Masih ingat dengan engklek’? atau permainan karet? Atau gerobak sodor? Permainan yang mungkin kita temui ketika kita masih kanak-kanak. Namun, kali ini ketika saya dan teman-teman mengunjungi Pulau Rajuni, kami memainkannya kembali. Dimulai dari keisengan teman saya yang bernama Darmiati, ia mengajak kami semua bermain ala anak-anak kembali.
Ia mengajak kami bermain permainan dari kampungnya di Bau-bau, namanya Kalapido. Permainan yang menggunakan tongkat kayu lalu dilemparkan. Tapi berbahaya, karena pukulan bisa mengenai mata. Dar menggunakan kayu bamboo sebagai pemukul. Apalagi tubuh kami yang sudah sangat gempal, sehingga sulit menghindar dari pukulan kayu. Kami pun berganti permainan menjadi lompat tali. Hanya saya yang tidak jago memainkan permainan tersebut. Hehehe.
Dan puncaknya hari ini, kami memainkan permainan yang sangat saya kenal. Engklek’ sebuah permainan yang biasa dimainkan ketika duduk di Sekolah Dasar. Di depan rumah mbah, saya, Azka, Diky, Mba Ayu dan sepupu-sepupu senang memainkannya setiap sore. Hehehe. Jadi ingat masa-masa itu. Banyak nama dari Engklek’ , kalau Orang Makassar menyebutnya Dende’, orang Bau-bau menyebutnya Tende’ dan orang Majene menyebutnya Teba’. sangat beragam bukan??
Permainan yang menggunakan batu sebagai tanda kita. Dan papan permainannya berupa tanah lapang yang sudah diberikan garis-garis berbentuk kotak. Cara bermainnya kita melempar batu di kotak yang sudah disediakan. Kita pun loncat untuk mengambil batu yang sudah kita lemparkan. Yang sudah menyelesaikan permainan akan menjadi pemenang. Dan kali ini Dar yang keluar sebagai pemenang, kami pun mendorong gerobak sebagai hadiahnya. Hahaha. 😀
Selanjutnya kami bermain lompat karet. Ini yang saya suka, permainan yang bisa membuat kurus. Hahaha. Jadi kami harus meloncati karet yang sudah dipilin sedemikian rupa. Dan tugasnya adalah melompati karet yang dibentangkan mulai dari setinggi lutut, pinggang, dada, bahu, hingga kepala. Yang lucu, Ana adalah orang terpendek diantara kami bertiga. Tapi ia yang berhasil memenangkan permainan ini. ckckck. Ana jago banget, dia pake koprol untuk bisa melewati rintangan. Hahah. 😀
Akhirnya permainan kami akhiri, karena mungkin factor umur yang membatasi gerak kami. Hahah. Maklum lah udah memasuki umur 21 tahun. Heheh. Jadi setelah kedua permainan tadi, kami langsung kecapean dan langsung istirahat. Hahah. 😀
#ayo lestarikan permainan anak-anak