Ketika hutan gambut terus terbakar, dasar masalah kebakaran gambut dan siklus tahunannya harus berhasil diidentifikasi. Mengapa ada bulan kebakaran setiap tahun? Dalam kegiatan EcoBloggerSquad (10/6) Mbak Cecilinia dari Auriga, ada bulan-bulan kebakaran pada waktu-waktu tertentu dalam setahun. Setiap tahun, hal yang sama terjadi. Padahal, hutan gambut, di sisi lain, memainkan peran penting dalam ekologi. Kenapa kebakaran hutan ini bisa terus terjadi?

Manfaat Ekosistem Hutan Gambut

Pada awalnya, lahan gambut dihasilkan ketika bahan tanaman mati tidak dapat terurai di lingkungan basah. Hal ini menyebabkan akumulasi bahan organik yang terdegradasi sebagian di kubah gambut. Gambut bisa berusia sekitar 26.000 tahun dan kedalamannya lebih dari 12 meter di bagian tengah.

Lahan gambut mampu menampung hingga 30 persen jumlah karbon dunia agar tidak terlepas ke atmosfer. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan gambut memiliki fungsi untuk mencegah perubahan iklim, bencana alam, hingga menjadi penunjang perekonomian masyarakat sekitar. Lahan gambut juga memiliki potensi sebagai tempat cadangan air.

Karena itu banyak orang yang berasumsi bahwa hutan rawa gambut harus basah dan tahan api. Bukti sejarah mengungkapkan bahwa kebakaran lahan gambut sangat tidak biasa sampai beberapa dekade yang lalu. Masalah muncul ketika manusia mulai mengganggu proses alam tersebut.

Kubah gambut ini beroperasi seperti spons besar, menyerap air selama musim hujan untuk mencegah banjir dan tetap basah selama musim kemarau untuk mencegah kebakaran. Endapan gambut menjadi batu bara ketika terkubur selama ribuan tahun.

Apa yang membuat gambut begitu mudah terbakar?

Kebakaran hutan dan lahan gambut cukup sulit untuk dimulai dalam kondisi alami. Lebih jauh lagi, hutan hujan tropis dikenal karena kelembapannya yang tinggi dan iklim yang lembap.

Perubahan iklim, dikombinasikan dengan aktivitas manusia, tidak dapat disangkal mengganggu keseimbangan hutan dan lahan gambut. Karena sifatnya yang kering, daerah tersebut tidak diragukan lagi sensitif terhadap kebakaran. Kekeringan yang mendekati puncaknya menyebabkan kondisi tanah semakin kering. Di Indonesia, udara panas juga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan gambut.

Lahan gambut di Sumatera, Kalimantan, dan Papua selalu rawan kebakaran seiring pergantian musim. Karena bahan tanah terdiri dari unsur-unsur organik seperti daun, ranting, batang pohon, dan hewan yang mati dan membusuk, lahan gambut sangat rentan terhadap kebakaran.

Kebakaran Lahan Gambut yang Berulang

data dari Auriga

Setiap tahun, kebakaran terjadi. Sedikitnya 173 kejadian kebakaran telah dilaporkan di sepuluh provinsi: Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan di pulau Sumatera; Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah di Kalimantan; Sulawesi Tenggara di Sulawesi; dan Papua di pulau New Guinea. Beberapa provinsi (masih) kaya hutan, antara lain Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Utara, cenderung mengalami kebakaran besar. Sedih.

Selama sepuluh tahun terakhir, telah terjadi 1.130 kejadian kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Itu berarti ada lebih dari 100 kebakaran setiap tahun. Kerugian yang ditimbulkan cukup signifikan.

Jika ada tanaman atau bahan organik kering, kebakaran di lahan gambut cepat berkembang di bawah permukaan tanah dan kadang menjalar ke permukaan. Hal ini membuat pemadaman kebakaran di lahan gambut menjadi sangat sulit. Sementara itu, lahan gambut menyimpan sejumlah besar karbon, salah satu gas rumah kaca terpenting. Ketika lahan gambut terdegradasi dan terbakar, emisi karbon yang telah disimpan selama ribuan tahun dilepaskan ke atmosfer dengan cepat, mengorbankan kemampuan ekosistem untuk memulihkan dan menyerap karbon. Lahan gambut hampir tidak dapat dipulihkan setelah dihancurkan.

Pilihan apa yang kita miliki?

  • Melestarikan beberapa rawa gambut yang tersisa
  • Mendukung penduduk asli yang di dalam hutan tersebut
  • Mengurangi jumlah kayu dan kertas yang digunakan sehari-hari
  • Pilih pejabat yang peduli dengan inisiatif jangka panjang

Semua perilaku di atas sangat penting, dan meskipun mungkin tampak tidak signifikan pada tingkat individu, mereka dapat menambah dampak yang signifikan jika dilakukan secara kolektif. Masih ada waktu untuk menuntut perubahan, meminta pertanggungjawaban kekuasaan, dan mengakhiri kerusakan lingkungan, tetapi kita harus bertindak cepat.

 

Ditulis di DFW Indonesia

20:58 WIB 17 June 2022

sambil denger lagu I love you so – The Walters dan mengompres kaki yang terkilir karena jatuh di JPO Gambir

hutan gambut

Ketika Hutan Gambut Terus Terbakar

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

Trending posts

No posts found

Subscribe

Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.