Sunrise dari atas pesawat
Pagi itu saya sulit tertidur. Rasanya masih ingin terus memeluk bantal guling. Airmata yang keluar membuat mata semakin sipit dan terlihat bengkak. Fakta bahwa saya harus meninggalkan Maumere membuat saya meneteskan airmata. 
mas Anang

Dengan berat hati saya mempersiapkan barang-barang yang akan saya bawa ke kota berikutnya. Setelah berpamitan dengan keluarga di kost, saya pun berangkat. Diantar oleh Mas Firman dan Mas Anang ke Bandara Franseda Xaverius. Benar-benar menyedihkan. Saya merasa mendapatkan keluarga baru disini, namun harus berpisah. 

Sesampainya di bandara saya langsung check in dan menimbang barang bawaan. Angka menunjukkan bahwa saya kelebihan bagasi hingga 27 kilogram. Kayaknya saya bawa bom dan mayat manusia. 🙁
mas Firman

Waktu menujukkan pukul 07.20 Wita,  pesawat yang dioperasikan oleh Wings Air dengan nomor penerbangan IW1820 membawa saya dari Maumere ke Bali. Perasaan sedih saya alami ketika di dalam pesawat. Duduk sendirian di kursi paling belakang membuat saya memiliki banyak waktu untuk bersedih dan membiarkan pikiran mengenang segala hal yang sudah saya lakukan di Maumere. 
Akhirnya tiba di Bali dan kembali ke kantor. —>> skip cerita
Jam 20.00 Wita janjian dengan Mbak Steph untuk sama-sama berangkat ke Bandara Ngurah Rai. Padahal malam ini ada jadwal untuk debat capres. Mau nonton, eh pas nyampe di bandara ga ada televisi. hiks. Pukul 22.30, pesawat L*on Air membawa saya terbang ke Jakarta. Selama perjalanan, saya mencoba tidur, karena berdasarkan jadwal saya akan tiba di Ambon pukul 07.00 Wit. Ada perbedaan waktu 2 jam antara Jakarta dan Ambon.
Setibanya di Jakarta, kami hanya menunggu 2 jam dan kemudian pesawat yang akan membawa kami ke Ambon sudah siap berangkat. Perjalanan ke Ambon agak gelisah. Seperti apa kehidupan yang akan saya dapatkan disana. Apakah seseru kehidupan di Makassar dan Maumere? Biarlah waktu yang akan menjawabnya. Perjalanan dari Jakarta ke Ambon ditempuh selama 2,5 jam.
pemandangan dari kantor
Perjalanan menuju Ambon masih gelap gulita dan ketika bangun pagi saya melihat cahaya matahari muncul dari balik awan. Ah, sudah pagi! Mata masih menyipit karena kebetulan saya duduk di dekat jendela. Tiba-tiba bunyi pengeras suara di pesawat semakin membuat saya melek. Saya akan tiba di Ambon sebentar lagi!
Selamat Datang di Ambon Manise, Caca! 
Saya mengucapkan kata itu dalam hati.Entah perasaan apa yang tiba-tiba mengguncang perut saya. Tapi saya menikmatinya, seakan-akan sebuah kehidupan baru akan dimulai. Namun sungguh sayang, bandara sedang hujan deras. Niat untuk berfoto di bandara musnah. Tapi paling tidak tulisan ini lebih abadi dibandingkan selembar foto. 
ditulis di Kantor PT Harta Samudera
5:23 PM, Jumat 13 Juni 2014
Tulisan ini saya buat sebagai pengingat sejenak bahwa saya sudah tiba di Ambon Manise!

Selamat Datang di Ambon Manise, Caca!!

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

    Trending posts

    No posts found

    Subscribe

    Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.