My Asus di Magelang. 🙂

 

Ketika saya akhirnya memutuskan untuk melabuhkan hati pada Asus Zenfone 5 itu penuh dengan pertimbangan. Pertama adalah budget. Uang di tabungan saya pada waktu hanya sekitar 2.5 juta rupiah. Hasil menabung setelah 6 bulan bekerja, saya pun membeli sebuah hp di bilangan Jakarta. Harga Asus Zenfone 5 saat itu adalah 2,4 juta rupiah. “Masuk dalam budget,” pikirku waktu itu. 
Kedua, faktor ketahanan HP. Saya menggunakan laptop Asus A455 L berwarna biru (sekarang merah). Saya melihat bahwa laptop Asus yang saya gunakan tahan banting, walapun saya meletakkan laptop asal-asalan, ia tak pernah rewel. Jadilah saya memperhitungkan HP Asus sebagai pilihan pertama. Dan benar saja, ia termasuk tahan banting. Sudah beberapa puluh kali ia jatuh berdebam di tanah, di batu, di lantai dan di atas kasur, tapi ia tak retak. Ia tetap kokoh. 

Ketiga, faktor RAM dan memori internal. Pada waktu itu dengan harga sekitar 2,5 juta, HP Asus sudah memiliki spesifikasi yang lumayan untuk sebuah handphone mid end. Dengan RAM 1 GB dan memori 8 GB, saya rasa sudah sangat lumayan. Karena saya hanya akan menggunakan beberapa media sosial saja, tidak akan memiliki banyak aplikasi. 
Ketiga faktor inilah yang akhirnya mengantarkan saya untuk membeli HP Asus Zenfone 5. Tanggal 28 Juli 2014 kalau saya tidak salah ingat, sebuah hape berwarna putih mendarat di tangan. Betapa senangnya saya memiliki HP tersebut. Hingga akhirnya di hari ini, 12 Januari 2017, HP Asus tiba-tiba tidak mau menyala. Ia sudah 3 kali masuk ke tempat service sebelumnya, sehingga saya pun mempertimbangkan untuk membeli yang baru. 
Tapi karena HP ini sudah berjalan bersama saya selama 2 tahun lebih, saya akan menuliskan beberapa cerita mengenai HP ini. 🙂 Terima kasih Asus, kamu sudah menjadi teman selama ini. Kamu penuh dengar cerita. 🙂
Cerita akan saya bagi kedalam 3 kisah yang menegangkan dan benar-benar berkesan kepada saya. 
Cerita Pertama – Kehilangan Pertama dan Belajar Sebuah Keikhlasan 
Hari itu, saya sedang bekerja, saya lupa kapan tepatnya. Tempat saya bekerja, PT Harta Samudra terletak di bilangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon – Tantui. Siang itu saya sudah bersiap-siap untuk mengambil sepeda motor baru dari Bali di daerah Galala. Saya dengan riang menuju rumah Pak Robert yang digunakan sebagai tempat tujuan pengiriman motor tersebut. Pada saat itu saya hanya membawa HP Asus dan saya letakkan di dalam kantong jaket.  
Tidak ada perasaan apapun hari itu. Saya kembali ke PPN dengan menggunakan motor baru. Ketika saya sedang mengisi angin di bagian belakang kantor, saya mendapatkan telepon dari atasan saya di Bali yang menanyakan apakah motor sudah tiba di Ambon. Setelah itu, HP Asus saya letakkan di dalam kantong jaket lagi. 
Setelah meletakkan motor di garasi tempat kost, saya pun bergegas menuju kantor untuk mengerjakan laporan. Ketika saya merogoh kantong jaket, HP tidak saya temukan. Saya mencoba mengingat kembali. Saya bahkan lari mengelilingi PPN Ambon untuk mencari HP tersebut. Perasaan bercampur aduk. Baru saja saya membeli HP tersebut, dan sekarang harus hilang. Sampai sore, tidak ada kabar mengenai HP itu. Mau menangis, saya tak mampu. Karena ini adalah murni keteledoran saya karena meletakkan HP di dalam kantong jaket yang dalamnya tak seberapa. 
Saya pun harus move on dan mengumumkan kehilangan HP di Facebook. Perasaan saya hari itu hanya bisa pasrah. Malam harinya, saya hanya termenung di sudut kamar. Tapi saya belajar kata keikhlasan. Mungkin saya belum bersedekah. Mungkin ibadah saya masih kurang. Dan banyak kemungkinan lainnya. Saya pun segera membuat kartu baru di galeri Indosat dan Telkomsel. 
Dua hari berikutnya, saya mendapatkan kabar selentingan bahwa HP saya ketemu. Tapi saya lantas tak percaya begitu saja. Karena kemungkinan HP saya kembali hanya 0,7%. Terlalu banyak orang yang lalu lalang di PPN Tantui. Tapi di saat istirahat s
iang, Mba Dewi datang membawa HP saya dalam keadaan mati. Menurutnya ada juragan es balok di belakang kantor yang menemukan HP saya tergeletak di jalan. Ia pun memungutnya dan melihat foto saya di halaman depan HP. Ia mengenali saya sebagai perempuan yang selalu naik sepeda dan bekerja di PT Harta Samudra. Ah betapa beruntungnya.. 
Ditaro dimana aja. mantap. 🙂
Itulah cerita menegangkan pertama saya dengan HP ini. 🙂 Alhamdulillah masih jodoh..
Lanjut di postingan berikutnya yaa. 🙂
ditulis di Penginapan Delta, Kota Namlea, Pulau Buru
12 January 2017 19:32 WIT

 

Kisah Gila 2.5 Tahun Bersama Asus Zenfone 5 #Part 1

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

    Trending posts

    No posts found

    Subscribe

    Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.