Little Venice di Netherlands, ini adalah sebutan untuk Giethoorn yang terletak di Utara Belanda. Untuk mencapai tempat ini lumayan juga kalau dari Wageningen. Perjalanan ini saya lakukan tahun lalu bersama Aken, Awi dan Fadli. Menurut orang-orang jangan pernah datang ke Giethoorn saat musim panas karena kalian akan melihat lautan manusia disana.

Dan betul saja kanal-kanal sungai di Giethoorn penuh dengan wisatawan mancanegara. Dengar dari teman saya yang orang Belanda asli, doi gak pernah ke Giethoorn untuk liburan. “Itu hanya desa biasa. Sampai sekarang saya belum pernah kesana,” ujarnya kepada saya. Yaahh, beda lah ya.. Saya yang orang Indonesia pun belum pernah ke Papua sampai sekarang.. Semoga bisa pergi kesana.. Aamin ya rabbal alamin.

Perjalanan ke Giethoorn

Balik lagi ke Giethoorn. Perjalanan yang kami tempuh untuk tiba di Giethoorn adalah 3 jam dari Wageningen. Pertama-tama kami naik kereta yang ke arah Amersfoort, setelah itu dilanjut dengan Snelbus menuju Meppel, kemudian naik kereta menuju Leeuwarden dan terakhir naik bis menuju Giethoorn.

Karena bis menuju Giethoorn hanya 30 menit sekali, kalian harus benar-benar mengechek 9292 untuk melihat jadwal bis yang available. Perjalanan selama 3 jam ke Giethoorn lumayan melelahkan karena harus berganti-ganti kereta. Hahah. Tapi yaaa, beginilah keadaannya kalau pergi dari desa ke desa lainnya. ๐Ÿ™‚

Sedikit info tentang Giethoorn

Karena ini adalah perjalanan pertama kali saya keluar dari Wageningen, jadi saya agak expected too much dengan Giethoorn. Haha. Kami tiba di sebuah halte bis yang berdekatan dengan sungai dan dipenuhi dengan kapal-kapal layar. Kami berjalan melalui jembatan bawah tanah untuk menuju Giethoorn. Disebelah kami sudah terlihat jalur sungai yang telah dibeton oleh pemerintah. Sehingga kapal-kapal bisa menambat tali disana.

Giethoorn merupakan bagian dari Provinsi Overijssel. Yang membuat desa ini menarik adalah tidak adanya mobil berlalu lalang disini. Ya iyalah, mbok jalannya hanya cukup untuk pejalan kaki dan sepeda. Untuk kehidupan sehari-hari mereka memiliki kapal-kapal yang ditambat di depan rumah. Btw, di belakang rumah mereka pun juga punya mobil. Jadi kebayang sih yang tinggal disini kaya banget karena punya kapal dan mobil. Haha.

Nah, Giethoorn menawarkan pengalaman untuk naik kapal mengelilingi desa ini. Sayangnya saya tak mencoba karena semua orang sudah nyobaik kecuali saya, jadilah saya ngeliatin orang lalu lalang naik kapal. Sempat beberapa kali saya melihat orang Indonesia yang lagi naik kapal, terus dadah-dadah saya kami.

ย 

Apa saja di Giethoorn?

Selain car-free village, Giethoorn juga punya beberapa tempat yang wajib kamu kunjungi. Pertama ada sebuah museum disana namanya Museum Giethoorn t Olde Maat Uus. Disana kalian bisa melihat benda-benda bersejarah di Giethoorn. Selain itu kalian bisa nyicipin kue tradisional. Kalian bisa memperhatikan ada sekumpulan ibu-ibu yang pakai baju tradisional dan lagi bikin kue tradisional. Mirip rempeyek tapi manis. Haha. Harganya 1 euro kalau gak salah. Kami gak sempat dapat, karena ibu-ibunya kehabisan bahan. Jadi kalau mau nyobain kue tradisionalnya, cepetan yaaa.. Sebelum kehabisan.

Selain itu disini ada beberapa toko yang menawarkan barang-barang sustainable seperti sabun, sampo dan perawatan wajah. Harganya cenderung mahal karena ini adalah tempat yang sering dikunjungi turis, yaa paham lah.. Tapi kebanyakan mereka menjual keju-keju gitu..

Di sebuah toko saya pertama kali mencoba keju dari kambing karena diajak Aken. Ya Allah, rasanee.. Kecut-kecut hambar dan baunya masih terasa di rongga mulut.. Aken sampai minta maaf berkali-kali. Haha. Tapi ini pengalaman saya kalau melihat keju dengan label geitkaas, saya gak akan mau makan. Haha. Selain keju kambing, mereka juga menjual keju yang dicampur basil, thyme, pepper, dan lain-lain.

Wrap Up?

Menurut saya Giethoorn keren, tapi karena penuh banget sama orang, jadinya bingung. Haha. Saking penuhnya sampai kalau jalanpun terhambat. Jadi kalau datang kesini ada baiknya datang saat Spring atau Autumn kali ya.. Kalau Winter gak mungkin juga soalnya dingin dan pasti gelap banget. Haha.

Persiapkan kamera yang proper, soalnya saya cuman bawa kamera action yang gak cukup bagus untuk menangkap memori disini. Sedih.. Makanya hasil fotonya seadanya, tapi saya tetap senang karena ditemani dengan tiga orang yang menyenangkan sepanjang perjalanan. ๐Ÿ™‚

Biaya Perjalanan ke Giethoorn dari Wageningen

Total biaya yang saya keluarkan untuk perjalanan ini sekitar 30 euro. Pertama saya menggunakan Group Ticket, dengan harga 10 eur per orang untuk PP. Sekarang sistem Group Ticket sudah berubah, satu orang membayar 15 eur PP dengan minimal 4 orang yang ikut dalam perjalanan tersebut. Kedua biaya bis dari Steenjwijk ke Giethoorn, saya membayar 2,72 eur untuk satu kali jalan. Jadi kalau PP, hitunglah 5 eur per orang. Total perjalanan menggunakan kereta dan bis 15 eur. Saya selalu membawa bekal kalau jalan-jalan. Hehe. Jadinya hanya mengeluarkan biaya perjalanan. Harga makanan disini bisa mencapai 10 eur kalau mau cari yang ngenyangin. hehe.

 

Thank you Awi, Aken dan Fadli sudah menemani jalan-jalan ke Giethoorn sebelum perkuliahan dimulai. Hahah.

 

ditulis di Asserparkย 18 November 2017,

tapi diselesaikan 10:31 CET , Wednesday 4 Juli 2018

sambil menikmati pagi di Beringhem tanpa musik

Perjalanan ke Little Venice, Giethoorn

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

8 Responses

  1. Wah terima kasih kak sudah mampir dan komen hehe. Salam kenal kak.

    Tinggal di Belanda juga kak? di kota mana kak? ๐Ÿ™‚

  2. aq tinggal dijakarta, tapi ada rencana menyusul suami q, jadi masih prepare buat inburgering.. ๐Ÿ˜€

    nanti qta rencana tinggal di rotterdam.

  3. Wah seru banget kayaknya ya di negara sana. Sungainya bersih dan penduduknya ramah-ramah..

    Semoga suatu saat bisa pergi kesana, hehehe

  4. Iya disini sungainya bersih, tapi kata dosen saya, duluuuuu Belanda juga air sungainya berwarna hitam karena tercemar. Tapi dengan bantuan teknologi, akirnya sungainya seperti sekarang. ditambah dengan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ๐Ÿ™‚

    semoga Indonesia juga bisa seperti ini suatu saat ๐Ÿ™‚

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

Trending posts

No posts found

Subscribe

Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.