tidak terintegrasinya pembangunan sesuai dengan konsep yang telah dicanangkan membuat wajah kota Makassar semakin buruk. Kawasan Tamalanrea yang awalnya diperuntukkan sebagai daerah pendidikan, toh saat ini malah menjadi ladang bisnis. Empat tempat karaoke, Mall dan pusat perbelanjaan di kawasan ini menumbuhkan minat konsumerisme kepada mahasiswa. Belum lagi para pengguna tempat tersebut acapkali parkir di sembarang tempat. Otomatis kemacetan semakin mengular.
4. Ditambah lagi adanya mobil murah yang diusung oleh pemerintah. Pastinya akan membanjiri jalanan di Makassar. Pemerintah memberikan legalitas terhadap masuknya mobil murah atau biasa disebut Low Cost Green Car (LCGC). Mobil-mobil tersebut memang menyasar segmen masyarakat menengah keatas.
5. Lahan parkir yang tak disediakan oleh pembangun, misalnya pembangunan Rumah Sakit di Pintu 2 Unhas, lahan parkir sangat minim. Alhasil para petugas kesehatan memarkir kendaraan mewah mereka di badan jalan. Membuat kemacetan parah di sekitaran Pintu 2 Unhas. 
6. Hal ini diperparah dengan kesadaran berlalu lintas yang sangat minim. Kenapa saya mengatakan hal demikian? Coba saja anda cek di jalan, para pengguna kendaraan bermotor kerap menerobos lampu merah. Belum lagi para pengendara yang suka berbelok sembarangan, tidak memakai helm, tidak mengerti rambu-rambu lalu lintas. Coba saja anda buat SIM di Kantor Kepolisian, kalau bisa memberikan uang ‘pelicin’, maka SIM dengan mudah anda dapatkan. Saya ingat, ketika saya membuat SIM awal tahun ini, ketika ujian rambu-rambu lalu lintas, dari 20 orang yang diuji hanya 5 orang yang lolos. Tapi semua orang tetap berhak mendapatkan SIM. Jadi bisa dibayangkan betapa kacaunya pengetahuan para pengguna kendaraan bermotor.
Oke, itu adalah masalah yang ada di Kota Makassar. Nah, bagaimana cara mengatasinya. Ada beberapa ide yang pernah disampaikan oleh para ahli untuk mengatasi kemacetan.
1. Membangun Mass Rapid Transportation (MRT) di kota ini sudah seharusnya dilakukan. Sebenarnya proyek ini sudah digaungkan dari dua tahun lalu, namun belum ada realisasinya. Monorail yang dijanjikan tak muncul-muncul. Programnya keren namun belum bisa dirasakan hingga saat ini. Bisa dicheck disini :  http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1453031 Padahal kota yang pertumbuhannya sangat stabil membutuhkan transportasi yang tepat. Pete-pete atau angkot bukan jenis transportasi yang terintegrasi, karena itu Pemkot harus membenahi kekacauan yang ada di jalan.
2. Membangun Vertical Parking. Tak bisa dimungkiri bahwa kebutuhan akan kendaraan pribadi menjadi hal yang lumrah. Namun kita harus bisa mewaspadai adanya tingkat kemacetan parah di kota-kota besar. Selain itu kurangnya lahan parkir terkadang membuat kita memarkir mobil kesayangan di badan jalan. Karena itulah butuh inovasi dalam hal parkir-memarkir. Vertical Parking bisa menjadi solusi yang baik. Karena keterbatasan lahan, parkir yang menjulang keatas harusnya bisa diaplikasikan di kota-kota besar. Contohnya jika pihak rumah sakit ingin membangun lahan parkir, mereka bisa mencoba vertical parking. Memang mahal sebuah teknologi, tapi jika ini untuk kemashalatan umum, why not??
3. Mengawasi jalannya pembuatan SIM dan STNK kendaraan. Hal ini dilakukan agar para pengendara memiliki kesadaran untuk berlalu lintas. Jangan selalu dimudahkan, ketika ada orang yang membayar lebih maka ia akan dengan mudah mendapatkan SIM. Kasian dong orang yang sudah susah payah belajar tapi dihargai dengan hasil yang sama. 😛
Mungkin inilah sedikit keresahan pengguna jalan di kota Daeng ini. Semoga Pemkot dibawah naungan pemimpin yang baru bisa memberikan angin segar agar lalu lintas Makassar bisa menjadi lebih baik.. 😀

Identitas, 29 September 2013

Tulisan ini sudah diendapkan selama 1 tahun dan baru dipublish.. hahaha.

Kemacetan di Makassar, Jadi Hal Lumrah

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

    Trending posts

    No posts found

    Subscribe

    Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.