Lahan gambut mengurangi selimut polusi. Kok bisa?

Kalian merasakan hal yang sama gak sih? Sekarang tuh iklim makin gak menentu. Yang dulu nya di bulan-bulan tanpa er adalah musim kemarau, sekarang malah jadi musim hujan. Belum lagi bencana yang semakin sering. Misalnya saja banjir bandang, kebakaran hutan, abrasi pantai, dan hal lainnya yang merenggut nyawa seseorang. Tak hanya itu, penyakit yang dulunya tidak pernah ada, mulai mengambil nyawa manusia.

Ini adalah beberapa pertanda bahwa terjadinya perubahan iklim yang semakin cepat. Banyak perubahan di dunia, disebabkan oleh perubahan iklim. Saat ini, manusia bekejaran dengan waktu untuk menghambat laju bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Salah satu yang bisa menahan laju perubahan iklim adalah hutan gambut. Kenapa hutan gambut? Karena ternyata gambut memiliki kemampuan untuk menyerap karbon sebanyak 56-60 gigaton. Dimana hal ini membantu bumi untuk mengurangi karbon yang memiliki dampak terhadap iklim.

Apa itu lahan gambut?

Gambut merupakan lahan basah atau rawa yang terbentuk dari timbunan daun, cabang, sisa pohon, rerumputan, atau materi-materi organik lainnya yang sudah mati. Timbunan ini menumpuk selama berabad-abad, hingga kedalamannya bisa mencapai hingga beberapa meter.

Lahan gambut di Indonesia tersebar di tiga pulau besar yaitu Sumatera dengan luas gambut 5,8 juta hektare, Kalimantan dengan luas gambut 4,5 juta hektare dan Papua dengan luas gambut 3 juta hectare.

Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara yang memiliki hutan gambut tropis terbesar di dunia. Tak hanya itu, kita juga menjadi posisi ke 4 yang memiliki hutan gambut terbesar. Keren banget kan?

Akibat lahan gambut terbakar

Saat lahan gambut terbakar, banyak hal yang bisa terjadi dan semuanya merugikan manusia. Tapi ternyata, kita juga banyak kehilangan hutan gambut karena beberapa hal. Misalnya saja pembakaran hutan gambut agar bisa digunakan sebagai tanah pertanian. Ketika hutan gambut terbakar, ia tak bisa langsung padam. Karena gambut memiliki kedalaman hingga 4 meter yang membuat api sulit padam. Padahal Ketika gambut terbakar, banyak flora dan fauna yang rugi.

Menurut catatan Pantau Gambut ada 35 spesies mamalia, 150 spesies burung dan 34 spesies ikan yang hidup di lahan gambut. Dimana beberapa fauna merupakan spesies endemic dan dilindungi oleh International for Conservation of Nature (IUCN) dan masuk dalam red list. Apa saja yang masuk dalam red list seperti buaya senyulong, langur, orang utan, harimau Sumatera, beruang madu dan macan dahan.

Jadi Ketika hutan gambut terbakar, kita sebagai manusia yang akan merugi Ketika mereka tak ada lagi. L

Kenapa lahan gambut bisa terbakar?

Banyak hal yang membuat lahan gambut semakin berkurang. Seperti yang telah saya jelaskan tadi, ada oknum yang memang sengaja membakar gambut agar bisa menanami pohon sawit. Karena gambut memiliki unsur hara yang tinggi dan cocok untuk jadi lahan

Sifat tanah gambut menyerupai spons dimana pada kondisi normal akan menyerap dan menahan air secara maksimal, namun pada musim kemarau lahan ini akan menjadi kering sampai kedalaman tertentu dan mudah terbakar.Selain itu lahan gambut memiliki kandungan bahan bakar berupa sisa tumbuhan sampai di bawah permukaan tanah. Hal inilah yang membuat jika lahan gambut terbakar sangat sulit untuk dipadamkan. Pada saat ini terjadi, api akan menjalar di bawah permukaan tanah secara lambat dan sulit dideteksi, serta menimbulkan asap tebal.

Menurunkan kesuburan tanah gambut

Hal ini terjadi karena abu bekas terbakar akan hilang terbawa air hujan yang meresap atau mengalir di permukaan tanah. Selain itu, membakar lahan gambut justru dapat menurunkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman yang hidup di gambut.

Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi polusi

Gambut sebagai tempat menyimpan karbon harus dilestarikan. Mulai dari memberikan edukasi dan kampanye tentang pentingnya gambut. Karena itu ada sebuah organisasi Bernama Pantau Gambut yang ikut memberikan edukasi dan kampanye mengenai pentingnya gambut.

Pertemuan di hari Jumat (21/10), bersama Ecobloggersquad juga jadi salah satu bentuk edukasi kepada blogger mengenai pentingnya gambut. Sebagai anak Kelautan, saya jadi belajar hal yang baru mengenai carbon. Selama ini saya percaya bahwa laut sebagai tempat menyimpan karbon yang sangat besar, ternyata masih banyak anugerah lain yang dimiliki oleh Indonesia sebagai tempat penyimpanan karbon.

Saat ini Indonesia sedang berusaha untuk mengurangi besaran karbon yang dilepas ke udara atau biasa disebut dengan emisi. Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia menguraikan transisi Indonesia menuju masa depan yang rendah emisi dan berketahanan iklim. NDC tersebut menggambarkan peningkatan aksi dan kondisi yang mendukung selama periode 2015-2019 yang akan menjadi landasan untuk menentukan tujuan lebih ambisius setelah tahun 2020, yang akan berkontribusi dalam upaya untuk mencegah kenaikan termperatur global sebesar 20oC dan mengejar upaya membatasi kenaikan temperature global sebesar 1.50C dibandingkan masa pra-industri.

Semoga saja kedepannya Indonesia mampu mencapai NDC seperti yang dicita-citakan. Karena saya lihat di berbagai kanal informasi, sudah banyak hotspot yang berkurang. Itu berkurang karena emang berhasil dipadamkan atau emang disana udah gak ada apa-apa lagi. Jadi yaa gak ada lagi yang bisa terbakar. Hehe.

Apa saja yang bisa kita lakukan sebagai warga biasa?

Naik transportasi umum! Ini tuh membantu banget untuk mengurangi pelepasan emisi karbon ke udara. Mbok naik angkot aja lah sekali-kali kalau emang gak terlalu buru-buru. Atau naik transjakarta saat menuju ke suatu tempat yang emang gak terlalu sulit dijangkau. Ketika kita naik transportasi umum, itu tuh membantu banget untuk mengurangi emisi karbon. Sesimpel itu.

Lalu melakukan edukasi dan kampanye untuk mengurangi pengurangan lahan gambut. Kalau bisa, lakukan penanaman kembali pohon-pohon yang menggantikan lahan gambut yang terbakar di daerah Kalimantan dan Sumatera. Jika kita semakin banyak menanam pohon, semakin banyak juga emisi karbon yang terperangkap di dalam pohon-pohon tersebut. Berkolaborasi dengan semua pihak untuk ikut mendukung lestarinya gambut di Indonesia.

Yuk, ikut berkontribusi dalam menahan laju perubahan iklim. Demi anak cucu kita.

 

 

sumber bacaan :

http://greengrowth.bappenas.go.id/diskusi-ndc-dalam-upaya-mengurangi-emisi-nasional/

Ternyata Ini Penyebab Lahan Dibakar buat Sawit…

https://gapki.id/news/1822/perkebunan-kelapa-sawit-dalam-fenomena-kebakaran-hutan-dan-lahan

http://ditjenppi.menlhk.go.id/reddplus/images/adminppi/dokumen/strategi_implementasi_ndc.pdf

gambut polusi

Lahan Gambut Mengurangi Polusi

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

Trending posts

No posts found

Subscribe

Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.