saya dibelakang lukisan terbesar di Louvre, The Wedding Feast at Cana

Perjalanan saya ke Paris memiliki satu tujuan yang ingin saya lakukan, pergi ke Museum Louvre. Sebuah museum yang menjadi salah satu lokasi cerita seru serial Dan Brown, The Da Vinci Code. Buku yang rilis pada tahun 2003 ini menjadi buku fiksi terfavorit saat itu. Saya yang masih kelas 1 SMP selalu membayangkan bagaimana megahnya Musee du Louvre yang ada di dalam buku tersebut. Dan setelah 14 tahun akhirnya saya bisa melihat kemegahan Museum Louvre dengan mata kepala saya sendiri.

Robert Langdon dan petualangannya

Seorang kurator bernama Jacques Sauniere di Museum Louvre, Paris terbunuh. Polisi memanggil Robert Langdon, seorang ahli simbologi di Universitas Harvard. Bukan tanpa sebab polisi memanggil Langdon, hal ini dikarenakan terbunuhnya sang kurator yang menyebut nama Langdon di dalam pesan terakhir sebelum ia dibunuh.

gallery uffiziPesan simbolik Jacques Sauniere merupakan sebuah pesan yang bisa dipecahkan oleh ahli simbologi. Robert Langdon yang belum pernah bertemu langsung dengan Jacques terlihat bingung kenapa dia yang disebut namanya oleh mendiang kurator. Sang kurator membuat pesan yang unik, misalnya saja anagram kata yang sebenarnya merujuk pada lukisan milik Leonardo da Vinci. Lukisan yang disebut ada di Museum Louvre hingga saat ini.

Bergabungnya Sophie Neveu, sang cucu kurator membuat Langdon menjadi pelarian yang diburu oleh polisi judisial Paris. Selama pelarian mereka menggali informasi tentang sebuah perkumpulan yang disebut dengan biarawan Sion. Sebuah perkumpulan sejak jaman dahulu kala yang tetap memegang teguh sebuah informasi yang dianggap bisa mengguncangkan pihak Gereja. Kalian musti baca bukunya supaya ikut merasakan keindahan Museum Louvre ini, guys. πŸ™‚

Sejarah Museum Louvre

Merunut dari laman Wikipedia, museum ini sudah dibuka sejak tanggal 10 Agustus 1793. Berarti umurnya sudah hampir 224 tahun. Pada saat pertama dibuka, museum ini memamerkan 537 lukisan. Dimana lukisan banyak didapat hasil dari penyitaan properti gereja dan kerajaan oleh Pemerintah Perancis.

bagian depan Louvre

Museum ini sempat ditutup karena masalah struktural bangunan pada tahun 1796 hingga 1801. Namun setelah itu museum ini menambah jumlah koleksi di bawah pemerintah Napoleon dan sempat berganti nama menjadi Musee Napoleon. Pada saat Prancis mengalami kekalahan di Pertempuran Waterloo, sebagian karya yang ada di museum, dikembalikan kepada pemilik asli. Hingga pada pemerintahan Louis XVII dan Charles X, museum berhasil mengumpulkan hingga 20.000 koleksi seni. Dengan adanya sumbangan dan hadiah yang terus meningkat sejak masa Republik Prancis Ketiga, akhirnya museum membangun beberapa departemen yang dibagi sesuai dengan kategorinya.

Museum ini terbagi dari delapan departemen kuratorial sejak tahun 2008, yaitu Koleksi Mesir kuno, benda purbakala dari timur, Yunani, Etruskan, Romawi, Seni Islam, Patung, Seni Dekoratif, Seni Lukis, Cetakan dan Seni Gambar.

Antri Masuk ke Museum Louvre

Ketika akhirnya saya menginjakkan kaki di area Musee du Louvre, saya berdecak kagum. Karena penggambaran yang ada di dalam novel seakan tergambar jelas di hadapan mata saya. Apa yang saya bayangkan ketika itu serupa dengan yang saya lihat saat ini.

ngantri panjang

Tapi gambaran itu agak meleset sedikit dari perkiraan. Hal ini dikarenakan untuk masuk museum ini, kita harus mengantri panjang! Ada sekitar 1 jam kita harus berdiri sambil mengigil kedinginan (lagi musim dingin) untuk memasuki piramid. Kalau di buku novel, tokoh Robert Langdon masuk ke Louvre saat malam hari, ia tak perlu antri. Hufh..

Ketika masuk ke dalam museum sebenarnya kami masih bisa gratis masuk tuh, tapi bodohnya adalah kita gak bawa kartu mahasiswa (student card). Jadi di Paris itu ada sistem yang memperbolehkan student dibawah umur 26 untuk bisa menikmati museum di Paris secara gratis. Jadi, kalau bawa kartu mahasiswa di universitas Eropa bisa gratis biaya masuk. Sayangnya saya gak bawa kartu tersebut. Hiks. Jadilah kami membayar 15 euro per orang untuk tiket masuk. (update : saat ini tiket masuk 17 euro per orang).

tiket masuk

Perjalanan di dalam Louvre

Memasuki museum, seorang petugas melakukan scan pada tiket saya dan Arif. Kami pun mulai menjelajahi area museum dengan antusias. Saya sih yang paling antusias. Target utama saya adalah mencari lukisan anagram dari kata “O, Draconian Devil! O, Lame Saint!” yang terdapat dalam buku Dan Brown. Sebuah anagram yang menunjukkan kata Leonardo da Vinci! The Mona Lisa!

Tapi ternyata Musee de Louvre itu bessaaaaarrrrr sekali. Hahaha. Menurut informasi, museum ini luasnya 3 kali lapangan sepak bola. Jadi gak mungkin dihabiskan dalam waktu satu hari. Kalau punya kekuatan super berjalan cepat dan bisa menikmati semua lukisan dalam waktu singkat, mungkin saja sih. Hehe. Tapi kalau manusia biasa sepertinya gak mungkin.

langit-langit museum Louvre

Awalnya saya ingin sekali mencari lukisan The Mona Lisa, tapi saya terpana dengan keindahan lukisan dan artefak yang ada di museum ini. Kami masuk ke area departemen Roman Antiquette yang memamerkan patung-patung sejak jaman Romawi kuno. Sialnya adalah SD card saya penuh. Jadi saya hanya bisa mengambil beberapa gambar saja. Video juga hanya beberapa menit. Saya banyak menyimpan memori dalam otak, sambil terus berharap suatu saat bisa kembali lagi kesini dan mengambil gambar lebih banyak.

Bertemu langsung dengan The Mona Lisa

Perempuan itu menatap kerumunan orang di hadapannya. Kalau saja ia bisa berbicara mungkin ia akan protes tentang sebanyak apa orang yang berusaha menjamahnya. Sebuah kanvas berukuran yang mungkin sebesar kertas HVS itu menjadi rebutan banyak orang. Saya harus berdesak-desakkan untuk bisa mencapai lukisan tersebut. Ratusan orang juga memadati area yang sama, semuanya ingin melakukan selfie bersama wanita di dalam lukisan tersebut. Tiga orang petugas keamanan menjaga tangan-tangan orang agar tak menyentuh kanvas lukisan wanita tersebut.

Saya yang tak berhasil mendekati ‘sang wanita’ hanya mampu mengamatinya dari jauh. Senyum simpul yang dikatakan karena terkena penyakit, membuat orang semakin penasaran. Beberapa studi mengatakan bahwa Mona Lisa sedang hamil ketika dilukis oleh Leonardo da Vinci. Banyak juga spekulasi yang mengatakan bahwa Mona Lisa adalah potret Leonardo da Vinci sendiri karena postur tubuh dan rahangnya yang hampir sama. Tapi biarlah ia dengan segala kemisteriusannya.

monalisa
desak-desakan cuy
toko souvenir Louvre

Museum dengan Artefak Islami

Museum ini juga menyimpan banyak artefak tentang Islam disini. Tahun 2007, museum Louvre membuat sebuah ruang pameran khusus untuk benda-benda islami. Merunut artikel di Republika, ada sekitar 3.000 unit hasil karya Muslim dari abad ketujuh hingga ke-19 mulai dari Eropa hingga India. Semua artefak ini tersebar di ruangan dua lantai seluas 3.000 meter persegi. Di dalamnya ada surat cinta tertua di dunia Islam. Hiks. Saya gak sempat lihat, karena kami tiba disini saat waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Museum Louvre ditutup lebih awal karena sedang malam tahun baru. Hiks.

Penutup

Kalau mau datang ke Louvre ada baiknya sudah datang sejak pagi-pagi saat Museum Louvre ini buka di pukul 8 pagi. Apalagi bagi Anda pecinta museum dan berkunjung ke Paris, museum ini sangat wajib didatangi!

 

Peta Louvre Museum :

 

ditulis di Tajurhalang

0:34, Kamis 20 Februari 2020

saat hujan turun dengan derasnya di rumah

Masuk Ke Musee du Louvre, Lihat Monalisa Asli

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

3 Responses

  1. Def one of my fave museums!

    Butuh seharian buat mengeksplor semua bagiannya, plus bonus kaki pegel.

    Buat yang mau praktis, pihak museumnya menyediakan brosur yang isinya top things to see atau must see things gitu ya mba kalo ga salah. Jadinya bisa lebih fokus mau liat apa dan ga nyasar2 amat. Museum di Indonesia belum ada yang semasif ini sih ya ukurannya, jadi belum nemu juga yang sampai bikin peta dan guide museum seperti yang dibikin Louvre.

    Kalau bagian favorit saya di museum ini adalah egyptian antiquities departmentnya. Masuk sana berasa bocah ngeliat mainan hehehe.

    Makasih udah menulis tentang museum ini, Mba!

  2. Halo mas.

    Iya bener banget, ak sebenarnya mau sekali ngescan peta museum Louvre ini, tapi gak jadi mulu karena ditunda. Sekarang petanya malah hilang. Hiks sedih banget.
    ini emang museum kece banget, besarnya gak sanggup kalau dikelilingin sehari full. πŸ™‚

    terima kasih juga sudah berkunjung mas πŸ™‚

  3. Wah alamat suatu hari bakalan balik ke sana tuh kayanya,Mba. πŸ™‚

    Sama-sama, Mba. Senang baca-baca tulisannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Categories

    Trending posts

    No posts found

    Subscribe

    Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.