Perjalanan saya ke Bonn untuk mengunjungi seorang kerabat membawa saya ke sebuah tempat yang tak pernah saya dengar sebelumnya. Kebetulan matahari di Bonn sedang terik pada saat itu. Padahal menurut Fadli ada pepatah kuno tentang cuaca di Jerman. “Jangan pernah percaya pada dua hal, cuaca dan wanita Jerman”. “Karena perempuan dan cuaca di Jerman sama-sama gak jelas,” ujarnya berkelakar.

Dan terberkatilah kami yang bisa jalan-jalan pada hari yang cerah. Saya, Arif dan Suci menginap di rumahnya Fadli dan dari rumahnya Fadli kami beranjak ke Museum Kota Bonn. Dari sana kami naik kereta lagi menuju Bad Münstereifel dari Bonn Haupthbahnhof. Kami sempat berlarian karena perbedaan waktu antara kereta yang kami naiki dari Tannebusch ke Bonn Hbf hanya berkisar 3 menit dari keberangkatan dari kereta ke Bad Münstereifel.

Untungnya kami masih bisa mengejar kereta, karena jika terlambat sedikit saja, kereta berikutnya baru datang 1 jam kemudian. Suci sudah hampir kehabisan nafas karena peron UBahn dan kereta Regional lumayan jauh.

Perjalanan ditempuh selama 1 jam 10 menit dan di sepanjang jalan terbentang pemandangan hijau. Fadli tak menceritakan dengan pasti apa yang kita tuju. Ia hanya mengatakan bahwa kita akan pergi hiking. Itu saja.

Setibanya di Bad Münstereifel, kami pun diajak masuk ke sebuah jalan kecil yang terlihat seperti pintu masuk benteng. Ada beberapa simbol tua di dinding benteng. Dan voila ternyata pintu masuk kecil itu adalah pintu masuk ke sebuah kota tua.

Sejarah Bad Münstereifel

Menurut mbah Google, Bad Münstereifel adalah kota spa bersejarah di distrik Euskirchen, Jerman, dengan populasi sekitar 17.000 jiwa. Kota kecil ini merupakan kota kecil bersejarah yang terletak di bagian paling selatan negara bagian Jerman, North Rhine-Westphalia.

Bad berasal dari bahasa Jerman yang bisa diartikan sebagai Bath. Sedangkan Munstereifel diambil dari nama sebuah hutan Münstereifel, bagian dari pegunungan Eifel. Sungai Erft mengalir melalui kota. Memasuki Kawasan ini, kita disuguhkan dengan karakteristik kota adalah gang-gang sempit dengan rumah-rumah setengah kayu yang indah. Banyak bagian kota ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Bagian banteng kota saja sudah dibangun pada abad ke-13 dan punya empat gerbang kota- Werther Tor, Johannistor, Orchheimer Tor, dan Heisterbacher Tor.

Jangan heran jika kita masih bisa melihat peninggalan Romawi dari abad ke-3 di sini.  Menurut saya, seluruh pusat kota adalah museum!! Karena kita akan melihat banyak bangunan-bangunan tua dan juga dilengkapi foto-foto sebagai komparasi.

situasi di kota ini
pintu masuk benteng

Misalnya saja Gereja St Chrysanthus dan Daria adalah bangunan tertua di kota ini. Dibangun kembali pada tahun 1100, dan bangunan aslinya sudah ada sejak tahun 830. Arsitekturnya terinspirasi dari Gereja St Pantaleon di Cologne dan terkenal karena pintu masuk barat Romanesque-nya.

Selain itu ada juga Romanisches Haus yang dikatakan sebagai bangunan tertua kedua, dibangun pada tahun 1167. Bangunan ini diubah menjadi museum kecil pada tahun 1912, Hürten-Heimatmuseum (perabot tempat tinggal abad ke-18 dan ke-19).

Dan bangunan merah besar bergaya Rathaus disebut sebagai Balai Kota Bad Münstereifel diperkirakan selesai pada 1476, meskipun tanggal bagian tertua dari abad ke-14. Dijual pada tahun 1818, hanya memulihkan peran administrasinya pada tahun 1930-an.

gambaran kota dari ketinggian

Sayangnya kami kesini ketika museum-museum sedang ditutup. Ada 3 museum yang bisa menjelaskan seperti apa kota ini. Apothekenmuseum (museum toko obat), Holzspielzeugmuseum (museum mainan kayu) atau Handwebmuseum (museum tenun) dengan relik dan gambar yang menceritakan kisah tentang lebih dari 5.000 tradisi menenun tahun lalu.

Apa yang bisa dilakukan di Kota Outlet ini?

Bad Münstereifel dikenal sebagai kota outlet dengan brand-brand ternama. Mirip seperti Roermond di Belanda. Bedanya tempat ini sangat familiar di kalangan turis-turis lokal. Saya jarang sekali mendapatkan muka-muka selain warga Jerman itu sendiri. Tapi menurut Wikipedia, kota ini bisa dikunjungi lebih dari puluhan ribu orang saat Spring dan Summer. Tak heran kemarin di tempat itu sangat ramai.

Selain belanja, ada beberapa opsi yang ditawarkan ketika mengunjungi Bad Munstereifel.

  • Menjelajah alam di Kurpark Scheleid

“Kurpark Schleid” (kebun spa Schleid) terletak hanya 200 meter dari stasiun kereta api dan cukup mudah untuk dijelajahi. Di sini kita dapat menjelajahi alam dan juga melihat suaka hewan seperti rusa dan hewan lainnya.

  • Sightseeing di museum-museum tua

Seperti yang telah saya sebutkan ada beberapa museum yang wajib dikunjungi saat museum sudah buka. Karena dari museum itu kita bisa melihat banyak informasi sejarah tentang kota ini. Menurut mbah Google, sangat sedikit kota tua di Jerman apalagi setelah perang.

ada gambar-gambar perbandingan di setiap sudut kota
  • Hiking

Kalau suka hiking di hutan, pilihan tepat untuk datang ke kota ini. Karena kota ini dikelilingi oleh 12 hutan purba di pegunungan Eifel.

Transportasi menuju Bad Münstereifel

Untuk menuju kesini yang paling murah adalah menggunakan kereta. Kalian bisa membeli tiket dari Bonn menuju Bad Münstereifel yang merupakan stasiun terakhir. Perjalanan ditempuh sekitar 1 jam 10 menit. Atau kalian juga bisa mencoba rute lain dari Cologne dan mengganti kereta di Euskirchen menuju stasiun Bad Münstereifel.

        

ditulis di rumah baru

23:59CET Sunday, 1 April 2018

sambil dengar lagu Payung Teduh – di atas meja

Sweet Little Escape ke Bad Münstereifel

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

3 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

    Trending posts

    No posts found

    Subscribe

    Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.