Saya punya pertanyaan “Jika saya mati, apakah blog tetap abadi? Bagaimana nasib blog www.adlienerz.com ini?” akhir-akhir ini. Padahal banyak tulisan yang ingin saya bagikan kepada Ayyash, agar ia bisa membacanya suatu hari nanti. Saya ingin ia mengerti bagaimana Amma nya dalam menjalani hidupnya lewat tulisan-tulisan recehnya. Ada banyak cerita yang ingin saya ceritakan. Tapi kalau saya meninggal dunia, siapa yang urus pembayaran domain dan hostingnya? Apa ahli waris bisa paham membayar hosting dan domain per bulannya. Belum lagi cara pembayaran domain dan hosting website ini ribet banget. 🙁

Sejarah Ngeblog

Awalnya saya mulai suka menulis di www.blogspot.com (sekarang blogger.com). Alamat blog saya adalah www.adliencoolz.blogspot.com. Sejak tahun 2009, selalu ada saja tulisan yang saya buat. Entah masalah kuliah atau masalah hati. Saat itu, blog menjadi salah satu teman terbaik untuk bercerita. Karena belum banyak pembaca, jadi saya gak malu untuk menulis apapun di dalam blog. Tanpa beban. hahah. Saya punya website juga untuk tulisan gaje di WordPress.com haha.

Tapi hanya di blog ini saya berani nulis hal-hal yang beneran curahan isi kepala dan isi hati. Nulis puisi untuk gebetan, hayoo. Menulis kisah memalukan, hayoo saja. Curhat masalah percintaan, hayoo. Haha. Banyak banget kenangan hidup di dalam blog ini. Suka duka mulai dari kehidupan kampus, kehidupan percintaan, kehidupan di keluarga, masa pedekate, jalan-jalan, pernikahan, hingga sekarang punya anak satu. Bisa dibilang blog ini adalah monumen seorang Atrasina Adlina dari tahun 2009 sampai saat ini.

Blog Menghasilkan Uang

Semuanya ada di dalam blog ini. Lalu pada tahun 2014, saya belajar bahwa blog bisa menghasilkan uang. Tulisan-tulisan saya dibaca hingga sampai 300.000 pembaca. Alhamdulillah. Lalu setelahnya, saya mulai mendapat kesempatan jalan-jalan gratis, endorse barang, dan bertemu banyak orang melalui tulisan. Saya pun mulai melihat kesempatan untuk merubah alamat blog.

Saya memilih nama www.adlienerz.com. Entah atas dasar apa, tapi saya suka dengan nama ini. Saat itu saya tetap berlangganan www.blogger.com. Saya hanya beli domain (nama website), tanpa beli hosting. Saya hanya perlu membayar Rp.150.000 per tahun di IDWebhost.com. Murah banget kan?

Saya bertahan dengan membayar domain tahunan selama 3 tahun. Hingga satu hari di tahun 2017, seorang teman menawarkan agar saya menggunakan hosting berbayar. Katanya agar lebih mudah dan bisa masukkin gambar tanpa takut kehabisan space. Saya yang awam, iya-iya aja atas tawaran itu. Saya masih nebeng sama teman saya selama 2 tahun. Gratis. Thanks bro.

Tapi semua tulisan saya yang dibacklink beberapa blog jadi mati. Hiks. Padahal ngebangun backlink itu susah banget kalau dipikir-pikir. Belum lagi saya harus download satu-satu gambar yang ada di dalam blogger.com untuk masuk ke wordpress.com. Belum lagi semua tulisan saya jadi acuk kadut, gak keliatan SEO nya. Kerja keras juga tuh untuk bangun blog lagi. Karena emang gak keliatan di statistik WordPress.com sama sekali sejak 2009.

Selama dua tahun, saya beradaptasi dengan tampilan WordPress yang sangat berbeda dari tampilan Blogger yang lebih ringan. Pusing banget ketika harus berubah. Statistic saya sempat drop parah, lalu tiba-tiba naik tinggi. Semuanya berjalan menyenangkan. Saya dapat banyak kerjasama dengan beberapa brand selama dua tahun tersebut ketika di Negeri Kincir Angin. Alhamdulillah.

Pindah Hosting Blog

Lalu di tahun 2019, saya diminta untuk menyewa hosting sendiri. Karena katanya bagus untuk bikin Google AdSense. Saya pun iya-iya saja. Lalu saya pun migrasi ke Vultr.com. Saya pun mulai membayar 6 euro sebulan untuk hosting dan domain. Yes, saya bayarnya pakai euro. Karena saya gak punya kartu kredit, jadi saya pakai Transferwise. Ketika itu, belum ada opsi untuk tukar Rupiah ke Euro. Jadi saya emang murni pakai Euro simpanan saya. Sedih..

Setiap bulan bayar 6 euro lumayan berat rasanya. Belum lagi statistic yang anjlok parah akhir-akhir ini. Entah karena niche travelling lagi hancur sejak corona melanda. Tapi emang dulu sehari bisa sampai 1000 pengunjung, sekarang mentok di angka 350 views per hari. Tahun 2019 – awal 2020 blog bisa dikunjungi sampai 20 ribu orang per bulan. Entah kenapa masuk di pertengahan 2020 sampai saat ini anjlok parah banget. Sedih..

Pikiran Kematian

Dan tiba-tiba saya punya pikiran “Gimana kalau saya mati dalam waktu dekat, dan keluarga gak punya uang untuk bayar biaya hosting dan domain? Kan sayang banget semua tulisan hilang begitu saja tanpa back up?”. Belajar dari website milik Kak Cumi yang sudah meninggal, saat ini website cumilebay.com sudah berubah kepemilikan. Padahal di dalam websitenya banyak sekali informasi bermanfaat. Kan tulisan adalah hal yang abadi. Dan saya ingin membuktikan kata-kata Mbah Pramoedya Ananta Toer dengan kalimat saktinya “menulis adalah bekerja untuk keabadian”. 

Saat ini saya sudah coba menjelaskan cara bayar hosting dan domain ke Vultr.com ke Arif, tapi memang caranya sangat belibet. Pertama-tama, saya harus masukkin uang euro ke akun Transferwise, dari rekening bank ABN Amro. Supaya mudah, biasanya saya langsung masukkin uang 50 euro. Lalu nanti setiap bulan kepotong 6 euro atau sekitar Rp. 85.000 per bulan. Berat banget kalau dipikir-pikir. Sedangkan kalau saya meninggal, kan udah gak ada tuh kerjasama dengan brand. Hahah. Dan pasti akun bank ABN Amro dan Transferwise bakalan ditutup kan?

Selain itu Google AdSense ku juga kumatikan karena emang gak ngerti caranya. Sedih. Jadi bayar hosting dan domain kali ini hanya jadi kesia-siaan. Saya mau balik ke akun gratisan lagi aja yang cuman pakai domain aja. Tapi gimana ya caranya? Ada yang punya ide gak ya untuk balikin lagi ke akun gratisan? Haha.

Perhitungan Kenapa Ingin Ganti Hosting yang lebih ramah

Anggaplah saya sudah wafat, ahli waris harus membayar Rp. 85.000 per bulan lumayan berat. Soalnya kalau dipikir-pikir, Rp.85.000 tanpa pemasukkan pasif income dari blog terlalu boros menurutku. Bayangkan aja Rp. 85.000 x 12 bulan = Rp. 1.020.000. Banyak banget. Bisa beli 1 lot UNVR dan 1 lot TLKM. Kalau dulu ak gak ganti hosting, mungkin ak cuman menghabiskan uang Rp.150.000 per tahun. Kan bisa hemat dan jadi cuan. Hahah.

Ak pengen ganti hosting dan domain yang lebih murah, ada yang punya saran gak ya? Maafkan jadi curhat panjang lebar. Hahah. Beneran butuh solusi untuk masalah ini. 🙂

 

 

 

ditulis di Tajurhalang, Bogor

Ketika kepikiran soal kematian dan ingin agar tulisan tetap abadi.

0:42 WIB Jumat, 26 Februari 2021

blog mati

Bagaimana Nasib Blog, Ketika Pemilik Blog Wafat?

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

7 Responses

  1. Saya pribadi belum sampai sejauh itu, Mbak, meskipun memang pantas untuk dipikirkan. Saya sendiri blog wordpress tidak sewa hosting terpisah di penyedia jasa hosting karena pengalaman bingung ngelolanya kalau ada masalah. Saya bayar langsung ke wordpress sepaket domainnya saja (masih free hosting dengan 3 GB penyimpanan). Mau nambah penyimpanan ya upgrade personal, tapi belum saya pakai. Biayanya tak sampai 500 ribu setahun. Hosting dan domain udah ikut langsung di wordpress.com (server amerika), cocok buat saya yang gak mau ribet bandwith dkk hahaha.

    Kalau memang boleh saran, dan tidak mau ribet, mbak Adlien bisa ambil paket domainnya aja, tidak usah updgrade hosting. Kelemahannya memang tidak bisa sesuka hati modifikasi template (ada paket terpisah, termasuk template premium). Tapi buat saya yang penting nulis dan identitas blog jelas, yang biasa aja udah cukup.

    Terakhir, semoga mbak dan sekeluarga tetap dikaruniai kesehatan dan semangat untuk berkarya tanpa henti 🙂

  2. Wah mahal juga ya bund, aku dulu pernah main wp hosting juga pernah main web langsung ke cpanel import file php tanpa bantuan wp, tapi ya di pikir” ribet juga ya harus perbulannya juga dan akhirnya aku menentukan di blogspot aja lah yang free ,cuma modal domain yang perpanjangnya pertahun,
    Malah blogku yang .my.id langsung perpanjang sampe 10 tahun karna murah+pake blogger hehe

    Mungkin kalo artikelnya banyak ya pindah ke blogger agak susah bund

  3. Btw, hosting lokal Indonesia udah ada yg murah kok bun, apalagi blog seperti punya Anda yg kurasa tidak terlalu banyak makan space buat gambar dll. di Idcloudhost malah ada vps dengan space 20/25gb mulai dari 45.000 perbulan. hosting yg 15000 perbulan di provider lokal juga ada. untuk domain baiknya tetap. com karena com lah yg paling mudah dan dikenal.

  4. Ternyata berkaca dari pengalamannya Mas Cumi juga ya. Aku juga syok banget website cumilebay dot com udah nggak ada sekarang. Gimana mau “abadi” coba? Sekarang lagi mulai pakai blogger karena tampilannya rapi dan nggak ribet. Paling nanti beli domain aja kayak yang Mbak Adlien bilang.

    Aku juga sempet research gimana nasib blog kalau pemilik meninggal. Ada tulisan yang bahas ini, tapi sepertinya untuk sementara yang paling work adalah meninggalkannya kepada penerus untuk ngurusin pembayaran domain dan hosting.

  5. Iya mbak, karena blog beliau tuh bagus banget info-info nya. Saya suka cari rekomendasi dari blog beliau. Makanya sayang sekali ketika beliau berpulang, blognya juga harus ikut pergi. Padahal informasinya sangat bagus. 🙁

    Jadi kepikiran mau bikin ke wordpress.com aja, tapi kalau gak TLD, susah juga kalau mau kerjasama. heheh. Semoga kita semua sehat selalu.

    Terima kasih mbak sudah berkunjung 🙂 Salam kenal yaa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

Trending posts

No posts found

Subscribe

Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.