Ini bukan cerita saya, tapi tentang anak perempuan bernama Faqiha. Nama lengkapnya Faqiha Rizqina Kamila tapi saya dan semua keluarga memanggilnya Faqiha  atau kadang Kihe. Ia adalah sepupu saya dari pihak Bunda. Saya mengenalnya sebagai anak yang ceria dan cerdas. Beberapa kali ia memenangkan lomba cerdas cermat di sekolahnya. Hitung-hitungannya pun selalu tepat. Tak ayal ia menjadi salah satu bintang di sekolahnya dan di hati kami para sepupunya.

Rambutnya ikal bergoyang-goyang ketika berlari kesana kemari. Umurnya masih 10 tahun saat ini, tapi kadang ia tampil bak seorang dewasa. Pernah satu kali ia menceramahi saya tentang pentingnya belajar. Betapa sok taunya ia. Tak lama ia pun mengenakan kacamata. Katanya karena kebanyakan membaca. Memang ia termasuk anak yang pandai.

Hingga di penghujung 2016, kita mendapatkan kabar bahwa ada sesuatu di dalam perut Faqiha. Sebuah benjolan yang kemungkinan akan terus membesar jika tak diangkat dari perutnya. Kami dilanda shock luar biasa. Doa terus menerus kami panjatkan untuk kesehatannya. Sebuah daging tumbuh pun diangkat dari perutnya. Besarnya tak tanggung-tanggung, hampir seukuran kepala bayi (17 cm lebih). Alhamdulillah tumor itu berhasil diangkat. Ia pun diperbolehkan pulang. Namun gelayut kabar bahwa kanker sudah mencapai stadium 3 C harus dihadapinya.\

Faqiha yang tetap tersenyum

Tapi walaupun demikian, senyum jarang terlepas dari bibirnya. Saya satu kali melihatnya lemas dan menangis ketika ia keluar dari ruangan operasi. Saat itu dokter berhasil mengeluarkan gumpalan besar dari perutnya. Ia menangis keras memanggil nama bundanya. Setelah operasi itu, Faqiha sangat jarang menangis. Bahkan ia terkenal sangat ceria di antara teman-temannya di rumah sakit. Ia sering menjenguk teman-temannya dan memberikan motivasi kepada yang lain. Karena baginya membagikan kebahagiaan merupakan kebahagiaan bagi dirinya.

Diantara teman-temannya, Faqiha merupakan pasien yang sangat kuat. Ia masih bisa beraktifitas dengan normal selayaknya anak-anak seumurnya. Ia masih terus masuk sekolah walaupun harus menjalani kemoterapi. Ada 6 siklus kemoterapi yang harus dilewatinya untuk mencapai kesembuhan. Satu bulan sekali akan ada obat-obat khusus yang harus diminum Faqiha. Namun ada harga yang harus dibayar, rambutnya rontok, nyeri perut dan ia seringkali cepat merasa lelah. Tapi dengan keadaannya yang seperti itu, ia tetap berusaha bermain, menulis cerita, membaca, bahkan terkadang mencoba resep baru yang ia temukan dari internet.

Faqiha saat menjenguk teman-temannya dan memberikan boneka barbie

 

main uno yuk

Dan malam kemarin kami bermain kartu sambal bercerita tentang keadaan Faqiha saat ini. Kebetulan saya habis membeli parfum baru Vitalis Body Scent dengan wangi Blossom. Ia sangat menyukainya. Katanya wanginya terasa segar. Memang saya paling suka dengan parfum ini, saya telah memakainya sejak duduk di bangku kuliah. Wanginya yang segar membuat saya selalu percaya diri walaupun sering tidak mandi. Hehe. Seringkali karena saya memiliki banyak aktifitas selain perkuliahan, Vitalis menjadi salah satu penyelamat. Ketika ingin bertemu dengan narsumber, saya memakainya terlebih dahulu.

Ketika Faqiha mengatakan bahwa ia suka dan berkali-kali menyemprotkan parfum pada tubuhnya, akhirnya saya memberikan parfum untuk Faqiha, karena bagi saya Faqiha merupakan wujud dari kepercayaan diri dan pantang menyerah. Terus berjuang, Faqiha. 🙂

 

ditulis di kamar kost tercinta

21 Mei 2017

 

#MemesonaItu Tetap Kuat Walaupun Badai Menghadang

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

2 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

Trending posts

No posts found

Subscribe

Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.