Ternyata Maluku Juga Punya Batik, lho. Selama ini saya selalu mengira bahwa batik identik dengan kebudayaan Jawa. Ternyata saya salah.
Siang itu, saya sedang mengurus NPWP di Kantor Pajak. Ponsel terus bergetar menunjukkan bahwa grup di sebuah media sosial sedang bercerita mengenai Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober. Saya pun menyetujui untuk mengikuti posting bareng dengan anak Travel Blogger Indonesia. Saya cukup bingung dengan tema ini, karena saya tinggal di daerah timur yang notabene tidak memiliki batik. Kalau bicara soal kain tenun, saya bisa bercerita tentang Flores, Sulawesi Selatan dan Maluku, tapi kalau batik??
Batik adalah warisan nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII. Awalnya ditulis dan dilukis diatas daun lontar yang kasar, pola-polanya juga masih monoton. Motif dan pola batik didominasi oleh bentuk binatang dan tanaman. Hingga lama kelamaan batik pun menjumpai perkembangannya, corak-corak dominasi mulai beralih menjadi motif abstrak, corak awan, wayang, bunga, dan sebagainya.
|
pola batik Maluku berpola pala dan senjata |
Batik Maluku
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisional dengan ciri kekhususannya sendiri. Nah, inilah yang saya rasakan hadir di dalam batik Maluku. Khazanah budaya berupa ciri khusus dalam bentuk corak menjadi kekuatan batik Maluku. 😀
Karena bingung, saya pun langsung bertanya dengan seorang satpam di Kantor Pajak tersebut. Pertanyaannya sederhana, “Disini ada lokasi pembuatan batik, pak?”. Ia pun awalnya linglung dan bingung menjawab. Yang lucu, satpam tersebut juga menanyakan hal yang sama kepada salah seorang pengunjung. Tak diduga bapak baik hati itu menyebut kawasan Soya, Kecamatan Sirimau sebagai salah satu tempat penjual batik di Kota Ambon. Saya pun penasaran, seperti apa tempat yang didaulat sebagai lokasi pengrajin batik. Tak lama saya memutuskan untuk meluncur ke tempat tersebut. Tak terlalu jauh dari Kantor Pajak, sekitar 10 menit saja.
Mollucas Batik
Motor saya hentikan di depan sebuah kios kecil yang didaulat sebagai galeri batik Maluku. Plang berukuran 1 x 2 bertuliskan “Mollucas Batik” terlihat di depan kios. Saya pun masuk ke dalam toko bertanya-tanya, terlihat seperti pembeli. Menanyakan harga dan corak apa yang ada di batik tersebut.
Mbak baik hati pun menjelaskan bahwa batik Maluku memiliki 24 motif. Sebut saja hal-hal yang terkenal di Maluku seperti cengkeh, pala, salawaku (senjata khas Maluku), tifa totobuang (alat musik), debur ombak dan motif khas Pulau Seram. Tak hanya itu juga, warna yang disediakan beragam namun terlihat kalem dan keren. Mulai dari warna terang, kalem biru laut dan juga warna-warna gelap. Batik yang disediakan dibuat dengan cara di cetak, dicap, ataupun ditulis.
Harga yang ditawarkan untuk setiap lembarnya berbeda-beda. Mbak menyebutkan harga mulai dari Rp. 230.000 hingga Rp. 1.250.000. Itu tergantung tingkat kesulitan pola dan juga kualitas bahan. Saat ini sudah ada beberapa instansi pemerintah yang menggunakan batik Maluku pola bunga cengkeh pada hari kamis dan jumat. Keren! 😀
Walaupun pada dasarnya batik dikenal dimiliki oleh masyarakat Jawa, namun saat ini batik juga dimiliki oleh masyarakat lainnya di Indonesia, salah satunya Maluku. Meskipun tak seterkenal dengan batik Pekalongan, batik Solo, batik Jogja dan batik dari daerah lainnya. Namun perlahan-lahan batik Maluku memiliki tempat tersendiri di hati para pecinta batik.
Ditulis di kantor Harta Samudera ketika jam makan siang
1:14 PM, 2 Oktober 2014
Selamat Hari Batik Nasional 😀
3 Responses
Tolong dikoreksi baik2 itu artikelx..
Artikelx tentang moluccas batik di belakang soya
Tpi kenapa di fotox itu batik ronawiska di pulugangsa??
Emang sama2 di ambon tpi tlg ych diperbaharui infox
Thnks
Tolong yach…
Artikelx tentang Moluccas batik di belakang soya..
Tapi kenapa fotox batik ronawiska di pulugangsa..
Tolong dikoreksi ych.
Thnks
Trima kasih atas koreksinya, ketika saya kesana, saya tidak bawa kamera. sehingga saya ambil dari internet. jika ada foto yang bisa saya upload, bisa kirim ke email saya di : [email protected]
Danke. 😀