Stuck dalam menulis adalah hal yang paling jamak ditemui oleh penulis. Nama kerennya ‘writer’s block’. Dimana penulis tidak tahu apa yang ingin ditulis. Dan itu hal yang paling lumrah dialami oleh siapapun. Penulis sehandal Dan Brown pun juga mengalami writer’s block. Karena apa? Ya karena kita semua hanya manusia.

Writer’s block

Merujuk pada beberapa website, writer’s block terjadi karena beberapa hal. Misalnya saja perasaan takut jika tulisannya tidak sesuai dengan ekspektasi. Perfeksionisme juga sering menjadi hambatan sehingga writer’s block muncul di dalam pikiran penulis.

Bagi para pencari nafkah melalui tulisan, tekanan dari luar sangat terasa. Hal ini yang membuat penulis mengalami writer’s block karena tekanan dari luar diri sendiri.

Selain itu, penulis terbiasa membangun kritik terhadap diri sendiri. Makanya banyak motto “don’t be so hard on yourself” sering digaungkan. Kita tidak boleh terlalu keras kepada diri sendiri. Relax juga penting 🙂

Bagaimana cara mengurangi Writer’s Block?

Banyak penulis dunia yang punya cara unik dalam mengurangi kondisi semacam ini. Hahha. Misalnya saja Victor Hugo, penulis Les Miserables terbiasa untuk meminta pembantunya menyembunyikan pakaiannya. Lalu ia akan menulis sambil telanjang. Jika sedang musim dingin, ia hanya menggunakan selimut, sehingga ia tidak akan bisa keluar dari rumah. Ia hanya fokus pada tulisannya saja. Hal ini ia lakukan agar bisa menyelesaikan buku Les Miserables. Dimana pada akhirnya buku ini jadi sebuah karya sastra yang dikenal hingga saat ini. Les Miserables pernah diangkat ke dalam film yang fenomenal pada tahun 2012.

Di masa sekarang, ada penulis yang mencoba mendengarkan musik pink noise atau white noise. White noise adalah kombinasi berbagai suara dari seluruh frekuensi yang dapat didengar oleh telinga manusia. Kombinasi berbagai suara ini akan menciptakan suara mendengung atau mendesis yang terdengar konsisten, stabil, dan merata (alodokter.com). Namanya Jonathan Franzen (The Corrections), ia juga mematikan hubungan internet di komputernya, sehingga ia tak terdistraksi.

Menulis saja

Sudah beberapa lama saya vakum untuk menulis kegiatan harian yang biasanya saya lakukan. Entah untuk sekedar menuliskan kegiatan harian saja sudah stuck. Padahal banyak sekali yang ingin saya tuliskan. Saya merasa tulisan saya tidak cukup bagus untuk di publish, atau bahkan saya berpikir bahwa sebaiknya tak usah ditulis sama sekali. Tapi isi kepala saya seperti meledak.

Di satu saat, saya hanya ingin menuliskan apa yang sedang saya rasakan dan saya alami. Seperti saat ini, yang tiba-tiba ingin mencari informasi bagaimana seorang penulis menghadapi writer’s block. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh penulis lain dalam menghadapi kondisi semacam ini.

Ada penulis yang mencoba menulis sambil berdiri, atau ada orang yang pergi berlibur terlebih dahulu untuk relaksasi pikiran dan otaknya. Atau malah penulis ternama Truman Capote (In Cold Blood; Breakfast at Tiffany’s) terbiasa menulis sambil berbaring. Kadang ada kopi, sherry, atau martini di satu tangan dan tangan lain memegang pensil.

Berjanji Pada Diri Sendiri

Saya sedang membuat janji, setelah berkali-kali mematahkan janji itu sendiri. Tapi saya tak patah semangat untuk mencoba. Saya ingin belajar menulis blog tiap hari. Entah apa yang akan saya tuliskan, tapi saya ingin sekali terus menulis. Menceritakan isi kepala dan pengalaman yang saya lakukan sebagai seorang manusia biasa. Karena saya yakin, di zaman ini, tak perlu jadi hebat agar bisa bermanfaat. Cukup melakukan apa yang kita bisa, bahkan hanya membagikan sebuah pemikiran. 🙂

ditulis di DFW Indonesia

01:48 WIB,Selasa, 19 Juli 2022

sambil mendengar lagu Hal – L