Reading Aloud untuk Bayi, Bermanfaatkah? Membaca buku dengan lantang (reading aloud) untuk bayi sejak dalam kandungan dan bayi dipercaya membuatnya mengenali suara ibunya lebih dini serta bisa membuatnya lebih cerdas di masa depan.

Saya selalu menyisihkan uang sisa belanja untuk membeli buku untuk Ayyash. Setiap bulannya saya berkeliling toko online untuk mencari buku bacaan anak. Kadang saya juga membeli buku anak bekas. Kenapa milih buku bekas? Karena masih banyak buku-buku bagus. Ketika saya tinggal di Belanda, banyak sekali buku-buku bekas yang masih bagus. Semua buku-buku bekas dijual dengan harga murah. Hehe. Sayangnya banyak yang menggunakan Bahasa Belanda dan saya gak bisa bacanya. ☹

Saat SD dulu, saya sering membeli majalah bekas Bobo, kemudian kebiasaan membeli majalah bekas berlangsung hingga SMA. Saya berlanggangan membeli majalah bekas Animonstar ketika SMA. Saya masih ingat bapak-bapak yang matanya agak terganggung penglihatannya selalu memberikan saya diskon. Biasanya saya menabung selama 2 minggu, lalu langsung membeli 4 majalah sekaligus. Selain Animonster, saya juga membeli majalah Tempo bekas. Haha. Apakah ada yang suka beli buku di Stasiun Citayam dan Stasiun Pondok Cina. Mungkin kita pernah bertemu saat itu.. 😊

Peran Ayah dan Bunda Mendukung Minat Baca

Nah, kebiasaan ini terbangun tidak serta merta begitu saja. Ada peran penting Ayah dan Bunda dalam menciptakan lingkungan yang nyaman bagi saya untuk bisa membaca. Bunda selalu menyisihkan uang gajinya untuk membeli buku anak-anak. Saya masih ingat, kami memiliki ensiklopedia bergambar sejak saya TK. Bunda walaupun lelah sepulang kerja, masih menyempatkan diri untuk mengajari anak-anaknya membaca.

Saya gak tau apakah Bunda selalu membacakan buku untuk saya di saat di dalam rahim maupun bayi, tapi yang pasti saat itu beliau bekerja sebagai peneliti yang memaksanya untuk terus membaca. Sepertinya hal inilah yang berefek bagi saya untuk hidup mencintai buku.

Sejak SD, SMP, SMA saya menjadi orang yang nongkrong di perpustakaan paling setia di jam istirahat. Menghabiskan berbuku-buku bacaan saat itu menjadi sebuah kesenangan tersendiri. Mengoleksi buku-buku bekas dan majalah bekas sebuah hobi. Karena buku baru sangat mahal dan keadaan ekonomi kami bukanlah menengah keatas. Hingga akhirnya saya bisa mengumpulkan uang sendiri, saya pun mulai membeli buku. Biasanya setiap bulan, saya memiliki 1 buku. Saya pernah rajin buat Book Kaleidoskop di blog ini. Hahah.

Saat ini Ayyash saya usahakan agar bisa mendapatkan akses buku-buku terbaik dalam masa pertumbuhannya. Karena saya ingin ia memiliki kecintaan pada buku, sama seperti saya. Cara-cara yang dilakukan oleh Bunda pun saya tiru dan modifikasi berdasarkan ilmu-ilmu parenting yang ada. Salah satunya adalah ilmu tentang Reading Aloud yang saat ini sering digaungkan oleh praktisi-praktisi kesehatan.

Apakah itu Reading Aloud?

Reading Aloud merupakan metode membaca lantang dan membacakan cerita kepada bayi. Bayi tidak pernah terlalu muda untuk membaca. Menurut buku “Super Bright Baby 50 things You Really Need to Know” by John Fardon, membuat saya tertegun. Dalam buku setebal 254 ini, John mengungkapkan bahwa salah satu membentuk bayi yang cerdas adalah membacakannya buku sejak ia lahir. Hal ini juga ditegaskan oleh Pediatric Academic Societies Meeting yang mengatakan bahwa bayi yang diajak membaca sejak usia 6 bulan memiliki kemampuan vocabularies (kosa kata) dan kemampuan literasi yang baik 4 tahun kemudian saat ia siap untuk masuk ke sekolah.

Merujuk pada laporan dari Becoming a Nation of Readers (1985), membaca lantang merupakan pondasi yang tepat agar anak suka dengan kegiatan membaca nantinya. Karena ada beberapa hal yang membuat Reading Aloud sangat bermanfaat nantinya?

Reading stories may not turn a baby into an embryonic Einstein, but it means he will recognize his parents’ voices before he is born, so you might like to read aloud once in a while, knowing that your baby will be listening. – John Fardon

Apakah Reading Aloud Bermanfaat?

Dari sebuah jurnal penelitian berjudul Reading Aloud to children : the evidence (Membaca lantang pada anak : Sebuah pembuktian), membuktikan bahwa reading aloud , khususnya dengan cara yang menarik dapat mendorong munculnya literasi dan perkembangan bahasa dan mendukung hubungan antara anak dan orang tua. Selain itu dapat meningkatkan kecintaan terhadap membaca yang bahkan lebih penting daripada meningkatkan keterampilan baca tulis tertentu.

Ketika orang tua memiliki sikap positif terhadap membaca, mereka lebih cenderung menciptakan peluang bagi anak-anak mereka yang mempromosikan sikap positif terhadap literasi. Jadi tidak ada salahnya untuk selalu mencontohkan anak membeli buku tiap bulan :). Hal ini dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan bahasa dan melek huruf yang solid. Ketika orang tua berbagi buku dengan anak-anak, mereka juga dapat mempromosikan pemahaman anak-anak tentang dunia, keterampilan sosial mereka dan kemampuan mereka untuk belajar coping strategy (strategi dalam menghadapi dan menyelesaikan sebuah masalah).

Reading Aloud memberikan anak pondasi dasar pengetahuan yang membantu mereka untuk merasakan apa yang mereka lihat, dengar dan baca. Semakin sering orang dewasa membacakan cerita kepada anak, semakin besar kosa kata mereka bertumbuh tentang dunia.

Yuk semangat ajarkan bayi membaca. 🙂

Tips Reading Aloud bagi bayi

Dalam buku, ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam mengenalkan buku kepada bayi.

  1. Bangun habit atau kebiasaan bayi. Misalnya membaca dan menceritakan sebuah cerita paling tidak 20 menit per hari.
  2. Bacakan buku dengan waktu di waktu-waktu nyaman bayi. Jangan baca buku saat bayi merasa ngantuk, lapar atau lelah. Idealnya orang tua membacakannya buku di waktu sebelum bayi tidur. Saat ia masih melihat orang tua dan belum tertidur penuh. Cari waktu yang tepat.
  3. Berikan buku dengan warna-warna cerah. Saat ini sudah banyak buku dengan berbagai macam tekstur. Semakin kaya tekstur buku semakin baik bagi bayi belajar. Misalnya belikan buku dengan tekstur kain ataupun board book .
  4. Bacakan buku dengan berbagai macam intonasi dan ekspresi. Hal ini membuatnya semakin memahami bagaimana intonasi dan ekspresi nantinya.

Ide-ide yang bisa digunakan untuk membacakan buku kepada bayi

Diterjemahkan dari Reading Aloud with Children all of Ages (Derry Koralek), ada beberapa ide yang patut dicoba oleh orang tua saat mencoba membacakan buku kepada bayi.

  1. Dudukkan bayi di pangkuan Anda, pastikan ia bisa melihat gambar yang Anda bacakan.
  2. bermain dengan kata, menyanyi, dan gunakan lah nada saat memanggil bayi
  3. Cobalah untuk mengajak bayi berinteraksi dengan menyentuh, menggenggam, dan merasakan buku yang Anda pegang. Ini cara mereka untuk belajar.
  4. Tawarkan mainan bayi saat Anda membacakan buku.
  5. Baca 1 sampai 2 halaman di satu waktu, lalu tingkatkan jumlah halaman di hari lain.
  6. Biarkan bayi membolak-balik halaman jika ia terlihat tertarik dengan buku yang Anda bacakan.
  7. Tunjuk nama dan benda yang ada di buku. Jelaskan apa yang ada di dalam buku.
  8. Ajak bayi berinteraksi dengan baik, misalnya tanyakan “siapa ini? apa yang sedang dia lakukan?”
  9. Ajak bayi untuk ikut serta – misalnya jika ada hewan sapi, maka ajak ia untuk ikut bersuara seperti sapi (mooo).
  10. Tetap di halaman tersebut jika bayi terlihat tertarik dengan isi halaman
  11. Jauhkan buku dan lakukan hal yang lain jika bayi terlihat kehilangan minat.

Penutup

Mari mulai membacakan buku tiap hari untuk bayi. Agar kelak ia menjadi pribadi yang cerdas dan mencintai buku. Karena zaman ini sudah tak terpisahkan dengan gadget, ada baiknya diganti dengan buku. Tapi yang paling penting juga adalah memberikan contoh baik kepada anak. Orang tua juga harus mencintai buku agar anak juga sama. Karena anak seringkali menirukan apa yang orang tua lakukan 🙂

ditulis di Tajurhalang 22:45 WIB

January 12, 2021

Sumber :

Duursma E., Augustyn M., Zuckerman B., Reading Aloud to children : the evidence. ADJ Published on March 13 2015. http://adc.bmj.com/

Derry Koralek, Reading Aloud with Children all Ages. Reading Is Fundamental, Inc. Reprinted with permission from www.rif.org

Reading Aloud untuk Bayi, Bermanfaatkah?

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

12 Responses

  1. Wah informatif sekali. Saya awalnya agak ragu utk beli buku utk bayi umur 10 bln. Tp baca tulisan km jadi tertarik jg. Meskipun belum ngerti tapi pasti seneng liat buku yg warna warni. Makasih rekomendasinya 👍

  2. ih, kok samaan sihh? jaman aing SD dulu koleksinya ya bobo bekas. SMP mulai koleksi animonstar, bekas juga 😆
    SMA udah gapernah beli buku bekas lagi, langsung ngerental di penyewaan buku.
    sayang banget pas lulus kuliah balik ke Sorong, tempat loakan buku bekas dan tempat rentalnya udah tutup 🙁
    entah karna anak²/remaja jaman sekarang pada kurang hobi baca ato tren media bacanya aja yg bergeser. semoga alasan yg kedua sihh..

    membaca lantang 20 menit per hari lama juga yaa.. brrti ayyash secara ga langsung membaca buku lebih banyak dari rata² anak jaman sekarang. hebaattt.

  3. Iyaa mbak. Anak bayi bisa diperkenalkan sejak dini tanpa Ada ‘efek samping’. Saat ini lagi Ada grup WA untuk read aloud, kalau mba mau bergabung DM aja nomor WA nya ke @adlienerz . Nanti ak kabari adminnya☺️☺️

  4. Hahah. Iyaaa tossss berarti. Ak sampai skrg masih simpen pernak pernik Animonster. Perpustakaan jarang banget diminati, padahal di Belanda paling sering dikunjungi sama anak kicik

  5. Terima kasih mas Mayuf. 🙂 Konten di dalam website mas juga sangat bermanfaat, terimakasih sudah mampir dan juga mau berbagi 🙂

  6. Wah jadi ingat ketika saya balita ibu saya selalu membacakan kisah dengan memakai bahasa Inggris dan menunjukkan gambarnya ke saya. Ajaibnya sampai sekarang saya masih ingat kisah apa saja yang dibacakan, benar-benar kenangan yang sangat menyenangkan!

    Oh yah kak, jika kakak berminat untuk membagikan kisah kakak di berbagai website, jangan lupa mengunjungi web kami, ya!

  7. Iya, betul banget. Kenangan masa kecil yang dibacakan buku sama orang tua masih bisa diingat dengan baik. Karena itu kegiatan positif kayak gini harus terus dilakukan untuk generasi mendatang. 🙂

    Terima kasih atas tawarannya ya. Nanti saya cek-cek lagi 🙂 Soalnya lagi fokus untuk nulis thesis 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

Trending posts

No posts found

Subscribe

Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.