Tinggal di Belanda berdua mungkin terdengar mengasyikkan, tapi tidak semudah kedengarannya. Selama hampir 5 bulan, kami berdua deg-degan karena belum mendapatkan kamar untuk dua orang (combi room) setelah tiba di Belanda. Pencarian rumah bisa menjadi hal yang sangat tak menyenangkan selama tinggal di Wageningen.

Mencari rumah bagi pasangan seperti saya di Wageningen bisa jadi sangat membingungkan dan membuat pusing. Apalagi Arif yang datang disaat saya belum dapat kamar combi untuk pasangan. Jadilah kami tinggal berdua di Asserpark. Sebuah kamar yang harusnya untuk satu orang, tapi diisi oleh dua orang.

Cerita Awal di Wageningen

Sebelum kalian bingung dengan keadaan kami, saya ceritakan dulu kejadian awalnya. Saya datang ke Wageningen dengan menyewa kamar teman saya yang bernama Ridwan. Karena sebelum berangkat saya menargetkan untuk tinggal sementara di Asserpark hingga nanti Arif datang dan saya pindah ke kamar yang untuk dua orang.

Ternyata untuk dapat kamar bagi dua orang tidak semudah yang saya kira. Waktu itu bulan Desember 2017, Ridwan sudah hampir datang tapi kami belum mendapatkan informasi tentang kamar untuk dua orang. Akhirnya saya deg-degan parah. Apalagi banyak kabar beredar jika selama 6 bulan tidak mendapatkan tempat tinggal, Arif dianggap illegal person yang bisa dideportasi kapanpun.

Akhirnya kami pun mencari berbagai inisiatif, mulai dari membayar biaya pendaftaran pencarian rumah di www.huurwoningen.nl, ataupun aktif mencari rumah di www.housingdeskwageningen.nl. Tapi memang rumah untuk dua orang sangat susah ditemukan, Arif pun masih tinggal numpang di Asserpark. Kami membeli kasur yang tingkat agar bisa menghemat ruang bagi dua orang. Walaupun pada akhirnya kami tetap tidur di ranjang yang sama. Upps.

Semua orang menyalahkan keputusan yang saya ambil. Seharusnya saya sudah mendaftar kamar bagi pasangan sejak datang ke Wageningen. Karena pada saat itu semua mahasiswa internasional mendapatkan prioritas untuk memilih kamar. Distance Priority ini bisa digunakan untuk mencari kamar yang sesuai dengan budget dan keinginan sang mahasiswa. Tapi bodohnya, saya tak menggunakan kesempatan ini selama di Indonesia. Karena saya pikir mendapatkan tempat tinggal akan menjadi pekerjaan yang mudah. Hahah.

Hingga akhirnya di bulan Januari, kami pun bertanya ke Idealis apa yang harus kami lakukan. Staff idealis memberikan kelonggaran waktu selama 1 bulan untuk kami mencari rumah. Kami juga melapor kepada Gementee Wageningen dan mereka juga memberikan kelonggaran yang sama. Tapi memang pada dasarnya batas waktu yang kami punya adalah Maret. Kalau Maret belum punya tempat tinggal, bisa-bisa Arif dideportasi!

Saya berkali-kali mengirim email ke beberapa Land Lord atau pemilik rumah yang tertera di dalam website. Tak jarang saya mendapatkan penolakan. Hampir 15 email saya coba kepada pemilik rumah, tapi hasilnya tetap nihil. Hingga akhirnya saya mendapat kabar akan ada kamar kosong di Beringhem untuk couple di bulan Maret. Jadilah saya membombardir email kepada Land Lord di Beringhem.

Kami diterima!

Alhamdulillah. Email yang berisi permohonan kami kepada Land Lord di Beringhem akhirnya diterima. Email balasan ini kami terima setelah berminggu-minggu melakukan ‘teror’ kepada sang land lord yang bernama Johan. Saya berusaha menghubungi beliau berkali-kali, hingga akhirnya saat kami sedang di Den Haag, kami mendapatkan telpon dari Land Lord yang mengatakan bahwa kami bisa menempati kamar tersebut. Alhamdulillah. Saya ingat pada saat itu kami sedang membeli kebab di dekat Toko Oriental. Dan telpon itu menyatakan bahwa kami diperbolehkan tinggal di Beringhem. Alhamdulillah.. Benar-benar berkah!

Persiapan Dokumen

Untuk pindah ke rumah baru agak sulit juga jalannya. Kami mengirimkan IBAN, Verblijft, dan juga statement bahwa kami tidak akan keluar dari kamar sebelum Agustus 2018. Setelah itu kami diminta untuk menandatangani kontrak rumah dengan harga sewa 568 euro per bulannya. Setelah tanda tangan kontrak, kami juga harus melapor kepada Gementee Wageningen dan juga Idealis untuk perpindahan. Setelah itu kami dianggap telah menjadi bagian dari Beringhem dan akan masuk ke rumah secara official pada tanggal 10 Maret 2018.

Cek Rumah Baru

Kebetulan kamar A15 ditempati oleh mahasiswa Indonesia, namanya Acha dan Millah. Sehingga banyak barang-barang yang dimilikinya dihibahkan kepada kami. Mulai dari kompor, kipas angin, printer, hingga sofa. Karena menurutnya ia juga mendapatkan hibah dari orang lain. Alhamdulillah kamar yang kami tempati sudah sangat siap untuk dihuni, kami tak banyak mengeluarkan dana untuk mendekor kamar ini. Hal yang saya beli untuk kamar hanya jam dinding, lampu belajar, dan pemanas air. Sisanya sudah ada disana.

Di dalam kamar sudah dilengkapi dengan tempat tidur untuk dua orang, meja belajar dan kursi untuk dua orang, serta lemari besar untuk menyimpan baju dan perkakas di dekat wastafel. Benar-benar sangat siap untuk dihuni.

Pindahan

Kami sepakat untuk memulai proses pindahan pada tanggal 9 Maret. Proses pindahan rumah ini cukup menyita waktu bagi kami berdua. Untungnya saya tak punya banyak barang selama tinggal di Asserpark. Sehingga kami hanya membutuhkan bakfiets milik mas Sahri untuk pindahan. Pindahan pun juga kami cicil-cicil selama seminggu. Hingga akhirnya semua barang pun tiba di Beringhem.

Namun ada beberapa barang yang saya titipkan kepada Lia untuk dijual di Wageningen Student Plaza seperti lemari, sofa, tempat tidur dan meja belajar. Hingga saat ini hanya tempat tidur yang belum laku. hehe.

Home Sweet Home

Butuh waktu yang lumayan lama untuk bisa beradaptasi di rumah baru, karena saya merindukan suasana komunal di Asserpark. Tempat saya yang baru sangat individualis, tak ada ramah tamah antara tetangga, tidak ada dapur bersama, tidak ada tegur sapa antara penghuni. Pokoknya sepi banget. Hari pertama bawaannya pengen nangis kangen sama suasana di Asserpark. Untungnya disini ada beberapa mahasiswa Indonesia seperti Mbak Astin, Mas Yitno, Sastrin, Dewi, Hafi, Icha, Ibnu, Kiko, dan Oka. Sehingga bisa membantu saya untuk beradaptasi sedikit demi sedikit.

Pindah ke Gementee Ede

Karena kami sudah terdaftar sebagai penghuni di Beringhem, kami pun harus melapor kepada Gementee Ede. Proses perpindahan ini tak terlalu rumit. Namun kita harus pergi ke Gementee Ede dengan membawa surat kontrak rumah, verblifjt, dan buku nikah. Pendaftaran ini hanya memakan waktu 10menit dan kita sudah terdaftar sebagai penghuni di Beringhem. Yang wajib diingat, jika selesai kuliah di Wageningen wajib melapor kepada Gementee jauh-jauh hari. Apalagi jika kalian mencoba mendaftar subsidi rumah disini.

Baca cara Mendaftar Subsidi untuk Rumah di Belanda disini.

Saran bagi mahasiwa Master yang membawa pasangan

Buat teman-teman yang ingin membawa pasangan selama studi di Wageningen ada baiknya mencoba menggunakan Distance Priority saat di Indonesia. Karena akan ada pilihan untuk mereka yang membawa pasangan yaitu di Haarweg, Bornsesteeg, Rijnveste, dan Marijkeweg. Tapi yang harus diingat tempatnya sangat terbatas, jadi harus selalu melihat ranking di Idealis setiap saat.

Good luck dengan pencariannya. Semoga dimudahkan oleh Allah SWT. Aamin ya rabbal alamin.

 

ditulis di Beringhem A-15

1:29 AM Tuesday, 3 July 2018

sambil dengar Al-Kahfi

Pindahan ke Rumah Baru di Wageningen

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse vel facilisis.

2 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

    Trending posts

    No posts found

    Subscribe

    Lorem ipsum dolor amet, consecte- tur adipiscing elit, sed tempor.