Melihat perspektif dari keluarga korban, entah itu korban kejahatan, korban kecelakaan, dan kejadian lainnya bisa mengajarkan kita untuk berempati. Saya sering menempatkan diri saya sebagai orang yang mengalami kedukaan. Karena saya pernah merasakan kehilangan yang dalam.

Dari situ, saya belajar, bahwa kata-kata menguatkan itu tak semuanya bisa masuk ke hati. Hanya diri kita yang bisa menguatkan.

Tragedi Kecelakaan di Cibubur.

Saya paling sedih dengan keluarga korban kecelakaan lalu lintas.  Sama seperti kejadian kecelakaan sore kemarin di daerah Cibubur. Kecelakaan yang merenggut 11 nyawa dan melukai banyak orang. Truk menabrak 2 mobil dan 8 motor.

Beberapa korban adalah para pencari nafkah bagi keluarganya. Ada yang berprofesi sebagai ojek, pekerja kantoran dan juga seorang marinir.

Gak kebayang bagaimana rasa sakitnya melepas seseorang berangkat bekerja mencari nafkah, sorenya dikabarkan telah pergi meninggalkan dunia. Menyisakan perih dan luka menganga dalam hati.

Mungkin pagi hari, mereka sama-sama menyesap kopi di meja makan bersama-sama. Siangnya sedang mengabarkan bahwa mereka baik-baik saja. Lalu sorenya, mereka berpisah jiwa dan raga.

Saya selalu membayangkan bagaimana perasaan keluarga korban. Perasaan kehilangan yang besar. Lubang di hati yang menganga. Apalagi video para korban tersebar luas di media sosial. Semakin membuat hati terluka

Menempatkan Diri Pada Perspektif Keluarga Korban

Ada sebuah adagium yang saya suka.

“Put oneself in someone’s shoes”. 

Ini berarti menempatkan diri kita pada perspektif orang lain. Kita membayangkan bagaimana perasaan orang tersebut, jika kita mengalami hal itu. Jika kita melakukan ini, kita bisa menumbuhkan rasa empati kita.

Menumbuhkan rasa empati untuk tidak sharing kondisi korban, tidak menghambat proses evakuasi, tidak malah membuat petugas evakuasi terlambat dan yang paling parah adalah membuat lalu lintas malah macet parah.

Kebanyakan dari kita malah mengambil video. Berusaha untuk menjadi orang yang mengirimkan kabar dengan cepat ke media sosial. Di negara lain, mengambil gambar kecelakaan merupakan hal yang tidak dianjurkan.

Polisi di luar negeri, ketika mendengar kabar kecelakaan, mereka akan segera menutup badan korban dengan kain putih. Saya sampai mencari tahu, kenapa korban kecelakaan langsung diberikan kain putih. Mengutip dari website ada beberapa hal yang dilakukan ketika terjadi kecelakaan dan ada yang meninggal.

  1. Menutup jenazah untuk tetap menjaga harga diri orang tersebut. Karena jenazah adalah seseorang yang butuh dihormati sebagai manusia.
  2. Menjaga agar barang bukti tetap disana untuk petugas yang menangani TKP nantinya
  3. Memberikan perlindungan privasi bagi keluarga korban dan segera memberi tahu keluarga korban. Hal ini dilakukan agar tidak ada orang yang sekedar lewat, lalu mengambil gambar. Menguploadnya ke sosial media, dan keluarga korban mengetahui dari social media sebelum dapat informasi dari pihak berwenang. 🙁

Kebayang sih sedihnya keluarga jika mayat keluarganya jadi bahan perbincangan di sosial media. Yang bahkan kita gak tahu itu siapa.

To try to look at a situation from a different point of view; as if one were the other person; to empathise.

Firasat

Saya paling kesel dengan pertanyaan wartawan yang mencoba mengulik firasat keluarga korban. 🙁 Sama ketika Pak Ridwan Kamil kehilangan anaknya, Eril di sungai Aare, Swiss. Sedih banget. Setiap hari ada saja orang yang tidak peka, malah membuat pernyataan kontroversial mengenai anak Ridwan Kamil.

Padahal mereka sedang berduka. Malah ditanyain apakah pernah memiliki firasat. Mbok, kalau mau tanya ini saat keluarga sudah berani bercerita. Jujur, saya mengapresiasi Bu Cinta dan Pak RK ketika bercerita di Mata Najwa. Saya nontonnya nangis.

Disini Pak RK dan Bu Cinta baru terlihat siap untuk bercerita secara terbuka.

Bayangkan aja dulu pas baru banget kejadian, dan banyak sekali yang bertanya hal demikian. Pasti perasaannya tambah sakit. 🙁 🙁

ditulis di DFW Indonesia
10:33 WIB, Selasa 19 Juli 2022
sambil denger lagu Monolog – Pamungkas

Melihat Perspektif dari Keluarga Korban

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

Trending posts

No posts found

Subscribe

Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.