Cinta memang menyenangkan, hidup berdua bersama, menua bersama, sakit dan susah bersama. Mungkin inilah yang diingat oleh seorang nenek berusia 65 tahun bernama Lata Kare. Ia mengikuti lomba lari marathon 3 kilometer demi kesembuhan suaminya. Hidup bersama dengan suaminya yang sakit, Bhagwan Kare, membuatnya harus bekerja keras demi hidupnya.
Table of Contents
Berdua dalam Cinta
Kisah Lata Kare ini menggugah banyak orang. Saya menemukan cerita ini di laman twitter. Cerita tentang Lata Kare yang memenangkan perlombaan lari walaupun tanpa menggunakan alas kaki. Saya melihat trailernya di Youtube dan ikut meneteskan airmata. Bagaimana kisah mereka berdua mencari uang untuk berobat. Kakek dan Nenek ini berdua bergandengan tangan menyusuri jalan. Mencoba peruntungannya untuk meminjam uang ataupun mencari pekerjaan.
Saya sedih ketika mereka harus memakan nasi sisa ataupun tidur di emperan jalanan berdua. Entah kenapa, emosi saya diaduk-aduk disini. Saya jadi mengingat mungkin banyak orang di Indonesia yang juga merasakan hal yang sama. Hidup dibawah garis kemiskinan, tak ada keluarga, hanya berdua atas nama cinta lalu bersusah payah untuk menyambung hidup mereka.
Silakan lihat trailernya dibawah ini :
Suami Sakit
Ketika Bhagwan divonis penyakit yang mematikan, Lata berpikir keras untuk mencari cara mengobati penyakit suaminya. Dalam keadaan lapar, ia terbiasa bekerja dibawah terik sinar matahari tanpa alas kaki. Rasa cinta dan bakti pada suaminya lah yang membuat ia terus bekerja. Karena dokter meminta ia untuk segera melakukan MRI (magnetic resonance imaging) agar penyakit suaminya diketahui.
Lata yang saat itu tak punya uang sepeser pun, diberi tahu oleh seorang teman pekerjanya, Gauri. Ia mengatakan kepada Lata bahwa akan ada lomba lari marathon sepanjang 3 km di Baramati, India. Hadiahnya Rs 50 thousand, cukup untuk Lata membawa Bhagwan ke RS untuk memeriksakan dirinya.
Gauri mengatakan bahwa Lata terbiasa bekerja keras, ada kemungkinan Lata bisa menang. “Nenek sering jalan kaki, mungkin nenek bisa menang,” ujarnya dikutip oleh Lata Kare dalam wawancaranya. Dan hari perlombaan pun tiba, tahun 2014 saat ia berusia 65 tahun, ia pun memulai ajang lari pertamanya.
Hadiah yang bisa menjadi jawaban dari penyakit suaminya terbayang dan membuat ia bertekad untuk memenangkan lomba tersebut. Ia berharap agar bisa punya uang untuk pengobatan suaminya. Melihat dari rekaman kemenangan Lata, ia sendirian yang berhasil memasuki garis finish perlahan-lahan. Sandal yang ia gunakan dalam perlombaan putus di tengah jalan. Ia menjadi peserta yang lari dengan keadaan kaki tak beralas. Scene ini mengingatkan saya pada sebuah film Iran yang sangat sedih, Children of Heaven.
Dalam wawancaranya dengan BBC ia mengatakan bahwa ia tidak mengerti dengan lomba yang diikutinya “Saat mendekati garis finish, ia masih jauh dari semua peserta, namun orang-orang bertepuk tangan dan menyemangatinya”. Hingga ia tersadar bahwa dia menang dan mendapatkan hadiah uang.
Menang tanpa disangka-sangka membuat Lata Kare diwawancarai oleh banyak pihak. Karena umurnya yang sudah mencapai 65 tahun pada saat itu membuat semua orang kaget dan kagum dengan kisah Lata.
Kisah Cinta yang difilmkan
Kisah cinta Lata Kare dan Bhagwan Kare ini pun masuk dalam layar lebar. Dua insan manusia yang bisa jadi contoh bagaimana arti kata “menerima dalam keadaan susah, lara dan duka”. Lata dan Bhagwan sendiri yang menjadi pemeran utama dalam film ini. Sang director, Naveen Deshaboina mampu mengajak kita untuk mengikuti kisah Lata Kare dan suaminya. Saya belum nonton filmnya secara utuh, masih sebatas trailer. Tapi rasa-rasanya film ini pantas untuk dinantikan.
Karena kita tau sendiri, Bollywood seringkali mengaduk-aduk perasaan penontonnya. Cerita Lata Kare yang diadopsi dari kisah nyata, pastinya memiliki tempat tersendiri di hati pemirsa pecinta Bollywood. Gak sabar mau nonton euy..
Penutup
Terkadang banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran bukan dari orang-orang terpandang. Orang yang dianggap lemah dan tak punya kasta bisa mengajarkan kita lebih banyak tentang cinta. Semoga kita selalu diliputi oleh cinta dan kasih sayang sesama manusia. Aamin ya rabbal alamin..
ditulis di Tajurhalang
15:31 WIB Rabu, 12 Februari 2020
sambil mendengar adzan ashar
sumber :
- Movie Review Late Kare https://timesofindia.indiatimes.com/entertainment/marathi/movie-reviews/lata-bhagwan-kare/movie-review/73333001.cms
- Wawancara Late Kare dengan BBC https://twitter.com/BBCIndonesia/status/1227379777889284102
3 Responses
Sepertinya udh ada, tapi belum masuk ke Indo
terharu puoll.. 😥 filmnya udah rilis belum?