“Kok kamu jalan-jalan mulu sih, dlien? Banyak uang ya?”
“Pasti kamu habis banyak uang kan untuk jalan-jalan?”
“Kok berani sih jalan-jalan sendiri?”
Padahal kalau dipikir-pikir saya tidak melakukan apa-apa, saya hanya mengikuti insting saya untuk travelling. Kecintaan saya pada travelling ini dimulai ketika SD, saat itu saya selalu dibully oleh teman-teman sekolah. Sehingga saya selalu bolos, pamitnya mau berangkat ke sekolah, tapi padahal nyari tempat tidur sambil kerjain PR hingga waktu pulang sekolah. Jarak rumah saya dengan SD Bina Insani di Bogor lumayan jauh. Biasanya saya jalan kaki dari Parung sampe Pura, terus nyari pos ronda untuk dijadikan tempat nongkrong sampe waktu pulang sekolah. Biasanya nebeng di rumahnya Arpan (sepupu) sampe sore. Hahah. #curcol
Oke, mungkin karena kebiasaan menjelajah pos ronda yang baru, saya mulai tertarik untuk menjelajah. Ketika memasuki masa SMP, kegilaan itu terus tumbuh. Setiap sore, saya, adik-adik dan tetangga rumah menjelajah kampung tetangga untuk mencari buaya fiktif di sungai belakang rumah (FYI, tidak mungkin buaya hidup di irigasi sawah. hahaha) atau berkejaran di sawah-sawah. Kami selalu mencari tempat baru untuk dijelajahi, bertemu lintah, kerbau, main layangan, dan petualangan seru lainnya. Hal inilah yang membuat saya ketagihan dengan petualangan-petualangan baru.
travel dengan teman kost |
Masa SMA pun dihabiskan dengan menjelajah daerah-daerah baru. Cakupannya lebih luas lagi, Jabodetabek! Saya selalu menghabiskan waktu di hari minggu untuk sekedar mengenal daerah di Jabodetabek. Naik turun kereta dan nongkrong di stasiun adalah kerjaan pas SMA. Hahaa. Pokoknya emang ga ada abisnya passion untuk jalan dan lebih mengenal daerah lain.
Pas kuliah di Unhas, kegilaan ini semakin meningkat! Setiap minggu saya selalu menghabiskannya di tempat-tempat yang berbeda. Entah saya lagi diving di pulau, naik gunung, jalan-jalan ke kota tetangga, di jalanan beli gogos, nginep di rumah temen, travelling di pulau seberang, dan lain-lain. Sehingga teman-teman pun selalu menyimpulkan bahwa saya banyak uang yang bisa selalu jalan-jalan.
Padahal sangat sederhana, ikutin saja passion untuk jalan-jalan mu. Tak perlu tempat-tempat jauh. Kalau di Makassar ada air terjun Parang Loe yang belum di eksplore, ada pulau Samalona yang berpasir putih, ada Karst Maros yang indah namun belum terjamah, ada Rammang-rammang yang punya sejuta cerita, dan masih banyak tempat indah yang lain. Saya cuman mengikuti insting saya untuk mencari hal-hal baru. Insting akan membawa kita menemukan petualangan-petualangan baru.
sama temen2 baru yang ketemu di Lombok, eh langsung ngacir ke Gili Kedis |
Nah, untuk memuaskan dahaga travelling saya, biasanya saya nyari jalan-jalan yang gratisan. Dalam artian ikut dalam suatu kegiatan dan minta didanain sama kampus. Hehe. Makanya perbanyak ikut organisasi, lomba-lomba karya tulis, penelitian dosen, atau lomba apapun yang pergi ke suatu daerah. Saya pergi ke Bali gratis, ke Pulau Sebatik gratis, ke Lombok, ke Amerika Serikat gratis, ke Ambon gratis, ke Padang gratis, ke Bangka gratis, ke Kepri gratis, ke Flores gratis. Hahaha. Kebanyakan jalan-jalan gratisan selama kuliah 5 tahun. 😀 Karena itu melalui tulisan ini saya mengucapkan Terima Kasihkepada Universitas Hasanuddin yang sudah rela mendanai biaya perjalanan saya selama ini. #uhuk
Nah, kadang-kadang ada yang suka nanya, kok berani sih jalan sendirian? Oke, sebenernya saya cuman modal nekat aja. Pengen ngerasain jadi orang yang tidak bergantung pada orang lain. Karena ketika travelling sendirian, kita akan bertanggungjawab pada keselamatan diri kita sendiri. Walaupun jalan-jalan bakalan seru kalau punya travelmate. Kalau ada temen rasanya lebih asik aja. Ada yang motretin, ada yang bantu-bantu dan yang pasti saling mencinta #eh maksudnya saling menjaga. 😀 Tapi semuanya depends on you, mau jalan-jalan sendirian atau berbarengan pun ga masalah. Yang pasti, jalan-jalan!! Hehehe.
Terus yang paling penting adalah gak perlu ragu untuk mengatakan “iya” pada setiap ajakan orang. Walaupun terkadang akan bingung bagi waktunya, tapi menurut saya hal tersebut bisa menjadi tantangan baru : membagi waktu untuk jalan-jalan. Selain itu travelling dengan orang baru akan menambah wawasan baru. Bisa juga ikuti kegiatan-kegiatan jalan-jalan yang bareng-bareng kayak Makassar Backpacker, Jalan-jalan Seru, dan lain sebagainya. 😀
Kalau tidak ada yang ngajak gimana? Ya, kamu yang inisiatif untuk ajak temen-temen lain jalan-jalan. Ga perlu ribet dalam menentukan pilihan tempat wisata, sekarang banyak kok blog-blog bertebaran yang menceritakan keindahan berbagai tempat disekitarmu. Coba aja i
ntip petualangan para Travel Blogger Indonesia (TBI). Satu lagi guys, jangan ragu untuk mencoba hal-hal baru. Just follow your travelling passion, guys!
Rabu, 25 Juni 2014 9:01 PM
Ditulis di Pelabuhan Perikanan Ambon
#tulisan ini tercipta gara-gara melihat obrolan member Travel Blogger Indonesia di Whatsapp. Hahaha.