Marhaban ya ramadhan.. mari kita sambut bulan suci dengan ikhlas dan tawadhu. Gue minta maaf ya kalau selama ini ada salah, khilaf yang gue sengaja ataupun tidak di sengaja. 😀
Kali ini gue lagi berada di daerah perbatasan, antara Indonesia dan Malaysia. Pulau Sebatik namanya, tapi kalau denger namanya jadi inget ada di daerah Jawa. Hehehe. Mayoritas penduduk disini adalah suku Bugis. Mungkin 90%, sisanya suku asli Kalimantan dan orang-orang Jawa. :D. belum temuin orang Sumatera selama ini.
Nah, yang mau gue ceritain disini adalah momen awal Ramadhan gue di Pulau Sebatik. Ini adalah kali kedua gue berpuasa di tempat asing selain rumah, rumah mbah, rumah tante-tante dan rumah keluarga. Setelah Makassar menduduki posisi pertama dalam episode “Puasa Pertama di Negeri Orang”, Pulau Sebatik menjadi tempat kedua.
Ramadhan kali ini ga ditemani dengan lauk pauk yang biasa tersedia di rumah. Hanya dua potong mie instan goreng dan secentong nasi. Tambahannya beberapa gelas air putih plus habatusauda sebagai pelengkap. Tak ada makanan istimewa yang tersedia di meja, tak ada keluarga yang membangungkan, tak ada bunda yang menyuapkan nasi hangat di mulut jika mata masih mengantuk. Hhikkzz.
Bisa dikatakan ramadhan kali ini sama suramnya dengan ramadhan 4 tahun yang lalu. Ketika gue “hijrah” ke Makassar untuk menuntut ilmu di Universitas Hasanuddin. Belum punya banyak temen, keluarga yang ada pada pergi ke Jakarta untuk pulang kampung. Menyedihkan. Jadi sahur cuman sendirian dengan sisa nasi tadi malam dan lauk seadanya. Baru setelah puasa berlalu, ada beberapa teman baik hati yang datang membawakan makanan. 😀
Tahun berikutnya dengan teman yang lebih banyak, episode Puasa Pertama di Negeri Orang diisi dengan teman-teman di Identitas. Kenangan-kenangan itu kembali menyeruak dan membuat saya tertawa. Ahahah. 😀
Kenangan masa ramadhan sangat istimewa bagi perantau kayak gue. Mungkin ramadhan yang seterusnya (insyAllah jika Allah SWT memberikan umur), gue akan berada di tempat asing lagi. Beradaptasi lagi. Dan mencoba menerima kenyataan bahwa manusia terus bergerak.
Mungkin episode “Puasa Pertama di Negeri Orang” akan terus berlanjut. Dengan pemeran utama yang tak berganti, namun setting dan pemeran pembantu terus berubah. Dinamis. Entah di Jepang, Perancis, ataupun di Padang. Amien ya rabbal alamin..
Mudah-mudahan Allah SWT memberikan rezeki dan kemudahan bagi kita semua. Amien ya rabbal alamin.