Bayi usia 22 bulan apakah aman untuk disunat? Kenapa saya mau mendaftarkan putra saya untuk sunat pada usia yang begitu kecil? Apakah hal itu tidak berbahaya bagi anak bayi?

Usia Aman Untuk Sunat Menurut WHO

Pertanyaan seperti itu juga beredar di kepala saya Ketika akun Dokter Apin membagikan informasi mengenai sunat bayi. Ia mengatakan bahwa sunat bayi adalah hal yang sangat disarankan oleh World Health Organization (WHO).

Keinginan kami agar Ayyash sunat lebih cepat karena baca highlight dari @Dokterapin. Beliau menyarankan agar bayi disunat, lebih ideal jika bayi disunat dibawah usia 12 bulan.

Kenapa?

WHO merekomendasikan usia 7-14 hari sebagai yang terbaik. Alasannya karena di usia ini, bayi belum merasakan sakit sehingga tidak menimbulkan trauma. Lagipula diketahui bahwa di usia ini, pembuluh darah masih kecil sehingga risiko perdarahan minim. Lagipula, di usia dini, proses pemulihan tubuh lebih baik sehingga luka pun bisa segera sembuh.

Selain itu bisa mengurangi kemungkinan terkena Infeksi Saluran Kencing atau biasa disebut ISK. Dan ini lazim terjadi pada bayi.

Kenapa Sunat di Usia 22 bulan?

Ada beberapa pertimbangan kami sebagai orang tua yang membuat kami mantap untuk sunat sebelum usia dia dua tahun.

  • Ayyash sudah bisa menceritakan rasa sakitnya. Dia sudah bisa mendeskripsikan apa itu sakit dan apa yang ia rasakan. Jadi kami bisa menanggulangi dan mengurangi nyeri di tempat yang ia ceritakan.
  • Ayyash sudah lepas clodi dan mulai toilet training. Kami berpikir kesiapan Ayyash untuk sunat adalah sudah lepas clodi, supaya lebih mudah jika setelah disunat.
  • Ayyash bisa berkomunikasi dengan baik jadi kami gak khawatir kalau dia merasakan sesuatu. Kalau dia lapar, dia akan bilang bilang, dia haus, dia akan bilang, pokoknya dia udah mau komunikasi apapun Sama kami.

-Dia gak takut lihat darah. Hehe. Dia pernah berdarah, dan cuman bilang “pakai minyak uang”. Maksudnya minyak beruang untuk mengobati lukanya. Jadi kami yakin, he is strong enough untuk disunat.

Memilih tempat sunat

Setelah mendapatkan banyak response dari teman-teman sekalian di Instagram mengenai tempat sunat. Terima kasih ya atas semua responsenya.

Akhirnya saya pun memutuskan untuk sunat di Bang Khimon yang dilakukan oleh Dokter Bambang.

  • Lokasinya dekat dengan rumah. Cuman 7 menit dari rumah. Hehe.
  • Dokternya ramah dan ternyata teman Ayah dan Bunda. Wkwkw
  • Harganya ramah di kantong (ini paling penting)
  • Proses pengerjaan yang cuman 5 menit
  • Selain itu bikin janji juga gak ribet. Tinggal WA saja waktu yang ingin diambil.
  • Punya website yang gak bikin pusing

Memilih metode sunat

Memilih metode sunat juga harus didiskusikan dengan ahli. Ada beberapa opsi yang bisa dipilih bagi bayi. Misalnya metode laser, smart klamp ataupun konvensional.

Pilihan untuk Ayyash jatuh ke metode alis klamp. Alisklamp adalah perangkat plastik kecil untuk menyunat dengan metode menggigit/menjepit. Alatnya hanya terdiri dari dua komponen; tabung polikarbonat transparan dan plastik putih yang secara mekanisme dapat menggigit/menjepit.

Teknik Alisklamp tidak memerlukan antibiotika selama perawatan. Adapun sebelum dilakukan pemasangan alat, dokter akan memberikan anestesi lokal pada penis yang akan bertahan sekitar 1,5 jam. Setelah dikhitan, anak dianjurkan istirahat untuk menghindari terjadinya edema yang berlebihan. Namun setelah 3 jam sesudahnya, anak sudah diperbolehkan beraktivitas seperti biasa.

Ini lah yang bikin kami yakin untuk pilih alis klamp. Karena nantinya Ayyash tetap bisa bergerak bebas setelah sunat. Heheh. Karena kami tau, dia anaknya aktif sekali.

Selain itu ponakan kami, Ahin juga sudah disunat dengan metode alis klamp. Sembuhnya cepat, hanya seminggu, bekas sunat sudah kering dan rapih.

Prosesi Sunat

Kami datang pukul 10.00 WIB, setelah Ayyash selesai makan pagi dan mandi. Setibanya disana Ayyash disuruh minum obat. Sepertinya obat penghilang rasa sakit

Setelah minum obat, Ayyash pun menunggu Giliran karena ada satu anak laki-laki yang hampir seumuran Ayyash yang dapat jadwal sunat.

Kami menunggu di luar, takut kalau anak itu nangis dan bikin Ayyash jadi takut.

Tak lama sekitar pukul 10.30, Dokter Bambang pun meminta kami masuk ke ruang praktek. Ayyash yang pernah masuk ke ruang praktek sebelumnya jadi merasa nyaman. Tapi karena lihat kostum dokter yang pakai face shield dan masker, dia jadi takut.

Dokter Bambang memulai prosesi dengan berdoa bersama. Kami membaca Al Fatihah bersama agar Ayyash jadi anak yang Sholeh dan memberikan motivasi agar Ayyash tidak terlalu takut.

Ayyash dibaringkan diatas tempat tidur, lalu penis nya diukur dengan penggaris bulat. Tak lama Dokter Bambang menyuntik area penis tiga kali suntikan. Disini Ayyash nangis karena kena suntikan. Lalu tidak berapa lama, dia mulai agak tenang.

Tapi ketika Dokter Bambang memasukkan tabung dan menyayat penis, baru deh dia nangis Kejer. Dia teriak “udah.. Udah.. Sunat udah..”

Untungnya prosesnya cepat sekali, gak sampai lima menit, klamp ditutup. Ayyash pun berhenti dari nangisnya. Langsung minta nenen.

Kami membayar 750 ribu untuk sunat, obat minum pengurang rasa nyeri dan sertifikat sunat. (Tapi dapat diskon sih. Alhamdulillah)

Perawatan Setelah Sunat

Perawatan penis setelah sunat dengan metode klamp termasuk mudah. Anak diminta beristirahat 3 jam setelah sunat. Lalu penis harus sering dibasahi dengan air. Lebih bagus jika sering berendam di air.

Minum obat yang diberikan sampai habis. 3 x 1 setiap pagi, siang dan malam. Makan makanan bergizi agar luka cepat sembuh dengan sendirinya.

Oia, dikasih juga minyak oles untuk mempercepat penyembuhan luka. Selain minyak yang dikasih Sama Dokternya, kami juga oles habbahsauda.

Dan, Ayyash diminta untuk pakai pampers selama klamp masih di penis. Karena kemungkinan tersenggol atau terbentur ada, jadi diminimalisir dengan penggunaan pampers.

Sehabis pipis atau BAB, Ayyash selalu panik lihat ada tabung yang nempel di penisnya. Tapi kalau pampers dipasang, dia lupa kalau habis sunat.

Aktivitas Seperti Biasa

Setelah anastesi lokal hilang, anak akan merasakan nyeri. Tapi bisa diatasi dengan obat dan juga makanan enak. Kami sudah mempersiapkan Chacha minis sebagai penutup mulut kalau dia nangis.

Jadi setelah sunat, kami berusaha menyenangkan hatinya. Dia ngajak main balon, ayoooo. Ngajak coret-coret ayoooo. Ngajak berburu ayam, ayooo. Pokoknya diikuti aja apa maunya.

Disediakan juga buah-buahan yang dia suka. Setelah sunat, malah makannya jadi lahap. Alhamdulillah.

Posisi Tidur

Nah, ini yang ak juga bingung. Harusnya sih setelah sunat posisi Tidur tetap telentang. Tapi di kasusnya Ayyash, langsung dia tidur miring kanan kiri. Padahal katanya kalau sudah bisa tidur miring kiri dan kanan artinya obat sudah tidak diberikan. But we will see tomorrow.

Karena kalau di botol obatnya tertulis harus dihabiskan, jadi kayaknya bakalan tetap diminumin ke Ayyash sampai habis. Semoga lekas mengering luka sayatannya. 🙂

Copot Klamp, hari keempat setelah sunat

Akhirnya hari Senin datang juga, selama empat hari dia selalu khawatir karena ada tabung menempel di penisnya. Tiap dia dibawa ke WC untuk ganti pampers, dia akan nangis karena melihat ‘benda asing’ di penisnya. Tapi kalau pakai pampers lagi, dia akan berhenti nangisnya dan seakan lupa dengan benda asing di penisnya. Hahah

Pukul 9, kami ke tempat praktek Bang Khimon lagi untuk bertemu dengan dokter setelah janjian. Disana, klamp Ayyash dilepas, sehingga hanya tersisa bagian tabungnya saja. Kami hanya disuruh untuk terus melanjutkan obat yang diminum, tetap mengoleskan minyak oles dan berendam agar tabung lekas copot.

Prosesnya gak sampai 1 menit melepas klamp. Alhamdulillah. Ketika kami pulang, Ayyash masih santai dengan tabung di penisnya. Sesuai dengan anjuran dokter, tabung selalu kami siram-siram agar cepat lepas. Dan alhamdulillah, ketika membersihkan pampers pada malam hari, tabungnya pun lepas. 🙂

Tapi lukanya masih belum kering sempurna, masih ada bengkak dan memerah. Namun kata dokter Bambang, hal itu wajar dan akan sembuh selama tiga hari ke depan.

Sekarang Ayyash gak perlu takut dengan tabung lagi kalau ke WC deh. Dan siap melanutkan toilet trainingnya. heheh.

ditulis di Tajurhalang

23:56 WIB, Senin 26 July 2021

 

 

Sunat Bayi Usia 22 Bulan, Emang Bisa?

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Categories

    Trending posts

    No posts found

    Subscribe

    Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.