#cerita tentang kelas XI IPA 2, SMAN 1 Bojonggede
cerita dari sisi gue, Adlien atau disapa Coker..
Attention! Jangan marah atau dendam dengan tulisan gue. Karena ini murni pengamatan gue tanpa tekanan dari pihak manapun. Yang ga setuju, boleh nulis cerita yang lain dari perspektif masing-masing orang. Hahahaha.  

Lima tahun, waktu yang cukup lama. Cukup lama untuk bisa melihat perbedaan yang terjadi diantara kita. XI IPA 2, sebuah kelas kacau yang dihuni oleh penunggu-penunggu yang sangat mengerikan. Kelas yang membuat guru bisa keluar dari kelas saking bencinya sama penunggu kelas ini (ingatkah kalian dengan kejadian Pak Pandi??).
Cerita perkenalan dimulai ketika memasuki tahun ajaran 2006/2007. Jelas terekam di kepala gue siapa saja yang akan gue temani duduk bersama di kelas XI IPA 2. Orang-orang yang gue takuti ada di kelas tersebut. Anggie Anggraeni, si tomboy dari X-3. Anak pindahan yang gaul abies.. Ngeri aja kalau sekelas sama dia, pasti bakalan kena damprat. Keliatannya anaknya ngebossy banget. 
Belum lagi Tedha Hartanto, cowok yang sudah jadi musuh bebuyutan sejak duduk di bangku SMP. Cowok yang ga pernah puas kalau gue belum nangis atau ngejar-ngejar dia karena suka ngatain nama orang tua gue. Setiap pulang sekolah, pastinya dia akan neriakin kata-kata keramat dari mulutnya. Rasanya pengen nendang.. 
Selvianita Sitepu. Anak dari Medan, ga jelas. Yang paling parah dia itu genk-nya Dinda Farahnisa. Anak geol yang tomboy dan mengerikan banget. Sitepu ini sahabatnya teman SMP gue, Firly Amalia. (dunia sangat sempit!). singkat cerita, Si Tepu ini orangnya sangar. Suaranya nyaring abies. 
Belum lagi genk-nya Indah yang terkenal sangat menyeramkan. Tipe-tipe orang ngebossy. Oh no. I dont like it. Pasti kelas bakalan bergeng-geng. Ketakutan seorang anak pendiam… Karena gue ga pernah nge-genk. Selalu berusaha untuk berbaur. hehehe.
Pertama kali memasuki kelas, terasa terancam dengan keberadaan orang-orang yang gue ga suka. Duduk dengan perempuan berjilbab besar yang sudah gue kenal , Griya Choirina Jati Sahputri. Cewek berkamata tebal namun sangat mencintai One Piece. (satu tipe… kyaaaaa.. XD). Paling parahnya lagi gue sama Griya duduk di kursi paling depan. Karena pada saat itu, Griya udah duduk di kursi paling depan. Belum lagi anak-anak sudah ambil kursi masing-masing. 
Banyak hal gila yang ga bisa gue lupain dari kelas ini. Pertama, kelas ini cinta kebersihan! Bayangkan, dua kali berturut-turut kelas gue menang lomba kebersihan. Karena kenapa? Anak-anak kelas gue dengan sukarela melepas sepatunya kalau sudah di pel bersih. Sampe-sampe kalau guru yang mau masuk juga lepas sepatunya. 
Kedua, kelas ini menang lomba mading. Idenya gokil abis. Membagi kelas menjadi anak pendiam (light side) dan anak gokil (dark side). Pokoknya mading keren.. :D. Parahnya lagi, menurut temen-temen gue masuk dalam anak gokil (dark side). Padahal gue pendiem abies. hhikzz
Ketiga, kelas ini pernah juga membuat seorang guru keluar dari kelas ini. Pak Pandi, guru yang kesel banget dikerjain di kelas ini. Ceritanya salah seorang teman gue menjawab salam dengan asal-asalan. Pak Pandi denger. Dia langsung kasih ultimatum, siapa yang ngejawab salam sambil main-main harus ngaku. Kalau enggak dia bakalan pergi. Akhirnya Pak Pandi keluar dari kelas. Ckckckc. 
Keempat, kelas ini punya hawa-hawa kumpulan orang gila. Bayangkan aja, seperempat anggota kelas ini pernah masuk BP berjamaah. Hahaha. Gila banget kejadiannya. Ga mungkin gue share disini, nanti bakalan ada orang yang tersinggung. 
Kelima, kita juga pernah mengajukan petisi tanda tangan anak-anak sekelas supaya bisa sekelas lagi tahun depan. Parah.. kita kumpulin tanda tangan namun pihak sekolah ga setuju. Mungkin karena anak-anak di kelas ini harus dipisah saking gilanya. 
Selain kegokilan berjamaah, gue juga menemukan cerita cinta picisan yang tumbuh di kelas ini. Misalnya aja si Tepu dan Tedha yang pada awalnya saling ejek pada akhirnya malah jadian. Ejekan “kuning” buat Tepu menjadi bahan olokan hingga saat ini. Sedangkan “pendek” panggilan Tedha dari Tepu. Yang serunya, si Inyonk juga pernah suka sama Tepu sampe-sampe ngasih cokelat dan boneka di hari valentine. Hahaha. (saat ini Tepu sudah berbahagia bersama suaminya.. Selamat sob. :D)
Belum lagi cerita cinta bersegi antara Anggi dan beberapa bocah di kelas. Cerita yang sebenernya ga bakalan abis kalau dibahas. Namun karena Anggi udah nikah, lebih baik ga usah bahas cerita ini. Pasti ketagihan bacanya, mirip sinetron anak jaman sekarang. Hahaha. 
Gue pun pernah masuk dalam cerita cinta picisan anak SMA. Si cowok datang dari antah berantah. Masuk di semester kedua. Cowok kelas sebelah. Gue masuk dalam perangkapnya. Hahaha. Cerita anak sekolah yang penuh dengan lika-liku kehidupan. Mencari jati diri. Alay dan lebay mungkin sapaan yang cocok. 
Banyak hal yang saya pelajari di kelas dua, mulai dari aktif nge-game di warnet, belajar naik motor (dengan menggunakan motornya Tepu, Ratna, Billy atau Erlina), belajar nongkrong, belajar jatuh cinta, belajar berdebat, belajar gila, belajar berteman, belajar menulis, dan masih banyak belajar yang lain-lain… 
Di tingkatan inilah saya merasa mempunyai makna hidup baru. Ga hanya sebagai anak baik dan pendiam, namun bertransformasi menjadi anak gaul dan anak keren (ini hanya ilustrasi penulis). Hahaha. 
Apapun namanya, setiap orang pasti mempunyai masa untuk belajar menjadi dewasa. Di kelas XI IPA 2 saya menemukan setitik keinginan untuk menjadi dewasa. 😀
Makassar, 24 Juli 2013

XI IPA 2, Kenangan Sedikit-sedikit

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

Trending posts

No posts found

Subscribe

Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.