Saya pun mengenang sejenak perjalanan menemukan hidup yang sudah terlewati selama tiga puluh tahun ini. Suka dan duka berhasil dilewati, walaupun masih banyak hal-hal seru menunggu didepan, izinkan saya menuliskannya.
Tadi malam, pukul 23.40 WIB sebuah notifikasi Instagram dari @ishariatiz masuk ke gawai. Story-nya menampilkan wajah saya dan dia beserta doa-doa yang baik. Ternyata ia mengingat hari lahir saya. Haha. Padahal Arif sedang tertidur pulas sambil memeluk bantal guling di sisi Ayyash.
Table of Contents
Meniti Ingatan
Tahun 2021 jadi penanda bahwa usia memasuki ke tiga puluh tahun. Sudah tiga puluh tahun saya hidup di dunia, namun rasa-rasanya masih banyak yang belum saya lakukan. Saya masih ingat daftar mimpi yang saya buat, enam tahun lalu.
Saya ingin mendapatkan beasiswa LPDP, lalu melanjutkan kuliah di luar negeri. Alhamdulillah Allah SWT kabulkan. Saya diterima menjadi mahasiswa Master of Aquaculture and Marine Resources di Wageningen University. Namun ternyata untuk mendapatkan gelar Master tak semudah yang saya kira.
Beberapa kali saya depresi ringan hingga lumayan berat. Lumayan membuat saya tumbang berkali-kali, sakit mental tapi entah kenapa tetap bisa tersenyum. Saya gagal berkali-kali dalam ujian yang diadakan oleh kampus. Inilah yang membuat saya sedih, belum lagi kehilangan salah satu orang yang dicintai saat sedang berada di rantau membuat saya semakin depresi. Al fatihah untuk Mbah Rayi.
Saya kira ketika mimpi saya terlaksana, saya akan bahagia. Ternyata tidak, Allah SWT memberikan saya pelajaran yang sangat berharga. Di saat saya terpuruk begitu hebatnya, saya masih memiliki lingkaran pertemanan yang positif dan membantu saya. Suami yang supportif. Orang tua yang mendukung. Walaupun mereka tidak sadari, tapi saya terbantu dengan gelak tawa mereka, canda abal-abal, dan bahkan surprise-surprise kecil yang terlaksana. Terima kasih untuk itu.
Di tahun ketiga puluh saya hidup di dunia ini, membuat mata saya terbuka, bahwa dunia ini bukan hanya hitam dan putih. Saya mempelajari banyak hal, mulai dari sakit hati, bahagia, hal sedih dan kehilangan.
Kaleidoskop 2020
Setibanya di Indonesia, saya pun harus mengalami baby blues sejak kelahiran Ayyash. Bayi yang kami nantikan sejak bulan Februari 2019. Tapi ternyata saya tak bisa menjadi seorang ibu yang baik, karena depresi saya membuat ia terlihat merana. Tapi Allah SWT kuatkan saya untuk bisa menyusui dan mengasihinya dengan baik hingga hari ini.
Awal Januari 2020 tak banyak doa yang saya panjatkan. Biasa saja, karena saya fokus untuk menyembuhkan diri saya terlebih dahulu. Fokusnya cuma satu : Sembuh.
Lalu tiba-tiba dunia dilanda oleh pandemi. Yang membuat semua orang pontang panting menyelamatkan diri masing-masing. Supermarket penuh, semua panik, kami pun juga merasakan itu. Tiba-tiba kami menumpuk stok makanan di dalam rumah untuk menghindari kontak dengan orang lain.
Namun karena kami tinggal di pedesaan, agak egois jika kami tidak peduli dengan masyarakat sekitar rumah. Kampung kami banyak dihuni oleh warga yang tak berpendidikan tinggi, tak punya pekerjaan tetap dan bekerja serabutan.
Saya pun berinisiatif untuk mengumpulkan nama dan informasi tentang penerima, lalu menyebarkan informasinya melalui sosial media. Ternyata saya dikeliling oleh orang-orang yang sangat peduli. Ketika saya membuat kado kecil untuk orang-orang yang tak mampu di sekitar rumah, banyak tangan ikut terjulur. Mereka yang tanpa diminta tiba-tiba mengirimkan sejumlah uang ke dalam rekening. Tanpa dirasa, kami berhasil mendistribusikan paket sejumlah 130 paket selama 7 bulan berturut-turut. Masya Allah.
Kembali Menemukan Diri
Dari program berbagi itulah, entah darimana, saya tiba-tiba mulai kembali ke diri saya yang dulu. Diri yang penuh dengan gairah. Sempat kehilangan arah selama 2 tahun itu gak enak rasanya. Saya tiba-tiba punya semangat untuk membangun Indonesia, mengingat kembali apa yang pernah saya tuliskan di dalam dream board saya.
Allah SWT yang membuat teman-teman tergerak membantu orang lain dan saya sebagai perantara penyampainya. Dan di saat itulah saya merasa lebih bersyukur.
Hidup yang saya kira buruk, ternyata masih lebih baik daripada orang kebanyakan. Saya bertemu dengan orang yang difabel namun masih tersenyum, bertemu orang tua lansia yang tinggal sendirian tapi masih bisa bersyukur, orang yang bisa makan sehari sekali sudah alhamdulillah, orang yang digaji 10 ribu rupiah per hari dan cerita lainnya.
Mungkin orang-orang tersebut tidak menyadari bahwa mereka mengajari saya. Saya jadi mengingat sebuah quote mengenai kerasnya hidup.
Hidup yang tak diuji tak layak dijalani.
Dan itulah yang membuat saya yakin bahwa sebuah kehidupan memang harus diuji. Allah SWT memang sudah menggariskan ujian bagi hamba-hambaNya yang beriman. Semoga Allah SWT merahmati kita semua. Aamin ya rabbal alamin.
Menyambut tiga puluh!
Saya yakin bahwa tahun-tahun ujian sudah berlalu. Jika ada ujian di depan, paling tidak saya sudah lebih prepare dan siap sedia. Naudzubillah.
Saat ini saya harus belajar banyak dan berlari mengejar ketertinggalan. Saya harus mendapatkan mimpi saya kembali dan semakin banyak membantu orang.
Bismillah demi Atrasina Adlina M.Sc tahun ini
Target-target yang saya buat pun menjadi lebih rasional dan achievable. haha. Bismillah. Mohon doanya yaa agar saya segera bisa menyelesaikan Master Thesis saya di bulan Agustus tahun ini. Karena kita tidak pernah tahu, doa mana yang tembus ke langit.
Penutup
Doa yang saya panjatkan sebelas tahun lalu rasa-rasanya belum banyak berubah. Saya masih ingin tetap bisa berbakti pada orang tua yang keduanya alhamdulillah masih lengkap hingga saat ini, pintar membawa diri, dan sayang kepada teman dan adik-adik. Dan di usia ketiga puluh ini sudah diberikan suami dan anak yang lucu. Semoga saya bisa menjadi istri dan ibu yang baik. Aamin ya rabbal alamin.
ditulis di Tajurhalang,
22:56 WIB 13 Januari 2021
tulisan ini ditulis dalam rangka mengingat kembali mimpi-mimpi yang sempat tertunda and Happy Birthday to me : 12 Januari 2021. Semoga menjadi orang yang lebih bersyukur ya dlien.. 🙂
2 Responses
Alhamdulillah terima kasih mas Mayuf. 🙂 Wah, bapaknya geng Capricorn juga. Sungkem buat beliau. 🙂
Selamat ulang tahun bund ,Semoga yang di semogakan tersemogakan aamiin
Btw tanggal lahirnya sama lho sma bapak aku hehe